Pengalaman Bekerja Sebagai Fotografer Wisuda: Rekrut Tim dan Hasilkan Lebih Banyak Keuntungan

Awal tahun 2019, kala itu matahari sangat terik, berpijar tepat diatas kepala, tampak gagah menjatuhkan sinarnya kepada semua yang ada di permukaan Bumi. Dengan menunggangi kuda besi, aku menuju fakultasku untuk menghadiri sebuah acara yang diadakan oleh UKM yang aku ikuti. Melewati gerbang utama kampus kemudian melalui double way kampus yang sedang ramai oleh wisudawan, teman, dan keluarganya.

Tampaknya panas sinar mentari saat itu tidak mampu menggoyahkan rasa bahagia yang terpampang pada setiap senyuman mereka, melewati keramaian tersebut, aku jadi ikut bahagia. Kuperhatikan mereka semua sangat bersuka cita, terbukti dengan tawa lepas dan rasa bangga, rasanya hampir semua wisudawan dan keluarga mengatur posisi tubuh serta mimik wajah bahagia yang dibalut pakaian toga.

Berbicara tentang wisuda tentu sangat erat kaitannya dengan momen, dan di era digital ini rasanya semua orang ingin mempublikasikan setiap momen dalam hidupnya di dunia maya, baik itu melalui media sosial seperti facebook, twitter, dan instagram, maupun sebatas chat melalui whatsapp ke kerabat atau grup keluarga. Menyadari hal tersebut, aku menyimpulkan bahwa momen wisuda mahasiswa adalah salah satu ladang penghasilan yang cukup menjanjikan, tetapi sementara pikiran tersebut hanya terkurung dalam wacana dalam diri sendiri.

Berbulan-bulan berlalu, aku melewati hari-hariku dengan aktivitas dengan normal. Sebagai anak millenial, jujur saja aku tidak bisa jauh dari gawai, termasuk laptop serta handphoneku yang keduanya selalu terkoneksi dengan jaringan internet sehingga memudahkanku dalam mengakses segala hal. Kurang gaul rasanya jika jadi anak muda yang tidak aktif di media sosial, oleh karena itu aku menghiasi feed instagramku dengan kumpulan karya fotografi hasil jepretan dari kamera tuaku, susunan tiap fotonya aku atur sedemikian rupa sehingga bisa tampak rapi karena warnanya selaras.

pengalaman jadi fotografer wisuda
pengalaman jadi fotografer wisuda

Suatu hari, ketika aku sedang menghibur diri dengan melihat postingan-postingan di explore instagram, ada sebuah postingan berupa pamflet atau gambar yang dijadikan sebagai media promosi oleh fotografer wisuda. Aku memperhatikan pricelist yang mereka tawarkan, ada beberapa paket yakni Paket A seharga Rp. 150.000/sesi/orang meliputi foto outdoor, jumlah foto tidak dibatasi, durasi sepuasnya, termasuk juga dengan editing dan akan diberikan soft file foto melalui google drive.

Terdapat juga paket B seharga Rp. 200.000/sesi/orang meliputi foto studio indoor, durasi 1 jam, dengan editing dan akan diberikan soft file foto melalui google drive. Iseng-iseng aku mencoba untuk mengkalkulasi keuntungan yang akan mereka peroleh dengan pricelist yang mereka tawarkan dan ternyata mereka dapat meraup keuntungan bersih sekitar Rp. 90.000/sesi, sehingga jika dalam satu hari wisuda ada dua, tiga, bahkan empat sesi, maka tinggal dikalikan total penghasilannya, cukup besar pikirku.

Baca juga:  Seni Merekrut Karyawan, Ketika Tak Sesuai Keinginan HRD

MUNCUL IDE LALU ACTION

Tak butuh waktu terlalu lama untuk berpikir, aku memulai bisnis baru yaitu jasa foto dokumentasi wisuda di kampusku. Setelah mencari tahu berbagai informasi tentang wisuda, aku mengetahui bahwa wisuda di kampusku dilaksanakan setiap tiga bulan sekali. Saat itu periode wisuda terdekat dilaksanakan kurang lebih tiga minggu lagi, maka dari itu sesegera mungkin aku membuat perhitungan biaya dengan berbagai pertimbangan antara lain sumber daya manusia (SDM) yakni orang yang berperan sebagai fotografer, tak lupa juga dengan teknis pemotretannya.

Hari itu juga aku membuat pamfletnya dengan harga yang sama persis dengan yang ada di pasaran, namun karena beberapa alasan, aku tidak menyediakan opsi paket, melainkan hanya membuka jasa foto dengan ketentuan foto outdoor, tidak memberikan batasan jumlah foto melainkan ada batasan waktu yaitu maksimal 60 menit atau 1 jam, untuk jasa pemotretan tersebut aku mematok harga Rp. 150.000/sesi/orang dan sudah termasuk jasa editing foto berupa penyesuaian exposure serta color correction. Aku membuat ketentuan dengan membatasi durasi pemotretan maksimal selama 1 jam karena demi keefisienan waktu kerja bagiku maupun bagi para fotografer yang bekerja sama denganku.

