Pengalaman Kerja di Startup, Cukup Seru Tapi Ini Faktanya!

Siapa sih yang enggak pingin punya pengalaman kerja sebelum lulus sarjana? Aku pun cari-cari lowongan kerja atau magang yang ada di kotaku, Malang. Bukan kota metropolitan macam Jakarta dan Surabaya, jadi agak sulit sih buat klik sama suatu lowongan.

Eh, suatu hari di bulan Desember 2018, ada lowongan paruh waktu dari untuk kerja di startup yang mengusung konsep marketplace soal buku! Wih, kesukaanku banget, nih. Bulan Januari 2019 aku pun resmi menjadi anak part-time di sana selama 6 bulan.

Pengalaman kerjaku di startup enggak berhenti sampai di sana lho. Oktober 2019, aku diterima di startup digital marketing agency di Malang sebagai anak magang. Ini kulakukan sampai Desember 2019. Di sini mau share ke kamu pengalamanku tentang dunia perstartupan. Kerja di startup, enak kah? Ini Jawabannya!

Hype soal kerja di Startup

Di Indonesia khususnya, startup emang lagi booming banget. Apalagi setelah pemerintah bikin Gerakan Nasional 1000 startup. Makin rame aja deh. Jadi “anak startup” juga kesannya geek, modern, dan milenial banget. Enggak heran, startup pun akhirnya marak dijadikan impian perusahaan untuk magang maupun kerja abis lulus kuliah.

Emang bener sekeren itu?

Kalau kerja di startup gede sih beneran keren!

Startup yang udah besar semacam Gojek, OVO, dan Tokopedia emang bikin anak muda berminat buat apply di startup. Eits, tapi enggak semua startup kayak gini. Menurut pengamat ekonomi, 99 persen startup gagal. Mereka kebanyakan ikut-ikutan konsep dari perusahaan yang udah gede. Well, it is kind of suicide.

Baca juga: Pengalaman Kerja Sekretaris Manajer, Bonus THR Tidak Turun

Baca juga:  Pengalaman Reschedule Tiket Pesawat dan Hotel di Traveloka

Buat kamu yang haus ilmu, ini kesempatan besar!

Startup yang masih di tahap awal biasanya timnya dikit banget. Otomatis, kesempatan kerja bareng founder sangatlah besar. Saat aku part-time dan magang, tiap diskusi konsep atau produk selalu bareng sama founder-nya lho. Mereka bakal langsung memberikan tips jitu dan berbagai ilmu baru buat kamu!

Work pace-nya cepet banget

Startup terkenal dengan kedinamisannya. Yang sering ditekankan sama atasanku dulu adalah

“startup itu meski konsepnya udah keren hari ini, besok bisa ganti.”

Menurut saya

Hal ini bisa karena investor enggak jadi naruh uangnya atau tren market berubah. Anggota tim pun harus siap dengan berbagai plan.

Bebas dari aturan

Kerja di startup
Kerja di startup sangatlah fleksibel

Pakai kaos ke kantor? Boleh. Kerja sambil nyemil juga silakan. Lifestyle-nya emang enggak terlalu strict kayak korporat. Makanya, ada konsep remote working juga karena para startup ini percaya inovasi bisa didapat dimana saja tanpa harus duduk di kantor.

Baca juga: Rasanya Pertama Kali Jadi Estimator Bangunan, Ini Pengalaman Kerjaku!

Nggak enaknya kerja di Startup

Startup yang masih kecil, rata-rata masih dalam tahap “mencari.”

Mencari konsep yang klik dengan visi mereka, target market, dan investor. Startup akrab dengan istilah “bakar uang” dimana mereka selalu memberikan promo mulai dari gratis ongkir sampai diskon produk besar-besaran. Jadi ya, siap-siap gaji kamu jadi utang, hehe..

Multitasking

Karena masih baru dan minim sumber daya, kamu harus bisa banyak hal! Aku dulu meskipun judulnya jadi part-time administrator, juga harus tahu pakai Photoshop, utak-atik social media, ikutan interview anak magang, sampai jadi panitia event. Huft, capek juga, kan?

kerja di startup
Aku saat jadi panitia event

Waktu kerja fleksibel? It’s a trap!

Dengan waktu kerja fleksibel, itu berarti kamu juga harus siap sedia jika ada revisi saat kamu akan beranjak tidur. Ini yang aku rasakan saat magang di digital marketing agency. Harus siap menghadapi klien yang responnya hanya bisa saat malam dan cerewet. Jadi, yang dikoreksi bukan satu dua eror, tapi seluruh konsep. Hayo, lho.

Baca juga:  Gaji Magang di Jepang 2024 : Biaya Hidup & Jalur Magang

Terus aku cocok enggak kerja di startup?

Kalau kamu suka tantangan, tidak masalah dengan ketidakpastian, dan suka jenjang karir yang cepat, startup lifestyle sangat pas buat kamu! Terlebih lagi, kamu punya jiwa entrepreneurship sejati dan ingin punya startup sendiri di kemudian hari.

Enak mana sih kerja di startup atau perusahaan konvensional?

Punya pengalaman kerja sebagai tutor di bimbingan belajar di Malang yang sudah berdiri lebih dari 7 tahun, aku pun bisa compare and contrast.

Yang jadi perbedaan mencolok adalah sistemnya. Perusahaan konvensional punya struktur yang jelas. Siapa anak buah siapa atasan. Jam kerjanya juga cukup ketat dengan sistem administrasi yang sangat tertata rapi.

Contohnya, aku dulu saat di startup marketplace buku bisa izin sewaktu-waktu dan mengganti jam di hari yang lain. Aku juga dilibatkan diskusi untuk hal-hal penting urusan perusahaan. Tapi, kalau yang konvensional, boro-boro diajak diskusi, rapat aja cuma sebulan sekali, dan jelas aku enggak bisa segampang itu ganti jam mengajar. Harus izin divisi yang bersangkutan, mengisi formulir, dan hal ribet lainnya.

Dimanapun tempat kerjanya, pasti ada plus minusnya. Tinggal disesuaikan sama minat kamu. Tidak ada salahnya untuk coba dulu berbagai tipe perusahaan buat nemu mana yang paling klik!

Bagikan:

Tinggalkan komentar