Pengalaman Kerja Dokumentasi Event: Industri Kreatif Adalah Lahan Subur

Kita hidup di era digital, ketika dunia maya seringkali dianggap sebagai kehidupan lain yang hampir setara dengan kehidupan nyata. Tak heran jika hampir segala sesuatu yang dilakukan di dunia nyata kemudian dipublikasikan di dunia maya, tujuannya agar semua orang di dunia dapat melihatnya dan memberikan kesannya masing-masing. Ada banyak sekali hal yang bisa kita jumpai di dunia maya, terutama media sosial, semua orang sepertinya ingin membagikan kesehariannya dengan berbagai cara, swafoto ataupun merekam aktivitasnya kemudian mengunggahnya di media sosial, bahkan tak sedikit orang yang rela mengeluarkan isi dompetnya sekedar untuk menciptakan eksistensi.

pengalaman kerja sebagai dokumentasi event
pengalaman kerja sebagai dokumentasi event

Era digital seperti sekarang ini bagaikan lahan yang subur  bagi orang-orang yang bekerja di industri kreatif sepertiku, karena penghasilan yang dapat diraih cukup besar, dan oleh karena itu, seringkali industri kreatif disebut sebagai industri yang menjanjikan. Meskipun demikian, kehidupan di dunia selalu dibuat seimbang, dengan iming-iming penghasilan selangit, terjun kedalam industri kreatif juga penuh resiko. Secara pribadi, aku memiliki beberapa pengalaman bekerja di industri kreatif, aku pernah mendapatkan kesempatan untuk  mendokumentasikan beberapa acara  seperti Fun Bike, Pengajian,  hingga Festival Kebudayaan.

JOB CALLING

Malam itu cuaca sedang hujan sehingga hawa dingin cukup untuk membuatku malas keluar rumah, akhirnya malam itu aku mulai dengan mencari informasi serta hiburan ringan di Youtube. Telepon whatsapp mengaburkan fokusku pada video di Youtube. Rizki, kakak tingkatku di kampus menghubungiku, aku pikir pasti ada hal penting yang ingin ia sampaikan. Beberapa menit dalam hidupku terlewati untuk membicarakan job yang ia tawarkan padaku melalui telepon, kali ini ia mengajakku bergabung untuk menjadi tim dokumentasi sebuah acara Festival Kebudayaan yang diadakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019 di Kabupaten Situbondo.

Aku dan Rizki selalu saling ajak dalam hal pekerjaan seperti ini, beberapa kali kami menjadi tim dokumentasi di beberapa event sebelumnya, hal tersebut didasari oleh rasa saling percaya dan kecocokan dalam bekerja sebagai tim, terlebih dalam berkarya. Setelah berada diujung pembahasan mengenai pekerjaan tersebut, seperti biasa, aku dan ia selalu membahas perihal pembagian hasil, bagi kami hal tersebut lumrah mengingat pekerjaan yang seperti ini adalah pekerjaan sampingan atau part time job bagi kami berdua yang masih berstatus sebagai mahasiswa.

Baca juga:  Bagiaman Rasanya Melahirkan Anak Pertama Secara Normal? Ini Pengalamanku

Suatu hari, aku dan Rizki menemui client untuk membicarakan tentang detail acara yang akan kami dokumentasikan, begitupun dengan berbagai request dari client yang harus kami wujudkan dan tentu saja harus dengan berbagai pertimbangan agar eksekusinya dapat berjalan lancar. Belakangan ini banyak orang yang ingin mendokumentasikan acaranya menggunakan shot dengan angle bird eye menggunakan kamera drone, termasuk juga client kami saat itu, sehingga aku menghubungi salah satu pilot drone langgananku, namanya Ruben.

Aku dan Ruben juga sudah beberapa kali terlibat dalam satu tim dokumentasi yang sama, sehingga aku sudah tidak meragukan keahliannya dalam mengambil gambar yang indah dan komunikatif, karena bagiku setiap shot dalam sebuah video/film bisa dijadikan sebagai media komunikasi kepada setiap orang yang menontonnya, hal tersebut juga ada kaitannya dengan estetika atau keindahan pada setiap gambar sehingga setiap orang yang menontonnya akan merasa terkesan. Pengetahuan tentang teknis dokumentasi serta teori pengambilan gambar yang kumiliki aku dapatkan dari tiap-tiap mata kuliahku di kampus karena aku adalah mahasiswa film. Teori serta teknis audio visual bagiku adalah makanan sehari-hari kampus, sehingga ketika ada pekerjaan sampingan diluar perkuliahan dan pekerjaan tersebut berkaitan dengan audio visual, maka seringkali aku menganggap uang hasil kerjaku sebagai cashback biaya kuliahku di kampus.

PREPARE & ACTION

Beberapa hari sebelum event berlangsung, kami menyiapkan berbagai peralatan yang nantinya akan digunakan untuk mendokumentasikan event tersebut, alat-alat yang dimaksud berupa beberapa kamera mirrorless, berbagai pilihan lensa dengan tipe yang berbeda, audio recorder, serta beberapa peralatan penunjang lainnya seperti tripod dan gimbal/stabilizer. Sebagian besar peralatan yang akan digunakan kami sewa dari tempat rental kamera serta beberapa teman kami sehingga kami bisa mendapatkan harga yang lebih murah.