BUAT TEKNIS PELAKSANAAN YANG EFISIEN

Singkatnya, teknis pelaksanaan bisnis jasa foto wisuda yang aku lakukan adalah aku sebagai penanggung jawab serta sebagai penyedia jasa yang melakukan promosi di media sosial dengan memanfaatkan paid promote UKM serta akun instagram dengan followers yang cukup banyak. Selain itu, aku juga bekerja sama dengan orang lain, mencari sumber daya manusia (SDM) yang akan direkrut menjadi fotografer dalam timku.

Baca juga:  Awal Tiba dan Kerja di Korea Selatan - Unforgettable Moment Part 2

Untuk pertama kali, aku hanya membuka 20 slot, dengan harga per-slotnya Rp. 150.000. Berdasarkan pengalaman beberapa rekan serta satu-dua pertimbangan, akhirnya aku memutuskan bahwa seorang fotografer hanya bisa melayani 2 slot, dengan durasi setiap slotnya yaitu 1 jam. Jika aku membuka 20 slot, maka aku hanya membutuhkan 9 fotografer lain selain diriku sehingga semuanya berjumlah 10 fotografer.

Pembagian hasilnya, masing-masing fotografer mendapatkan upah Rp.70.000/slot, sehingga dapat dikatakan untuk 2 slot yang mereka kerjakan selama 2 jam akan menghasilkan Rp. 140.000 untuk mereka, dan upah tersebut adalah bersih tanpa dikurangi biaya rental alat dan lain sebagainya karena perihal tersebut adalah urusanku.

EKSEKUSI

Pamflet sudah aku promosikan, ada lumayan banyak calon wisudawan/wisudawati yang menghubungi guna melakukan booking slot, berbagai macam karakter mereka, baik, ramah, cuek, bahkan hanya bertanya, tapi bagiku itu tidak menjadi masalah. Pelaksanaan wisuda kurang satu minggu lagi, dan kini semua slot foto wisudaku sudah terisi, keempat fotografer masing-masing aku kirimkan dua kontak client agar lebih efisien dalam berkomunikasi sehingga sehari sebelum wisuda dilaksanakan, para fotografer sudah menghubungi kontak tersebut guna mengkonfirmasi waktu dan data client.

Jauh-jauh hari sebelumnya, aku sudah melakukan booking alat di tempat rental kamera, beruntungnya aku mendapat diskon karena menyewa lumayan banyak, yakni 10 set kamera yang lengkap dengan lensa, baterai, charger, serta kartu memori berkapasitas 16 GB. Hari H telah tiba, para wisudawan/wisudawati baru akan berfoto saat mereka keluar dari gedung, mereka menghubungi fotografernya masing-masing, untuk memilih spot berfoto yang menarik bagi mereka.

Para fotografer melakukan tugasnya, begitupun denganku yang menghandle dua orang wisudawan sembari memastikan koordinasiku dengan fotografer berjalan dengan lancar. Satu jam dua jam terlewati, artinya selesai sudah sesi foto wisuda hari itu, aku mengajak semua fotografer yang tergabung dalam timku untuk berkumpul di satu titik, selain untuk membayar mereka, aku juga melakukan evaluasi mengenai pekerjaan mereka saat itu agar jika terjadi beberapa kendala bisa dijadikan pelajaran untuk dibenahi kedepannya. Tugas para fotografer memang sudah selesai, tetapi tidak denganku, aku masih memiliki tanggungan untuk mengedit semua hasil foto tersebut kemudian mengirimkan soft filenya kepada masing-masing client.

PENGHASILAN

  • Tarif perslot Rp.150.000, dan terdapat 20 slot sehingga : Rp. 150.000 x 20 = Rp. 3.000.000
  • Rental 5 set kamera : @Rp.35.000 x 10 = Rp. 350.000/24 jam.
  • Pembagian hasil dengan 9 fotografer : @Rp. 140.000 x 9 = Rp. 1.260.000
  • Keuntungan bersih untukku : Rp. 3.000.000 – ( Rp. 350.000 + Rp. 1.260.000 ) = 1.390.000
Baca juga:  Bekerja Sebagai Urban Planner, Sang Penata Masa Depan Kota

TIPS MENJADI FOTOGRAFER WISUDA

  • Harus bisa berkomunikasi baik dengan client maupun fotografer tim.
  • Harus bisa memastikan bahwa fotografer tim juga bisa berkomunikasi baik dengan
  • Selalu melakukan cek secara berkala terkait data client serta peralatan yang digunakan.
  • Mengandalkan skill negosiasi saat menyewa peralatan di tempat rental kamera agar bisa mendapatkan harga terbaik.
  • Bentuk alur kerja tim yang efisien serta perkuat koordinasi tim agar dapat meminimalisir terjadinya miss communication.
  • Bekerja sama dengan fotografer yang kompeten.
  • Ikhlas, waspada, dan menikmati.

Sekian adalah pengalamanku bekerja sebagai fotografer wisuda yang merekrut beberapa fotografer untuk bekerja sama. Dengan begitu aku dapat menjaring client dan keuntungan yang lebih banyak. Semoga sedikit pengalamanku ini bermanfaat bagi banyak orang.

Bagikan:

Tinggalkan komentar