Sekitar tahun 2006-2008, saya pernah bekerja di sebuah perusahaan konsultan bisnis dan penilai aset sebagai staf administrasi. Kalau diingat-ingat, seru juga dahulu bisa bekerja di perusahaan konsultan. Selain menambah credit point di CV saya, juga mendapat pengalaman menarik yang bisa saya bagi di sini.
Sekilas Tentang Konsultan Bisnis Dan Penilai Aset
Beberapa orang mungkin masih bingung, ya. Apa sih konsultan bisnis dan penilai aset? Sama nggak sih dengan konsultan pada umumnya? Nah, sekilas info untukmu, konsultan bisnis itu adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Mereka memberikan jasa nasihat dan solusi seputar masalah yang terdapat dalam usaha atau bisnis kliennya. Tapi sebenarnya tugas konsultan bisnis itu lebih luas lagi, mencakup pembuatan studi kelayakan, perencanaan, penilaian atas bisnis kliennya.
Sementara sebagai penilai aset, konsultan akan melakukan penilaian dan kelayakan aset yang akan dijadikan agunan kredit atau akan diperjualbelikan. Aset yang dimaksud bisa property, kendaraan, pabrik, dll. Hasil penilaian mencakup harga pasar aset, pemanfaatan terbaik atas aset, dan rekomendasi lainnya sesuai yang diminta klien.
Misalnya, kamu ingin membangun sebuah pabrik, nih. kamu sudah punya aset dan lokasinya, tapi kamu masih bingung ingin membuat pabrik apa. Nah, konsultan bisnis akan membuatkan studi kelayakan atau feasibility study untukmu. Mencakup perencanaan (jenis produk apa yang cocok diproduksi misalnya), analisis SWOT, strategi marketingnya, penilaian aset, dll. Konsultan juga bisa mendampingi pelaksanaan dari perencanaan yang sudah dibuat dan kamu setujui. Selanjutnya mereka juga membuat evaluasi atas hasil pelaksanaannya.
Jadi, fungsi konsultan bisnis dan penilai aset bisa jadi akan berlangsung dalam jangka pendek maupun panjang, sesuai kebutuhan klien. Hal itu sebenarnya tidak ada pengaruh signifikan sih, dengan saya yang bertugas di administrasi. Saya hanya mengurus kelengkapan kontraknya, pengarsipan laporan termasuk progress pekerjaan, dll.
Ritme Kerja Di Konsultan Bisnis
Berhubung pekerjaan di konsultan bisnis tergantung pada banyak sedikitnya proyek yang didapat, jadi ritme kerja di sana juga tergantung pada proyek. Jika sedang ramai, para konsultan dan karyawan bisa-bisa lembur sampai pagi. Tapi jika sedang sepi, ya santai. Khusus bagi saya, banyak tidaknya proyek nggak terlalu berpengaruh pada kesibukan sehari-hari. Ritme kerja saya cenderung stagnan.
Pagi hari akan dibuka dengan mengepos tagihan dan invoice yang kemarin belum sempat dikerjakan. Terkadang para appraiser (penilai) dan mereka yang bekerja di lapangan sering kembali ke kantor terlalu sore atau menjelang malam, dan tagihan akan ditaruh di box khusus yang ada di meja administrasi.
Saat itu saya bekerja di kantor cabang perintis, di Pekanbaru. Tahun 2006, Pekanbaru belum terlalu ramai lah, ya. Masih berupa kota yang sedang berkembang. Kantor kami juga tidak terlalu ramai. Jika dihitung keseluruhan, dari pimpinan cabang hingga office boy, hanya sepuluh orang karyawan. empat di antaranya adalah staf bagian operasional yang kami sebut appraiser atau penilai. Satu orang staf administrasi umum dan satu staf keuangan.
Secara umum pekerjaan saya sama sih, seperti staf admin lainnya. Lebih ke arah pengurusan surat menyurat, kas kecil, dan pencatatan administratif. Kalau sedang tidak ada proyek besar, pekerjaan kami cenderung santai. Para appraiser juga tidak berkerut kening dan minum bergelas kopi supaya bisa begadang sampai pagi. Saya malah sempat-sempatnya buka buku dan belajar, karena saat itu memang masih kuliah, mengambil kelas malam khusus karyawan di salah satu sekolah tinggi ekonomi.
Nah, jika proyek sedang banyak dan tensi pekerjaan naik, biasanya staf admin akan dimintai tolong untuk ikut terlibat di beberapa peran. Misalnya mengantarkan laporan tertulis pada klien, menghubungi klien untuk meminta kelengkapan data, atau memeriksa typo pada laporan. Hanya typo loh, ya. Karena isi laporan bukan untuk diutak-atik oleh admin kayak saya. Bisa kacau nanti.
Cara Agar Banyak Belajar
Nah, saat bekerja dan membantu pekerjaan para appraiser itulah saya bisa banyak belajar. Baik itu tentang penilaian aset maupun tentang studi kelayakan yang dikerjakan para appraisers. Soalnya fungsi saya di kantor, kan nyaris bisa dikatakan tidak terlalu mencolok dan penting. Sementara usia saya masih sangat muda (waktu itu ehehehe) dan masih banyak hal yang ingin saya jajal dalam hal berkarir. Maka mengambil sebanyak mungkin pelajaran dan serpihan ilmu adalah hal yang bisa saya lakukan saat itu.
