Adanya ojek online terasa benar-benar memudahkan mobilisasi dari satu tempat ke tempat lain. Di Indonesia sendiri ada dua perusahaan ojek online yang sangat berpengaruh, yaitu Gojek dan Grab. Dalam tulisan kali ini, akan diulas mengenai pendapatan perusahaan Gojek. Di Google Playstore, aplikasi Go-Jek tercatat sudah diunduh sebanyak lebih dari 10 juta kali. Semakin banyak pengguna, tentu semakin besar pendapatan perusahaan GoJek. Bukan hanya itu, saat ini Go-Jek bahkan telah berekspansi ke Vietnam yang membuat pendapatan perusahaan GoJek juga semakin besar. Namun berapa sebenarnya jumlah pendapatan perusahaan GoJek tersebut?
Berbagai Sumber Pandapatan Perusahaan Go-jek
Sebagai perusahaan start up, penghasilan perusahaan Go-Jek dari beberapa sektor berikut ini.
-
Layanan Jasa
Karena merupakan perusahaan berbasis transportasi online, maka hal utama yang dijual oleh Go-Jek adalah jasa. Sebagai contoh, pendapatan rata-rata satu pengemudi adalah Rp20.000 untuk satu pesanan. Terdapat 500.000 pengemudi di seluruh Indonesia dan rata-rata dalam satu hari pengemudi mendapat 6 pesanan. Menggunakan sistem bagi hasil 80% untuk pengemudi dan 20% untuk Go-Jek, maka diperoleh:
Rp20.000 x 6 x 500.000 x 20% = Rp 12 milyar. Kemudian ada biaya bonus operasional dalam satu hari sejumlah 20% x 100.000 x 500.000) = 10 milyar rupiah. Maka dapat diambil jumlah kerugian operasional dalam satu hari adalah (12 – 10) milyar = Rp2 milyar. Itu belum termasuk biaya lainnya.
Baca juga:
- Syarat Tahun Motor Gojek 2018 buat Pendaftar Baru
- Penghasilan Sistem Bagi Hasil Go-Car Menguntungkan Pengemudi
- Cara Melihat Feedback Customer Gojek Anda
Merujuk pada perhitungan tersebut, kerugian operasional yang harus ditanggung Go-Jek setiap bulannya sekitar 6 milyar rupiah. Itupun belum termasuk biaya non-operasional lain, seperti gaji dan tunjangan karyawan, biaya listrik, gedung, dan lainnya. Jika hanya mengandalkan pelayanan jasa, maka sebenarnya sulit bagi Go-Jek untuk mendapatkan penghasilan besar.
Namun kerugian ini juga memiliki dampak baik. Adanya tarif murah disertai pelayanan yang maksimal tentu membuat semakin banyak orang menjadi pengguna jasa Go-Jek. Artinya, Go-Jek akan tetap mendapat kepercayaan dari penggunanya meski nantinya tarif tersebut dinaikkan.
-
Database
Karena berbasis online, maka Go-Jek juga terkait erat dengan database. Semakin terkenal dan semakin banyak digunakan, maka semakin banyak pemasukan Go-Jek. Selain itu, dampak yang ditimbulkan adalah akan semakin banyak iklan yang masuk ke Go-Jek sehingga menambah pendapatannya.
Jika ada semakin banyak orang yang membuat akun Go-Jek, maka keuntungan yang diperoleh Go-Jek juga semekin besar. Hal itu karena semakin banyaknya database yang dimiliki Go-Jek, mulai dari nomor HP, email, hingga demografi pengguna. Bukan hanya itu, tempat tinggal, frekuensi penggunaan, dan lainnya juga dimiliki oleh Go-Jek.
Jika database ini dijual ke pihak luar, maka Go-Jek bisa memperoleh tambahan penghasilan. Database ini juga bisa digunakan untuk melakukan ekspansi bisnis tanpa pengeluaran biaya. Bisa juga untuk tes pasar dan membuat efisiensi biaya dengan cara membagi para pengemudi ke tempat yang banyak konsumennya.
-
Kerja Sama
Go-Jek menerapkan penggunaan atribut yang harus dikenakan oleh pengemudinya, seperti helm dan jaket. Selain itu, Go-Jek juga membantu pembelian perangkat ponsel untuk pengemudi yang belum memilikinya. Kerja sama ini tentunya juga membawa keuntungan untuk Go-Jek.
Sebagai contoh, di awal ada pembayaran sebesar Rp800.000 untuk mendaftar dan biaya jaket serta helm. Untuk membuat jaket dan helm tersebut, Go-Jek mengeluarkan biaya sebesar Rp400.000. Dari sini sudah Rp400.000 keuntungan yang diperoleh untuk satu pengemudi. Jika terdapat 500.000 pengemudi, maka Go-Jek memperoleh Rp20 milyar.
Sebagai perusahaan yang sudah besar, Go-Jek juga tentu berhasil menjalin kerja sama dengan banyak pengusaha smartphone. Go-Jek bisa mendapat ponsel dengan harga yang lebih murah namun dibayar dengan harga pasaran oleh pengemudi. Hal yang sama juga berlaku pada provider. Ini tentu saja membawa keuntungan bagi Go-Jek, dan juga bagi pihak yang bekerja sama dengannya.
-
Investor
Berbagai perusahaan besar, seperti Warburg Princus, Farallon Capital, dan Capital Group Private Markets menyuntikkan dana pada Go-Jek. Meski dari lini utama yakni penjualan jasa Go-Jek menanggung kerugian, suntikan dana ini membuat Go-Jek tetap bisa beroperasi. Investor ini juga membuat ekspansi bisnis Go-Jek bisa semakin cepat.
Semakin banyak investor yang menginvestasikan uangnya pada Go-Jek, tentu membuat pendapatan perusahaan GoJek semakin meningkat. Jadi bukan masalah besar meski menanggung kerugian pada lini utama, nilai perusahaan yang terus meningkat akan mendatangkan semakin banyak investor.
Pada tahun 2016 Go-Jek sudah memiliki nilai saham sebesar Rp20 triliyun. Seiring berjalannya waktu dan meningkatnya ketenaran Go-Jek, nilai saham tersebut tentu terus mengalami peningkatan. Bahkan saat ini nilai valuasi saham dari Go-Jek sudah mencapai angka 30 trilyun rupiah.
Tidak melulu mengenai pendapatannya, adanya Go-Jek juga memberi sumbangsih besar bagi perekonomian nasional. Seorang Peneliti LD FEB UI bernama Paksi C.K Walandaow mengatakan bahwa pengemudi Go-Jek menyumbang Rp682,6 miliar per bulan ke keuangan negara. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan Go-Jek memberi dampak yang sangat positif bagi banyak pihak.
Sekian ulasan terkait pendapatan perusahaan GoJek sebagai salah satu karya anak bangsa. Semoga akan ada semakin banyak inovasi yang memberi sumbangsih bagi perekonomian nasional.