Ternyata Segini Selisih Harga Grab dan Gocar – Udara pagi ini di Malang sangat segar, kabut tipis masih menyelimuti kota malang dengan tatapan mentari yang masih malu-malu untuk memancarkan sinarnya.
Banyak sekali anak-anak yang mulai memadati jalan untuk menuju sekolahnya masing-masing, ada yang SMP, dan juga SMA. Bukan hanya anak-anak tetapi juga karyawan dan karyawawati ikut memadati jalan.
- Malang Kota Pelajar
- Ojek Pengkolan Populer di Tahun 2000 an
- Sulit Bagi Yang Jauh Dari Lokasi Ojek
- Masih Mengandalkan Sistem Antrian
- Masa Kedatangan Ojek Online
- Ojek Pengkolan Berpindah ke Ojek Online
- Penghasilan Ojek Online Cukup Memuaskan
- Penumpang Sangat Di Mudahkan
- Harga Grab dan Gocar Bersaing
- Grab Bike Paling Murah
Malang Kota Pelajar
Semua kota memiliki nama keren masing-masing, begitu juga dengan kota Malang. Kota ini disebut sebagai kota pelajar, dikarenakan banyak sarana belajar seperti gedung-gedung dan juga sekolah sekolah yang berjajar dari sudut kota ke ujung kota. Mudahnya akses belajar disini membuat Malang ini disebut sebagai kota Pelajar.
Banyak sekali sarana yang digunakan anak-anak untuk menjangkau sekolah mereka, mulai menggunakan kendaraan sendiri maupun menggunakan sarana ojek.
Ojek Pengkolan Populer di Tahun 2000 an
Di Kota Malang, ojek konvensional atau kita kenal dengan nama ojek pengkolan ini sangat populer di tahun 2000 an. Bukan hanya ojek, tetapi kita di Malang juga masih bisa menemukan Bemo (kendaraan roda 3) maupun Delman dengan mudah.
Ojek pengkolan ini sering kali memiliki pos di area strategis jalan, misalnya di pojok kota, di perbatasan, di dekat mall, maupun di dekat sekolah-sekolah. Tarif mereka cukup murah, dan enaknya lagi masih bisa dilakukan negoisasi harga tergantung jarak yang ditempuh. Sangat memudahkan semua kalangan bukan?
Baca juga : Penghasilan Driver Gocar
Sulit Bagi Yang Jauh Dari Lokasi Ojek
Ternyata selain sisi positif ojek pengkolan ini ada juga beberapa hal negatif yang bisa kita temukan. Misalnya bila kita jauh dari lokasi nongkrong para tim ojek pengkolan ini, maka mau tidak mau kita harus menuju lokasi mereka. Tidak mudah memang, dan lokasi mereka juga tidak tersebar secara dekat.
Dengan poin-poin lokasi yang sudah mereka tentukan, bisa jadi jarak antara lokasi satu dengan lainnya berjarak 500 sampai 1 KM. Tetapi dengan adanya opportunity yang sudah masuk ke ranah mereka, maka tidak jarang pula mereka nongkrong diluar lokasi pos yang biasa mereka gunakan untuk ambil penumpang.
Masih Mengandalkan Sistem Antrian
Sangat enak memang bila di pos ojek pengkolan ini bagi pengguna ojek. Ada minus poin juga tetapi untuk driver/ abang ojeknya, karena mereka menerapkan sistem antrian dalam mengambil penumpang.
Jadi bila dilokasi ada 10 driver maka tidak bisa mereka langsung saling ambil, tetapi harus patuh pada nomor antrian yang ada. Sangat efektif bila di pos tidak ada banyak driver, sehingga antrian mereka pun bisa pendek yang artinya mereka bisa cepat mendapatkan penumpang.
Masa Kedatangan Ojek Online
Di tahun 2015 dan 2016 menjadi tonggak bersejarah bagi perkembangan teknologi dan juga efisiensi. Di tahun ini mulai bermunculan ojek dengan sistem online yang sangat mempermudah pelanggan dalam mencari ojek.
Pelanggan hanya membutuhkan smartphone dalam mengakses keberadaan driver yang terdekat dan bisa langsung melakukan request order. Di masa ini mulai banyak pro dan kontra dari ojek pengkolan, dimana lahan mereka seperti berkurang drastis dengan adanya sistem ojek online ini.
