Pengalaman Usaha Jual Beli Ikan Koi, Prospek Bisnis yang Menguntungkan!

Sinar mentari mulai menunjukkan eksistensinya diujung Timur, burung-burung berkicau layaknya sedang bernyanyi untuk menyambut pagi. Suara aliran air di petak-petak kolam ikanku cukup membuatku tenang, apalagi dengan ditemani secangkir kopi buatan istri yang menyempurnakan suasana pagi itu. Hampir setiap pagi aku berada dalam suasana yang sama, rasanya berkah sekali ketika pekerjaan terasa sangat menyenangkan, apalagi hampir tiada halangan yang berarti.

Meneguk secangkir kopi sambil melihat ikan-ikan koiku berenang berlenggak-lenggok layaknya seorang model fashion. Orang bilang bentuk tubuhnya mirip kapal selam, warna dan patternnya pun sangat cantik. Aku memberinya nama “Aura”. Benar saja, Aura adalah ikan koi kesayanganku yang sekaligus menjadi ikan andalanku. Berusia kurang lebih 1 tahun, Aura menduduki grade SQ dalam kelas ikan koi. Hal tersebut otomatis menjadikannya ikan koi dengan kelas tercantik dan termahal. Untuk seekor Aura, harganya bisa mencapai Rp. 5.000.000 bahkan lebih.

Caraku Memulai Usaha Jual Beli Koi

pengalaman usaha jual beli budidaya ikan koi

Sejak kurang lebih 2 tahun lalu, aku memutuskan untuk menjadi penjual ikan koi. Ikan koi yang aku jual merupakan hasil pengkawinan pasangan ikan koi yang aku lakukan, sehingga ikan koi yang aku jual merupakan bibit ikan koi berukuran 5-7 sentimeter serta 15-20 sentimeter. Tetapi tidak hanya itu, aku juga menjual ikan koi dengan berbagai grade yang biasanya dibeli langsung oleh para penghobi.

Pekerjaanku yang satu ini bermula ketika beberapa tahun lalu seorang temanku memiliki seekor ikan koi hamil yang kemudian aku tetaskan telurnya di kolamku yang sebelumnya merupakan kolam ikan lele. Lokasinya berada tepat di halaman belakang rumahku, terdapat beberapa petak kolam yang hingga kini aku jadikan sebagai kolam ikan koi.

Baca juga:  Wajib Tahu 5 Cara Mengajar yang Menyenangkan dan Tidak Membosankan!

Setelah beberapa waktu, telur-telur tersebut menetas menjadi bayi-bayi ikan koi yang lebih dikenal dengan istilah bibit ikan koi. Bibit-bibit koi tersebut kemudian bisa dijual kepada pembeli yang biasanya meliputi pengepul maupun penghobi. Seperti pengepul pada umumnya, mereka membeli bibit-bibit ikan koi untuk dijual kembali, sedangkan para penghobi membeli ikan koi untuk dikoleksi maupun di lombakan.

Klasifikasi Ikan Koi Berdasarkan Kelasnya

pengalaman usaha jual beli budidaya ikan koi

Market ikan koi yang bagus merupakan salah satu alasanku untuk berhijrah dari yang awalnya menjual ikan lele dan kini menjual ikan koi. Harga jual ikan koi pun ditentukan dari berbagai faktor yang meliputi usia, bentuk, corak, sikap, dan lain sebagainya. Dalam penjualan satu ekor ikan koi, aku bisa meraup keuntungan yang besar, meskipun juga dengan catatan ikannya harus berkualitas.

Jika bodygoals ala manusia yakni bentuk tubuh yang ideal serta paras yang menawan, berbeda dengan bodygoals versi ikan koi yang berarti memiliki bentuk tubuh yang mirip kapal selam, pattern atau coraknya cerah berwarna tajam, memiliki sisik yang rapi, hingga tingkahnya ketika ada manusia yang menghampirinya ia mendekat. Masing-masing ikan koi pun diklasifikasikan berdasarkan kriteria tersebut, pada umumnya dikenal dengan istilah grade. Berikut penjelasannya :

  • Grade A/B, merupakan ikan koi berusia 5-6 bulan, memiliki panjang tubuh 20 sentimeter, harganya berkisar Rp. 700.000/10 ekor
  • Grade HQ, merupakan ikan koi berusia 1 tahun, memiliki panjang tubuh 40 sentimeter, harganya berkisar Rp. 1.000.000/ekor
  • Grade SQ, merupakan ikan koi berusia 1 tahun, memiliki panjang tubuh 40 sentimeter, harganya mencapai Rp. 5.000.000/ekor, bahkan lebih.

Yang menjadi pembeda antara grade HQ dan SQ adalah beberapa kriteria yang sudah aku sebutkan diatas, semakin menojol kriterianya maka semakin mahal harganya.

