Aku tinggal di salah satu kota kecil di kaki Gunung Semeru. Embun serta nyanyian burung-burung masih sering menghiasi suasana pagi di kota kecil ini. Setiap kali akan mengawali hari, sepertinya semua orang akan berharap kelancaran dalam setiap urusannya, begitupun aku. Setelah beberapa waktu lalu aku lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA), aku berencana kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri ternama di Indonesia.
Beberapa rangkaian ujian masuk PTN sudah aku lalui, namun ternyata keberuntungan masih belum berpihak sepenuhnya kepadaku. Tidak ada satupun pengumuman yang menyatakan bahwa aku diterima masuk PTN. Saat itu aku benar-benar sedih, tak tahu harus melakukan apa dan kemana, besar harapanku sudah rapuh. Meski begitu, rasanya aku tidak mau terlalu berlarut dalam kesedihan, mengingat aku pun sudah berusaha semaksimal mungkin. Tanpa terlalu mempertimbangkan banyak hal, aku memutuskan untuk jeda setahun atau biasa dikenal dengan istilah gap year.
Sekian lama aku lalui waktuku tanpa melakukan kegiatan produktif yang berarti. Hari-hariku aku habiskan dengan bermain game online yang ada dalam ponsel pintarku. Saat itu aku tahu persis, bahwa aku tidak boleh terlena terlalu lama dalam zona nyaman. Aku mulai mencari hal-hal yang bisa aku kerjakan. Melalui media sosial instagram aku menemukan sebuah lowongan pekerjaan di salah satu minimarket yang identik dengan warna merah kuning biru, tetapi ternyata setelah aku cari tahu, bekerja disana harus menyerahkan ijazah untuk ditahan sebagai jaminan.
Karena cari aman, jelas aku tidak mau, hal yang aku takutkan adalah ada kemungkinan bagiku untuk melanjutkan studi di tengah-tengah kontrak kerja. “Next!” batinku, aku terus scroll up layar ponselku, berharap ada lowongan pekerjaan yang sesuai denganku, namun ternyata tak ada satupun. Saat itu yang aku pikirkan adalah menunggu ada lowongan kerja yang baru lagi.
Caraku Daftar Menjadi Driver Grabbike
Hari-hariku sebagai pengangguran aku habisi dengan berkeliling kota, meskipun tak jelas arah dan tujuannya. Tetapi mungkin sudah menjadi rencana Tuhan, dari jalanan lah aku mendapatkan inspirasi pekerjaan yang mungkin cocok buatku. Jalanan kota ini sudah mulai dimasuki salah satu perusahaan ojek online. Beberapa pengendara motor berjaket hijau tampak berlalu-lalang di jalanan kota, ada juga yang duduk dipinggiran untuk menunggu orderan, mereka adalah driver Grab.
Ya, setelah sekian lama jasa ojek online besar baru masuk kota kecilku ini. Sejak lama aku mengikuti akun-akun instagram bertajuk “Drama Ojol”, karena mereka seringkali membagikan keluh kesahnya bekerja sebagai driver ojek online. Dari sanalah aku mengetahui ‘dalamnya’ para ojol, yang pada akhirnya membuatku tertarik dengan pekerjaan itu.
Alasannya simpel, yakni jam kerja yang bisa aku atur sendiri, serta penghasilan yang lumayan bagi seorang anak muda yang butuh uang jajan lebih. Tanpa berpikir panjang, aku menghampiri salah satu driver Grab yang aku temui, tujuannya adalah untuk bertanya tentang informasi terkait pendaftaran driver Grab. M
enurut driver Grab yang aku temui itu, untuk mendaftar sebagai driver Grab baru harus menyiapkan beberapa berkas meliputi Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM), serta Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), tak lupa dengan materani 6000. Setelah lengkap, barulah melakukan pendaftaran di markas admin resmi Grab. Seribu doa aku berikan untuk seorang driver yang membantuku saat itu.
Modal Daftar Grab dan Prosedurenya
Semalaman aku memikirkan apa saja langkah yang harus aku lakukan, tak lupa dengan menyiapkan mentalku untuk pertama kali bekerja. Sinar matahari sudah memancar dari arah Timur, ayam berkokok melengkapi semangat baruku, setelah memastikan semua berkas sudah lengkap, aku meminta doa orang tua, meskipun aku sedikit gugup.
