Pengalaman supir grabcar – Aku tau, akan banyak orang yang menganggapku sebagai pria bodoh, pria pengecut lantaran tidak berani mengajak Irma menikah. Aku bukannya tidak mau menikah dengannya, itu sama sekali tidak benar. Lebih dari yang dia tahu, aku begitu berharap dapat bersanding dengannya, seperti saat di mana dia tengah duduk bersanding bersama pria lain, hari ini.
Baca cerita malangku sebelumnya bersama Irma
Iya, Irma telah menikah, ia menikah dengan orang lain. Irma sama sekali tidak salah, irma berhak menikah, irma berhak bahagia, dan ternyata kebahagiaannya bukan bersamaku.
Seperti yang kalian tahu, irma memang kerap kali memaksaku untuk menikahinya, dan aku berdalih belum siap, tabunganku belum cukup. Haaaaah…!!!! Aku ternyata tidak berani berterus terang.
Baca kisah ku dengan irma di sini…
Sebenarnya, alasanku belum siap menikahi irma adalah karena aku sudah divonis dokter tidak bisa memiliki keturunan, ketika aku mengetahui hal tersebut, aku langsung shock, aku benar-benar terguncang.
Iya, aku memang sengaja melakukan medical check up sewaktu pertama kali irma mengajakku menikah.
Aku tidak sanggup kehilangan Irma, oleh sebab itulah aku tidak berani berterus terang.
Namun, semua sudah menjadi bubur, irma benar-benar meninggalkanku, irma akhirnya bisa menikah dan bahagia. Itu sudah cukup membuatku bahagia.
Kini Irma sudah bahagia, aku turut menyaksikan prosesi ijab qabul mereka. Mungkin orang lain akan sangat kesal padaku, “bisa-bisanya aku tersenyum sembari mengucapkan selamat kepada Irma”, mereka mungkin akan menganggapku tidak berniat menikahi Irma. Hanya saja, demi kebahagiaan Irma aku tidak boleh mengacaukan acara pernikahannya. Aku juga tidak dapat membayangkan reaksi Irma, semisal aku ceritakan bahwa aku tidak bisa memiliki keturunan. Padahal, irma begitu mendambakan dapat menggendong seorang putri.
Aku harus terus berjalan
Saat ini, aku harus berusaha untuk menyembuhkan penyakit ini. Aku tidak tahu, apakah ini dapat dikatakan sebagai penyakit atau tidak, satu hal yang pasti, aku ingin sembuh.
Aku yakin, Tuhan tidak akan pernah menguji hambanya melebihi kemampuan hambanya, inilah yang terus membuatku semangat untuk sumbuh.
Itulah kisahku 6 bulan yang lalu sebelum aku bertemu dengan Rinda. Rinda, seseorang yang kini aku panggil dengan sebutan Istri.
*Bersambung
Kisah selanjutnya akan membahas pertemuanku dengan seorang dokter cantik baik hati, yang kini menjadi istriku.