Pertama Kerja di Perusahaan Konsultan Manajemen: Memahami Atasan dan Rekan Kerja

Belajar untuk memahami atasan dan rekan kerja adalah suatu hal yang gampang tetapi sulit bagi saya di awal saya bekerja. Mengapa? Saya akan membagikan pengalaman saya, tetapi sebelumnya saya akan memperkenalkan diri secara singkat.

Saya adalah seorang lulusan teknik Industri di tahun 2015. Setelah saya mendapatkan gelar sarjana, saya pun langsung mendapatkan sebuah pekerjaan di sebuah perusahaan konsultan Manajemen.

Menjadi Seorang Pegawai Baru

Perubahan status saya menjadi seorang pegawai baru, membuat saya harus lebih banyak belajar lagi. Saya harus mempelajari pekerjaan saya yang belum pernah saya pelajari saat saya kuliah. Saya juga harus mempelajari lingkungan kantor dan sistem perusahaan.

Karena saya bekerja di sebuah perusahaan konsultan manajemen, maka saya juga dituntut untuk belajar bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain dan memahami orang lain. Tentu saja, ini harus dimulai dengan belajar untuk memahami atasan dan rekan kerja dan berkomunikasi dengan mereka.

Belajar untuk Memahami Atasan dan Rekan Kerja

Belajar untuk memahami atasan dan rekan kerja bukanlah suatu hal yang mudah. Awalnya, saya berpikir akan bisa mengerjakan ini seperti saya belajar tentang pekerjaan saya dan sistem perusahaan. Ini benar-benar sulit apalagi saya adalah orang yang tidak terlalu terbuka dengan orang lain, tetapi saya tidak menyerah.

Saat itu, saya mulai berpikir langkah apa yang harus saya pilih. Dan saya pun mendapatkan sesuatu ide dan langkah-langkah untuk memulainya.

Belajar untuk Memahami Atasan dan Rekan Kerja

Membuka diri dan Memulai Percakapan

Beberapa hari setelah saya bekerja, saya mulai untuk membuka diri saya kepada rekan kerja saya. Saya mulai untuk sekedar menyapa di pagi hari dan bertanya tentang sarapan pagi. Lalu, saya mulai mengajak rekan saya untuk membeli sarapan pagi bersama.

Baca juga:  Pengalaman Kerja di Startup, Cukup Seru Tapi Ini Faktanya!

Bukan hanya itu, saya juga mulai untuk memberanikan diri menyapa atasan saya. Kebetulan, atasan saya adalah perempuan dan usianya tidak jauh berbeda dari saya. Saya mulai untuk bertanya tentang pekerjaan terlebih dahulu.

Lalu, saya mulai untuk mengajak makan siang bersama dengan rekan saya. Dan disaat itu, saya mulai bertanya tentang perusahaan terlebih dahulu. Tetapi, hanya sebatas itu dulu, saya juga membatasi diri saya agar tidak dianggap ‘sok dekat’.

Tetapi, itu memang adalah awal dari segalanya. Setelah saat itu, saya jadi terbiasa untuk tersenyum dan memulai percakapan dengan atasan dan rekan saya.

Mengenal Karakter Atasan

Saya pun mulai mempelajari dan mengenal karakter atasan saya. Saya memperhatikan ritme atasan saya bekerja dan bagaimana aturan dia dalam bekerja. Saya mulai belajar untuk mencari tahu seperti apa karakter beliau, agar semua tugas bisa dikerjakan dengan baik.

Disaat saya sedang mengenal atasan saya, saat itulah terjadi masalah. Atasan saya memarahi saya karena saya mempersiapkan dokumen yang dia butuhkan untuk rapat dengan direktur di pagi hari, padahal dia sudah meminta itu untuk dipersiapkan kemarin sore.

Sejak saat itu, saya pun mulai mengenal karakter atasan saya yaitu orang yang tidak suka dengan hal-hal yang dipersiapkan secara mendadak. Perlahan-lahan saya semakin mengenal karakter atasan saya dan mengikuti ritme beliau dalam bekerja.

Mengenal dan Berbagi dengan Rekan Kerja

Saya juga mulai mengenal rekan kerja saya dari pekerjaan yang kami kerjakan bersama. Kebetulan, semua pekerjaan di kantor dikerjakan dalam satu tim yang terdiri dari 2 orang. Jadi, saya semakin dipermudah untuk mengenal rekan saya.

Saya mulai mencoba dengan makan siang dan pulang bersama-sama. Saya mulai untuk bertanya tentang pengalamannya bekerja di perusahaan itu dan tentang dirinya. Tidak lupa, saya juga berusaha untuk berbagi tentang diri saya kepada dia.

Baca juga:  Menghilangkan Demam Panggung Saat Menjadi MC? Ini Dia Caraku!

Saya juga benar-benar mengerjakan proyek secara tim, berusaha terlibat dengan keputusan yang ingin diambil dan mendiskusikan setiap permasalahan bersama. Saya berusaha untuk menghargai setiap perbedaan pendapat dan mengenal sifatnya.

Akhirnya, saya benar-benar memahami atasan saya dan rekan saya setelah saya bekerja selama 3 bulan. Ternyata, belajar untuk memahami atasan dan rekan kerja saat menjadi pegawai baru tidak semudah yang dibayangkan. Membutuhkan kesabaran dan usaha untuk dapat memahami mereka.

Bagikan:

Tinggalkan komentar