Singkat cerita, aku sudah berada di markas admin Grab sesuai alamat yang diberikan seorang driver Grab beberapa hari yang lalu. Didalam markas admin tersebut aku langsung ke tempat pendaftaran lalu menyerahkan semua berkas yang diminta. Sebagai langkah awal sebagai calon driver Grab aku harus melakukan top up saldo sebesar Rp. 100.000 serta wajib membeli jaket dan helm Grab seharga Rp. 200.000. Jadi dapat disimpulkan bahwa modal awal untuk menjadi driver Grab adalah sebesar Rp. 300.000.
Setelah mengurus semua administrasi dan sudah di accept oleh kantor pusat, aku diminta download sebuah aplikasi Grab khusus driver, disana terdapat modul dan video tutorial untuk menjadi driver Grab yang baik dan benar. Aku mempelajari semua materi dengan seksama, karena langkah selanjutnya adalah mengikuti rangkaian ujian untuk calon driver. Dengan mudah aku lulus ujian dan telah resmi menjadi driver Grab. Tak perlu dipertanyakan lagi, perasaanku saat itu senang dan merasa tertantang oleh hal yang menurutku baru.
Oh iya, saat pertama kali narik ojek, step by step tetap dipandu oleh aplikasi, tujuannya adalah untuk membantu driver baru dalam menjalankan pekerjaannya. Panduan tersebut hanya ada sampai 3 order pertama saja, untuk order keempat dan seterusnya, driver dianggap sudah mulai beradaptasi dengan penggunaan aplikasi.
Suka Duka jadi Driver Grabbike
Selama kurang lebih sepuluh bulan aku habiskan waktuku sebagai driver Grab. Hari demi hari aku jalani sambil menunggangi kuda besiku. Ratusan atau bahkan ribuan order dari setiap customer telah aku selesaikan. Berbagai pengalaman manis maupun pahit pun sudah aku rasakan. Dalam artikel ini aku akan menceritakan semua pengalamanku itu, baik suka maupun dukanya.
Jika berbicara tentang pekerjaan yang berhubungan dengan jasa, rasanya sudah tidak asing lagi dengan istilah uang tip. Menurut wikipedia, Uang tip adalah uang yang diberikan oleh konsumen kepada pemberi jasa sebagai tambahan dari harga yang telah dibayarkan. Pemberian uang tip kepada pelayan di restoran, sopir taksi, pengangkut barang atau tukang cukur rambut telah menjadi bagian dari budaya di berbagai negara.
Begitupun dengan yang terjadi pada pekerjaanku sebagai driver Grab, seringkali setelah menyelesaikan orderan dari customer, aku mendapatkan uang tip dari customer yang dermawan. Jumlahnya bervariasi, mulai dari Rp.1000 hingga Rp. 15.000. Meski begitu, jumlah yang aku sebutkan tersebut bukan jumlah yang mutlak, karena ada saja kemungkinan customer memberikan uang tip diatas jumlah tersebut. Nominal dari uang tip tersebut memang seringkali tidak besar, tapi bagi kami para driver ojek online, sekecil apapun nominal uang akan sangat berharga.
Satu lagi pengalaman unikku ketika bekerja sebagai driver ojek online, beberapa kali aku mendapatkan customer seorang yang memiliki jabatan disebuah perusahaan besar atau bahkan seorang pengusaha. Saat berada di perjalanan dan ketika obrolanku dengan penumpang klop, maka dari sanalah ada potensi benefit tambahan, buktinya aku memiliki pengalaman pernah ditawari pekerjaan yang lebih menjanjikan oleh orang-orang tersebut, meskipun pada akhirnya aku tolak secara halus karena aku akan melanjutkan studi sarjana.
Tak lengkap rasanya jika hanya menceritakan pengalaman yang menyenangkan. Layaknya Yin dan Yang, setiap hal di dunia ini pasti seimbang, begitupun dengan pengalamanku sebagai driver ojek online. Berbanding terbalik dengan customer dermawan yang memberi uang tip, aku seringkali mendapatkan customer yang ingin menang sendiri dan tak mau rugi. Salah satu contohnya, aku pernah mendapatkan customer seorang Ibu berusia sekitar 30 tahun, beliau menggunakan fitur Grab 2 titik tujuan, sehingga memudahkan beliau untuk sekali order saja. Saat itu siang hari sekitar pukul 10:00 WIB, aku membonceng Ibu yang sedang menggendong bayinya tersebut menuju sebuah Taman Kanak-Kanak (TK).
