Generasi milenial, seperti itulah sebutan bagi orang – orang muda yang melakukan banyak hal dengan ponsel pintar. Sudah pasti itu bukan generasi saya, dengan usia menginjak 50 tahun saya masih setia dengan segala sesuatu yang bersifat konvensional.
Sampai di suatu kesempatan mau tidak mau saya harus mencoba aplikasi yang konon favorit generasi tahun 2000 – an ini. Singkat cerita, saya berencana untuk menyusul suami saya yang sedang mengunjungi keluarganya di Bali. Berbekal tiket pesawat yang telah dipesankan oleh anak saya, pada pukul 09.00 wib saya sudah siap untuk menuju bandara Adi Sumarmo Solo.
Untuk menuju Solo jika saya mengendarai transportasi umum, kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 90 menit dan berganti kendaraan sebanyak 3 kali dari kota Boyolali. Wah, padahal waktu keberangkatan saya pada pukul 11.35 Wib. Bagaimana kalau terlambat ? Karena transportasi ‘sambung’ tidak dapat diprediksi.
Saya jadi teringat dengan aplikasi Grab yang pernah anak saya Install di ponsel ini. Apa saya coba saja ya, sepertinya mudah. Sembari mengingat – ingat saya coba dengan tahapan seperti ini :
- Klik aplikasi bertuliskan GRAB
- Layar pertama terdapat berbagai pilihan(CAR,BIKE,FOOD)
- Klik Bike (saya pilih bike karena saya tidak membawa banyak barang).
- Muncul Maps dan pada bagian bawah terdapat dua point.
- Point Biru untuk menuliskan lokasi penjemputan
- Point Merah untuk lokasi tujuan.
- Setelah menuliskan di dua point tersebut, muncul berapa tarif yang harus saya bayarkan.
- Tahapan ini cukup membingungkan, karena saat saya klik tombol GRABNOW muncul pilihan pembayaran CASH atau OVO.
- Saya pilih Cash ( karena saya ingin tidak mengerti apa itu OVO )
- Tak berapa lama notifikasi muncul , “yay , we found you a driver “.
Tak berapa lama sebuah nomor tidak dikenal menelepon, “selamat pagi bu, saya dari grab. Benar ibu order grab bike ?”
saya pun menyahut ” benar mas”
ia pun menjawab kembali “mohon ditunggu bu.“.
Hanya membutuhkan waktu tiga menit, seorang pria berjaket dengan logo Grab datang tepat di depan pagar rumah saya. Ia memberikan saya helm dan masker wajah, setelah siap saya pun membonceng. Sepanjang perjalanan kami berbincang dengan asyiknya, selain ramah penampilannya juga bersih dan wangi. Hmmm…saya rasa ini adalah keputusan yang tepat berkendara dengan grab.
Saya tiba di Bandara dengan menempuh perjalanan kurang lebih 40 menit . Wah.. ternyata cepat juga yang dibanding dengan transportasi umum. Setelah turun dan mengembalikan helm, saya mengambil uang untuk membayar. Tapi anehnya si supir membuka helmnya dan tersenyum,
“tidak usah bayar bu”
saya mengernyitkan dahi “lha kenapa ?”
dia kemudian tersenyum lagi “saya dulu muridnya ibu, pasti ibu lupa”.
Dengan keadaan setengah kaget ,dia meraih tangan saya dan menempelkan di dahinya
“saya pamit ya bu, hati – hati di jalan” tanpa sempat mengucapkan terima kasih ia pun berlalu.
Baca artikel menarik lainnya:
- Panduan Cara Menggunakan Aplikasi Grab Buat Pertama Kali
- Tutorial Cara Pesan Grab Semua Layanan Untuk Pemula
Setelah menyelesaikan proses check in , saya pun membuka kembali ponsel saya. Aplikasi Grab ternyata masih terbuka di layar depan, namun muncul notifikasi bergambar bintang. Saya klik sampai bintang kelima, ohh…ternyata ini penilaian ya.
Menempuh penerbangan kurang lebih 90 menit, akhirnya saya mendarat di bandara Ngurah Rai dengan selamat. Seharusnya suami saya menjemput, namun karena kemacetan yang parah akhirnya ia memutuskan menunggu di sebuah rumah makan di daerah Seminyak.
Saya lihat sekeliling, pasti sangat mahal jika mengunakan taxi bandara. Hmm…apa saya gunakan Aplikasi Grab lagi ya ? Akhirnya saya membuka aplikasi Grab kemudian mengulang tahapn yang sama. Namun kali ini tidak ada satupun yang mengambil orderan saya. Lebih dari 15 menit dan berulang kali muncul notifikasi Driver not found.
Saya terdiam dan melihat sekitar, dari kejauhan saya melihat spanduk besar bertuliskan ” OJEK ONLINE DILARANG MENGAMBIL PENUMPANG DI KAWASAN INI” hmm.. pantas saja yang tidak mendapatkan driver yang saya pesan.
Saya pun berjalan menuju ke pintu keluar, tak berapa lama saya sudah berada di luar bandara. Kali ini saya mencoba membuka lagi aplikasi Grab, namun karena cuaca panas saya akan memilih mengunakan jasa pengantaran mengunakan mobil.
Ternyata tahapan yang dilakukan tidak jauh berbeda. Bedanya yang saya pilih adalah CAR. Walaupun sedikit bingung tetap saat proses order kali ini semua berjalan dengan lancar. Saya dijemput dan sampai di tujuan dengan selamat. Jujur saya merasa sangat terbantu dengan aplikasi ini, ternyata begini ya rasanya menjadi generasi milenial. Tinggal pencet – pencet ponsel, kesulitan kita dapat teratasi dengan mudah.