Driver Gojek adalah profesi yang sedang booming ditengah-tengah masyarakat, khususnya dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini. Dengan banyaknya cerita pengalaman driver Gojek yang berhasil mengantongi pendapatan diatas UMP ( Upah Minimum Provinsi ) per bulan, maka wajar saja jika semakin banyak orang yang merasa tertarik menjadi sopir Gojek.
Namun jangan salah menilai, karena pengalaman driver Gojek masing-masing orang tidaklah sama. Walaupun banyak yang menceritakan bagaimana enaknya menjadi rider Gojek, namun ada juga sebagian yang lain harus menghadapi asam pahitnya pengalaman selama berprofesi sebagai supir Gojek.
Sebelum mencoba mendaftar sebagai driver Gojek, alangkah baiknya Anda menyimak terlebih dahulu beberapa pengalaman para rider Gojek yang sudah menjalankan profesi ini selama beberapa tahun.
Cerita dibawah ini bertujuan untuk membantu Anda agar memiliki gambaran seperti apa sih menjadi driver Gojek itu. Apakah benar-benar enak dan mudah, atau justru menjadi tantangan tersendiri. Simak kisah lengkapnya di bawah.
Modal Awal yang Harus Disiapkan Oleh Driver Gojek
Pengalaman driver Gojek kali ini berasal dari seorang driver bernama Udin yang beroperasi di daerah Bandung. Udin memilih profesi sebagai rider Gojek karena besarnya peluang dalam mendapatkan penumpang, disamping proses pendaftaran yang mudah karena tidak membutuhkan ijazah khusus.
Apalagi Udin bekerja di Bandung, yang terkenal sebagai salah satu kota sibuk di Indonesia dengan aktifitas yang padat.
Dalam kesehariannya, Udin harus menyiapkan sepeda motor Beat, smartphone, pulsa Rp. 30.000 per minggu dan Rp. 70.000 per bulan untuk membeli paket internet. Ia masih harus mengisikan bensin sebesar Rp. 12.000 – Rp. 24.000 per hari.
Sama seperti pekerja lainnya, Udin memilih untuk libur sekali dalam satu minggu. Pengeluaran bensin juga tidak menentu, karena berdasarkan fakta dilapangan jumlah orderan sangat jarang bisa konsisten mendapat hasil yang sama setiap harinya.
Udin bekerja selama 26 hari kerja, dengan asumsi 13 hari ramai penumpang dan 13 hari sepi penumpang. Saat ramai penumpang, Udin mengeluarkan modal bensin Rp. 24.000 per hari. Sementara saat sepi penumpang, Udin hanya mengeluarkan modal bensin Rp. 12.000.
Jika dihitung-hitung, modal pokok yang harus dikeluarkan oleh Udin selama satu bulan adalah Rp. 658.000. Angka ini masih belum termasuk biaya makan dan ngopi, dimana Udin biasa menghabiskan Rp. 20.000 per hari. Sehingga total modal utama Udin adalah Rp. 1.178.000.
Ingat, setiap orang memiliki modal yang berbeda-beda. Tergantung berapa banyak Anda mengantarkan penumpang, biaya makan dan paket internet. Angka diatas hanyalah sekedar contoh saja, sehingga Anda pasti bisa memperkirakannya sendiri-sendiri.
Perkiraan Penghasilan Gojek Bandung Berdasarkan Pengalaman Udin
Setelah mengetahui perkiraan jumlah modal yang dibutuhkan, sekarang mari kita coba cari tahu berapa penghasilan bersih yang bisa didapat menurut pengalaman driver Gojek bernama Udin diatas.
Perhitungan keuntungan ini diharapkan bisa menjadi sebuah pembelajaran bagi semua calon driver Gojek baru. Anda bisa memperkirakan sendiri, apakah penghasilan yang didapat seimbang dengan usaha yang dikeluarkan.
Untuk bisa mengetahui bagaimana cara kerja Gojek dan gajinya secara akurat, maka kita harus melihat website resmi.
Adapun sistem kerja yang ditetapkan oleh perusahaan Gojek untuk layanan Goride adalah:
- Tarif Go-Ride untuk 10 KM pertama dibanderol Rp. 1.500 per kilo meter
- Jika sudah melebihi 10 KM, maka tarif dibanderol sebesar Rp. 3.000 per kilo meter
Setiap wilayah memiliki tarif yang berbeda-beda, sehingga pengalaman driver Gojek khususnya soal pendapatan selama per bulan bisa dipastikan berbeda-beda.