Setelah tiba di tujuan, ternyata beliau menjemput anaknya yang bersekolah di TK tersebut, beliau memintaku untuk memboncengnya bersama dua anaknya. Saat itu aku merasa serba salah, pasalnya hal seperti itu tidak sesuai dengan ketentuan dari Grab, terlebih aku tidak menyediakan helm tambahan untuk anaknya yang mana hal tersebut bisa membuatku ditilang polisi lalu lintas ketika melewati jalanan kota. Aku berusaha menyampaikan rasa keberatanku kepada beliau secara halus, tetapi ternyata beliau bersikeras untuk tetap mengantarkannya pulang bersama dua anaknya. Akhirnya, kepalang tanggung, mau tidak mau aku menuruti keinginan beliau. Ternyata masalah tidak sampe disitu saja, ketika sudah sampai tujuan, ternyata beliau mengatakan bahwa uangnya kurang dan akhirnya membayar seadanya, tapi bagaimana lagi, rasanya aku tidak bisa memaksakan, anggap saja bukan rezekiku. Tak hanya itu, masih banyak pengalaman buruk serupa yang selalu menghantui pekerjaanku, uang kurang, salah jalan, customer egois, review bintang yang jelek, hingga ancaman kejahatan lain seperti pembegalan.
Penting: Penghasilanku Sbg Driver Grab
Meskipun dihantui banyak hal buruk, ada salah satu hal yang membuatku tidak kapok bekerja sebagai driver ojek online, yakni penghasilan. Meskipun jam kerja yang fleksibel dan berbagai kelonggaran lainnya, ternyata tidak membuat pekerjaan ini minim penghasilan. Aku bekerja sebagai driver ojek online ini pada tahun 2018-2019.
Hitungan biaya antar yang harus dibayar customer saat itu dihitung berdasarkan jarak tempuh yang mana sebesar Rp. 3000/km. Memang terdengar relatif kecil, tetapi yang menggiurkan adalah insentif dari Grab bagi para drivernya. Setiap mencapai orderan tertentu, maka akan ada bonus dari Grab, berikut rinciannya :
- 5 Order : Rp. 10.000
- 8 Order : Rp. 30.000
- 12 Order : Rp. 50.000
Dalam satu hari, rata-rata aku bekerja selama 6-7 jam, kadang juga lebih dari itu. Selama aku berkelana dijalanan, dalam sehari aku bisa mendapatkan 12-15 orderan, jika bekerja lebih lama, maka aku bisa mendapatkan hingga 25 orderan dalam sehari. Dengan jumlah orderan tersebut, dalam sehari aku bisa mendapatkan penghasilan sebesar Rp. 80.000 – Rp. 120.000. Jumlah tersebut cukup besar bagi seorang anak muda yang gabut, hehe. Pada dasarnya, penghasilan driver ojek online setiap harinya akan sangat dipengaruhi oleh berapa jam ia narik.
Tips dan Saran buat Kalian
Dibalik segudang pengalaman unikku, hal yang paling aku suka saat bekerja sebagai driver ojek online adalah jam kerja yang fleksibel, bisa aku atur semauku, meskipun akan mempengaruhi penghasilan, tapi bagiku hal tersebut tidak menjadi masalah. Selain itu, karena pekerjaan tersebut juga aku bisa lebih mengeksplorasi jalanan kota, mencari pengalaman baru, hingga bertemu dengan orang-orang dengan berbagai macam karakter.
Bagi para pembaca yang ingin bekerja sebagai driver Grab, aku menyarankan kepada kalian untuk menjaga performa akun kalian, karena berdasarkan pengalanku, performa akun akan sangat berpengaruh pada banyaknya order yang nyangkut di akun kalian. Selain itu, pastikan terlebih dahulu bahwa kalian hafal jalanan disekitar tempat kalian narik. Selanjutnya, tetap kokohkan semangat dalam diri, tetap berusaha sabar semaksimal mungkin dalam menghadapi customer, karena bagaimanapun, customer merupakan raja.