Nah, jadi agar bisa belajar banyak hal sambil mengerjakan pekerjaan, yang saya lakukan adalah:
- Tidak pernah menolak jika ada appraiser yang minta bantuan saya, selama pekerjaan itu masih masuk akal dan tidak mengganggu pekerjaan utama saya. Entah itu menerjemahkan, menemani untuk bertemu klien, mewakili mereka mengantar laporan atau menjemput kelengkapan data, mengedit typo pada laporan, dll. Saya anggap itu sarana belajar dan berlatih.
- Saya biasanya aktif bertanya pada appraiser, terutama yang senior. Tentu saat mereka sedang senggang, dong. Kalau sedang sibuk lalu saya tanya-tanya, yang ada saya malah diusir hehehe. Misalnya saat diminta menangani typo pada laporan studi kelayakan, karena pendidikan saya juga ekonomi, saya berusaha sambil mengamati dan memahami isi laporan (tanpa mengubah. Hanya memahami saja). jika ada hal yang saya tidak paham, saya tinggal bertanya.
- Untungnya para appraiser di tempat saya bekerja ramah semua, dan suka berdiskusi. Jadi kami malah akan terlibat diskusi disamping mereka menjelaskan hal yang saya tanyakan tadi. karena itu, saya jadi mendapat sisipan ilmu dari mereka. Di masa sekarang, saat saya berprofesi sebagai penulis dan mengisi di beberapa situs, ilmu itu berguna saat saya membuat artikel dengan tema bisnis dan ekonomi. Beberapa ilmu tentang analisis pasar dan manajemen juga bisa saya terapkan saat saya menjadi olshopper beberapa tahun lalu.
- Berusaha tetap menjalin pertemanan dan hubungan baik dengan berbagai kalangan. Saat saya ditugaskan menemui klien, misalnya. Saya akan berusaha tetap menjalin hubungan baik dengan mereka walau secara tidak langsung. Saya berteman dengan asisten klien, atau untuk klien yang biasa menghandle urusannya dengan konsultan secara langsung, saya juga sebisa mungkin tetap memelihara hubungan baik.
Caranya bisa dengan menyapa dan menawarkan bantuan jika mereka berkunjung ke kantor. Mengingat beberapa detail kecil tentang mereka seperti apa minuman favoritnya saat berkunjung (karena seringnya saya juga ditugasi sebagai pembawa minuman saat ada klien datang. Multitasking sekali memang tugas saya), dan bersikap ramah.
Hal ini berguna untuk meluaskan jejaring pertemanan dan kenalan saya. Biarpun saya hanya staf admin, tapi tidak membuat saya minder. Kebiasaan itu berguna saat saya resign setelah dua tahun bekerja. Saya menyelesaikan one month notice dan mengirim surel pemberitahuan kepada semua pihak terkait tentang pengunduran diri serta PIC pengganti saya (termasuk ke email kantor klien yang biasanya dibaca oleh asisten atau staf saja). Beberapa dari mereka lantas menawarkan posisi di kantornya, dan ini sebenarnya bagus sekali untuk menambah pengalaman bekerja saya.
Tips Bekerja Di Konsultan Bisnis
Seperti kebanyakan bekerja di kantor lain, ketekunan, loyalitas dan profesionalitas kerja juga disyaratkan untuk bekerja di konsultan. Plus, kesediaan untuk lembur jika deadline sudah dekat dan progress belum mencapai target.
Hal lain adalah, jangan minder dan under estimate terhadap jabatan kita. Walaupun dipandang sebelah mata, buktikan bahwa kita bisa bekerja dengan baik dan cerdas. Kelak hal ini akan sangat berguna. Jika perusahaan tidak bisa melihat potensi kita, percayalah akan ada pihak lain yang melihat dan menghargainya dengan pantas.
Terakhir, selalu berprasangka baik pada setiap hal yang terjadi di perusahaan. Deadline dan lembur, pekerjaan yang menumpuk, selalu ada di setiap kantor. Prinsip saya dalam bekerja adalah, tidak menyesal memilih pekerjaan dan kantor tersebut. Jadi kalaupun ada hal buruk yang terjadi, saya tidak akan misuh-misuh dan mengambil langkah berdasarkan emosi. Terutama bekerja dengan para konsultan dan appraiser yang berbeda-beda tipe dan sifatnya. Kalaupun harus resign, maka saya lakukan baik-baik.
Percaya tidak, sekarang malah perusahaan tersebut kembali meng-hire saya sebagai content writer di situs mereka dan memberi bayaran yang lebih tinggi dibandingkan tarif tulisan saya di tempat lain.
Nah, itu tadi sedikit bagi-bagi pengalaman selama saya bekerja di perusahaan konsultan bisnis dan penilai aset. Walau cuma sebentar, hanya dua tahun saja, tapi memberi pengalaman yang sangat berguna bagi saya, bahkan sampai sekarang. Semoga bermanfaat.