Singkat cerita, waktu event berlangsung telah tiba,  acara baru akan dimulai pada malam hari, namun aku, Rizki, dan Ruben sudah bersiap di basecamp sejak pagi hari. Acara tersebut adalah acara kebudayaan, sehingga di sekeliling kami banyak penari daerah yang sedang berlatih untuk perform malam harinya. Tak hanya diam mematung, sebenarnya tugas kami sudah dimulai kala itu, yaitu membuat video behind the scenes dari perform mereka serta melakukan beberapa wawancara kepada pelatih serta pimpinan dinas terkait.

Baca juga:  Pengalaman Jual Mobil di OLX Autos Sebagai Pemakai Pribadi

Sore hari itu tugas kami selesai, ada jeda beberapa jam menuju acara inti malam nanti, sedikit waktu tersebut kami manfaatkan untuk istirahat serta melakukan backup data agar setidaknya kami merasa aman karena ada cadangan, hal tersebut kami lakukan untuk meminimalisir kemungkinan buruk seperti hilang data dan yang serupa.

Senja sudah bersandar pada tempatnya, kegelapan malam mulai menyambut semua orang yang ada, hal tersebut sekaligus menjadi penanda bagi kami bahwa acara inti akan segera dimulai. Karena aku, Rizki, dan Ruben adalah sebuah tim, maka penting bagi kami untuk bagi tugas sesuai konsep yang telah kami buat, dalam bekerja kami selalu menyepakati workflow atau alur kerja yang efisien serta tetap mengutamakan teamwork atau kerjasama tim sehingga dapat memperbesar potensi terwujudnya konsep, semua kami lakukan bukan hanya untuk kepuasan client, tapi juga karya. Dalam pekerjaan seperti ini, bekerja hampir tak ada bedanya dengan berkarya, kami seringkali merasa bahwa kami sedang menjalani hobi yang dibayar.

Acara inti dimulai, kami bertiga berpencar mencari momen, aku bertugas mengambil gambar close up dan detail pada subyek yaitu para penari, Rizki bertugas mengambil gambar lebar/wide dengan mengandalkan movement kamera serta komposisi gambar sesuai request, sedangkan Ruben mengambil bird eye shot menggunakan kamera drone. Situasi disana sangat ramai oleh peserta festival serta para pengunjung yang berdesakan, sambil membawa  tas besar serta peralatan yang lumayan banyak, kami bertiga melewati ruang-ruang sempit ditengah banyaknya orang yang berdempetan, mengingat peralatan yang kami bawa bukan peralatan yang murah, maka pada momen seperti itulah kewaspadaan kami harus dalam mode extra, kami harus selalu memiliki mindset bahwa ‘kejahatan bisa terjadi bukan hanya karena niat, tapi karena ada kesempatan’. Acara inti malam itu selesai dengan sukses, begitupun dengan Aku, Rizki, dan Ruben yang sukses mengumpulkan footage serta audio dari event tersebut yang nantinya akan diedit oleh Rizki.

Baca juga:  Sembuh dari GERD Dengan Bahan Alami, Kenapa Tidak?

PENGHASILAN

Sejak awal, aku, Rizki, dan Ruben sepakat mengenai pembagian hasil, dapat dikatakan bahwa Rizki adalah pemilik job karena ia yang mendapatkan pekerjaan tersebut pertama kali, dan pada saat bekerja ia bertugas sebagai kameramen serta sebagai editor, Ruben hanya bertugas saat acara berlangsung yaitu mengambil gambar dengan menggunakan kamera drone, sedangkan saat acara berlangsung aku bertugas mengambil gambar dengan kamera, aku juga berperan sebagai technical director, bertanggung jawab penuh atas semua alat yang digunakan, beberapa peralatan yang digunakan berasal dari rental kamera langganan serta sebagian besarnya dari sewa ke teman. Saat itu kami menggunakan 3 kamera mirrorless, 1 kamera DSLR, 6 jenis lensa, 1 boom mic, 1 stabilizer, 1 tripod, 1 laptop, 1 External Hard Disk, serta 1 kamera drone milik client. Penghasilan pokok yang aku dapatkan saat itu adalah  Rp. 650.000 ditambah dengan pengambilan keuntungan sewa alat total sekitar Rp. 250.000. Jika dikalkulasi, dalam sehari kerja mendokumentasikan event tersebut, aku menadpatkan penghasilan sebesar Rp. 650.000 + Rp. 250.000 = Rp. 900.000.

TIPS BEKERJA MENDOKUMENTASIKAN EVENT

  • Persiapkan fisik dan mental, pastikan kesehatan jasmani dan rohani terjaga, karena dalam mendokumentasikan sebuah acara, dituntut memiliki fisik dan stamina yang kuat. Selain itu, mental harus dipersiapkan karena harus menghadapi tekanan dari berbagai sumber termasuk
  • Membuat konsep foto/video dan disepakati bersama dengan tim serta
  • Memahami teknis pengambilan dokumentasi demi kelancaran eksekusi konsep yang telah dibuat bersama.
  • Membuat kesepakatan dengan client dan tim terkait tugas serta upah yang akan diterima.
  • Memastikan semuanya siap sebelum acara berlangsung.
  • Membiasakan diri untuk selalu mengamankan data demi meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.
  • Membentuk alur kerja yang efisien.

Sekian sedikit cerita pengalaman kerjaku saat mendokumentasikan suatu acara, hal-hal yang berkaitan dengan tugas dan penghasilan bisa saja berbeda tiap-tiap daerah, jadi mohon pemakluman. Semoga ceritaku ini bermanfaat bagi para pembaca serta bisa menjadi satu hal yang berkah.

Bagikan:

Tinggalkan komentar