Berdasarkan kisah diatas, Udin diketahui menggunakan sepeda motor matic Beat untuk bekerja sebagai driver Gojek. Setiap 1 liter bensin, Udin mampu menempuh jarak sekitar 60 kilometer. Dengan biaya bensin Rp. 20.000 per hari, Udin bisa berkendara sejauh 110 kilometer selama satu hari.
Dengan jumlah penumpang yang fluktuatif atau tidak menentu, maka kita bagi menjadi dua kategori. 13 hari ramai orderan Udin berhasil mendapatkan 22 penumpang dengan jarak masing-masing 5 kilometer. Sehingga, penghasilan Udin per hari adalah Rp. 330.000.
Sedangkan ketika sepi orderan, Udin berhasil mendapat 12 penumpang dengan jarak masing-masing 5 kilometer. Itu berarti, penghasilan Udin per hari sebesar Rp. 180.000.
Total penghasilan Gojek Udin selama satu bulan adalah Rp. 4.290.000 + Rp. 2.340.000 = Rp. 6.630.000.
Itu masih belum dihitung dengan skema bonus yang diberlakukan oleh Go-Jek. Selama 13 hari, Udin berhasil mendapatkan 17 poin bonus per hari senilai Rp. 34.000. Sedangkan 13 hari lainnya, Udin mendapat 10 poin bonus senilai Rp. 10.000.
Bonus yang berhak diterima oleh Udin sebesar = Rp. Rp. 442.000 + Rp. 130.000 = Rp. 572.000
Jika dijumlah dengan penghasilan Gojek dasar, Udin berhasil mengantongi uang senilai 7.202.000.
Sistem Bagi Hasil Go-Jek
Sebagai pihak yang berperan mempertemukan mitra pengemudi dan penumpang, GoJek tentu mengambil keuntungan dari transaksi ini. Jangan khawatir Anda akan merugi, sebab GoJek menerapkan sistem bagi hasil yang sangat mengentungkan driver mereka.
Sistem bagi hasil Go-Jek adalah 90% sopir dan 10% diberikan kepada perusahaan Go-Jek. Berdasarkan pengalaman driver Gojek bernama Udin diatas, maka pembagiannya adalah sebagai berikut:
90% x Rp. 7.202.000 = Rp. 6.481.800
10% x Rp. 7.202.000 = Rp. 720.200
Uang yang didapat oleh Udin tersebut masih belum bisa dikatakan laba bersih, karena masih belum dipotong modal awal. Berarti, Rp. 6.481.800 – Rp. 1.178.00 = Rp. 5.505.800
Jika Udin bisa mengantongi penghasilan driver Gojek sekitar Rp. 5.505.800 per bulan, tentu profesi ini wajib banget menjadi pertimbangan utama semua orang. Dengan syarat-syarat yang tergolong mudah, saya rasa semua bisa menjadi bagian dari transportasi online ini.
Khususnya bagi Anda yang selama ini masih bingung mencari lowongan pekerjaan dan tidak kunjung ketemu karena masalah ijazah. Gojek siap memberikan Anda kesempatan untuk mulai menghasilkan uang bermodal smartphone android dan sepeda motor atau mobil di garasi rumah.
Mana yang Lebih Menarik Pengalaman Driver Gojek VS Kerja Kantoran
Seiring dengan menjamurnya layanan transportasi online ditengah-tengah masyarakat, profesi sebagai driver Gojek tentu semakin dilirik oleh banyak orang. Bahkan, ada yang membandingkan pekerjaan sopir Gojek dengan kerja di kantor.
Apabila kita melihat pengalaman driver Gojek bernama Udin diatas, tentu bekerja sebagai rider Gojek lebih direkomendasikan. Selain syarat-syarat mudah, besarnya gaji juga tidak kalah jauh dan bahkan bisa lebih.
Dengan jam kerja yang fleksibel, maka semakin banyak orang yang berbondong-bondong menjadi supir Gojek.
Namun kenyataan dilapangan tidak semudah ilustrasi Udin diatas. Karena jumlah driver Gojek semakin banyak, tentu tingkat persaingan juga semakin ketat. Mencari pelanggan juga tidak semudah dulu, sekarang semakin sulit.
Belum lagi saingan dengan layanan ojek online yang lain, seperti Grab, Bonceng dan sebagainya.
Untuk sekarang ini, saya rasa menjadi pekerja kantoran lebih menguntungkan dari segi gaji. Karena Anda setiap bulannya memiliki penghasilan tetap, sedangkan driver Gojek tidak menentu dan jumlah persaingan semakin tinggi.
Namun dari segi kemudahan, Gojek tentu lebih direkomendasikan. Karena jam kerja bisa Anda atur sendiri dan tidak memerlukan kualifikasi ijazah tertentu saat pendaftaran.