Tadinya mereka bisa menggaet sampai 5 penumpang sehari, sekarang semakin berkurang hanya 1 atau 2 penumpang saja. Lambat laun demo ada dimana-mana protes terhadap keberadaan ojek online ini.
Ojek Pengkolan Berpindah ke Ojek Online
Tahun 2017 dan 2018 merupakan tahun transformasi dimana kebanyakan driver ojek pengkolan sudah sadar arti dari perkembangan teknologi. Mereka sangat sadar bahwa bila mereka melawan arus teknologi malah sangat merugikan bagi mereka sendiri.
Pelan-pelan mereka mulai ingin tahu dan mencoba masuk ruangan ojek online. Mencoba mendaftarkan diri dan masuk menjadi bagian tim suport dari ojek online sendiri. Tidak susah juga, karena medianya sudah sangat akrab di masyarakat, yaitu smartphone.
Hampir sebagian besar masyarakat kita sudah memilikinya, sehingga penyesuaian ini sangat mudah untuk dilakukan, terutama bagi calon driver ojol.
Penghasilan Ojek Online Cukup Memuaskan
Hasil dari testing masuk ke ojek online ternyata tidak mengecewakan para driver, bahkan mereka merasa pendapatan mereka naik drastis. Yang tadinya hanya bisa mengantongi sehari hanya 50.000 an, sekarang malah bisa sampai 300.000 an, sangat drastis bukan? Ini sangat berdampak positif bagi perekonomian driver ojek online khususnya para pengguna sepeda motor.
Merambah ke next stage, tidak cuma sepeda motor saja yang bisa online, mobilpun sudah menerapkan sistem yang sama, yang dikenal sebagai Gocar atau Grab. Memang yang paling populer di awal-awal adalah Gocar dan Grab ini daripada aplikasi online yang lain.
Banyak sekali para pengguna atau user yang menginstal aplikasi Gojek (Gocar) dan Grab di smartphone mereka. Bahkan dari 80% sampel yang kami cek, mereka punya salah satu dari aplikasi ini pada smartphone mereka. Dunia semakin cepat dan persaingan semakin melekat.
Penumpang Sangat Di Mudahkan
Dengan sistem online ini tentusaja sangat memudahkan bagi user, mereka tinggal buka app dan tunggu ojek pesanan mereka menjemput. Tidak perlu lagi jalan ke lokasi atau pos tempat nongkrong ojek. Sangat hemat waktu dan lebih efektif sekali.
Bagi yang tidak punya kendaraan pribadi pun merasa sangat terbantu. Mereka bisa ke pasar dan membeli barang yang banyak tanpa khawatir barang mereka mau diletakkan dimana, karena mereka bisa order Grab / Gocar.
Harga Grab dan Gocar Bersaing
Bila ada yang bertanya berapa selisih harga Grab dan Gocar, ini merupakan pertanyaan yang sangat bagus sekali untuk diulas. Sebagai user / penumpang pastilah ingin menggunakan sarana yang tepat harga dan juga tepat tujuan, dengan driver yang ramah, dan juga safety nya bagus.
Selisih yang paling mencolok adalah jika kita menggunakan sarana sepeda motor (Gojek / Grab bike), dimana selisihnya bila di rupiahkan mencapai 7.000 dalam sekali trip (kisaran 17KM). Semakin jauh tripnya semakin besar pula selisih harga yang ada.
Sedangkan bila kita menggunakan mobil, Grab dan Gocar selisihnya tidak begitu besar, hanya 1.000 rupiah saja. Masih sama, jarak masih berperan dalam jumlah penyesuaian harga antara mereka.
Grab Bike Paling Murah
Setelah perbandingan yang cukup sengit bisa dipastikan bahwa juaranya adalah Grab Bike. Dengan selisih di Rp 7.000 tersebut cukup lumayan untuk pertimbangan para user atau pengguna ojek online ini. Memang hanya 7.000 saja, tetapi bila kita sering melakukan order, juga lumayan hasil kumulatifnya bukan?
Selisih harga Grab dan Gocar ini bisa menjadi panutan di area yang standart, artinya area yang khusus seperti bandara atau dekat terminal bisa jadi mempengaruhi harganya. Ada beberapa taxi bandara yang sudah bekerjasama dengan ojek online ini, sehingga harganya pun menyesuaikan. Mereka menaikkan harga karena ada juga biaya lain yang harus di setor ke pihak pengelola bandara / terminal. Yuk tetap dukung ojek online di area kita. (Briqvan)