Berapa Penghasilan Usaha Budidaya Ikan Koi?

jaul beli ikan koi

Selama ini, aku menjual ikan koi besar maupun dalam bentuk bibit ikan. Harganya bervariasi sehingga penghasilanku pun ikut menyesuaikan. Aku memiliki tiga kolam penetasan berukuran 3×4 meter persegi dengan kedalaman 50 sentimeter, masing-masing kolam tersebut berkapasitas 1000 ekor ikan koi berukuran 5-7 sentimeter. Selain itu, aku juga memiliki dua kolam yang mampu menampung 200 ekor ikan koi berukuran 15-20 sentimeter serta dua kolam ikan untuk perkawinan. Ikan koiku yang berukuran besar yang masuk dalam klasifikasi pembesaran, aku letakkan semuanya di sebuah lahan sawah berukuran 20×30 meter persegi, hal tersebut bertujuan agar pertumbuhan ikan dapat berjalan dengan baik sehingga bisa meningkatkan kualitas ikan tersebut.

Baca juga:  Pengalaman Kerja Dokumentasi Event: Industri Kreatif Adalah Lahan Subur

Kalkulasi penghasilannya akan aku hitung persekali panen yakni dalam jangka waktu tiga bulan sekali dan enam bulan sekali. Anggap saja semua berjalan dengan lancar, artinya ikan yang ada di lima kolam bibitku bisa dipanen dengan maksimal.

Tiga bulan sekali :

3 kolam berisi 1000 ikan berukuran 5-7 sentimeter. Harga per-1000 ikan adalah Rp. 500.000. Biaya pakan per-bulan yakni Rp. 50.000, sehingga jika tiga bulan adalah Rp. 150.000.

3 x 1000 x Rp. 500.000 – Rp. 150.000 = Rp. 1.350.000

Saat ikan menginjak usia enam bulan, berarti itu sudah saatnya untuk mengklasifikasikan kedalam gradenya masing-masing. Aku memiliki 2 kolam untuk menampung ikan berukuran 15-20 sentimeter yang masing-masing berkapasitas maksimal 200 ekor. Ikan-ikan dengan ukuran seperti inilah yang menjadi produk utama usahaku, meskipun nominal penghasilannya tidak dapat dipastikan, tetapi menurutku jumlahnya besar. Harga ikan-ikan berukuran 15-20 sentimeter ini adalah berkisar Rp. 500.000 hingga Rp. 5.000.000 per ekor. Dari ikan-ikan yang berukuran ini pula setiap bulannya aku dapat meraup keuntungan sebesar Rp. 5.000.000 hingga Rp. 8.000.000. Semuanya tergantung dari bagaimana kita sebagai penjual memasarkan ikan-ikan tersebut, yang menjadi kunci adalah kualitas.

Momen Berduka: Ikan Mati

Penghasilan yang relatif tinggi bagiku memang menjadi momen suka dan bahagia, tetapi dibalik itu semua ada pula momen duka yang jika diingat akan menimbulkan kesedihan yang dibarengi oleh pelajaran. Sebenarnya hampir sama dengan pekerjaan menjual binatang hidup pada umumnya, kendala utamanya merupakan binatang yang menjadi produk kita tersebut mati. Setelah sekian lama bergulat memasuki petak-petak kolam tanpa mengenal waktu, berkali-kali aku merasakan kerugian yang karena sebagian besar ikan koiku mati sia-sia.

Pada umumnya, penyebab matinya ikan-ikan tersebut karena berbagai faktor mulai dari faktor cuaca, suhu yang tidak stabil, pH air yang berubah-ubah, pakan yang kurang cocok, bahkan kualitas air yang tidak sesuai. Oleh karena itu, untuk mensiasati hal tersebut maka kita sebagai pemilik harus semaksimal mungkin dalam menjaga kualitas air serta memberikan pakan yang bsesuai dan berkualitas.

Baca juga:  Pengalaman Kerja Tour Leader di PT Palawi T&T, Travelling Gratis Dibayar Pula

Tips Buat yang Mau Coba

Jadikanlah ikan-ikan koi yang dipelihara tidak semata-mata hanya sebagai produk jualan, melainkan anggap mereka semua adalah anak kandung sendiri, sayangi semua binatang agar timbul ketulusan dalam merawat dan membesarkannya. Tips utama ini berkaitan dengan mental. Lalu, lakukan step by step dalam mengelola kolam ikan dengan telaten dan jangan ceroboh.

Selanjutnya dalam pemasarannya, manfaatkan berbagai media sosial maupun marketplace yang ada di internet, harus sadar bahwa kita sekarang hidup di era digital sehingga mampu meningkatkan relasi dengan para penghobi maupun pengepul ikan koi yang ada di seluruh Indonesia bahkan di seluruh dunia. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara bergabung dan bersosialisasi di komunitas-komunitas ikan koi yang ada di daerah tempat kita tinggal maupun komunitas yang ada di media sosial. Semoga bermanfaat bagi para pembaca, semoga berkah, terimakasih.

Bagikan:

Tinggalkan komentar