Jejak-an Kaki Kimchi, Bagaimana Prosedur buat Kerja di KOREA – Part 1

Korea adalah negri Impian sejuta Umat. Ribuan impian melambung di bumi “super junior” ini. Baik yang ingin Kuliah, kerja, jalan-jalan, penggila K-drama juga K-pop dan jutaan pula orang-orang yang terobsesi oprasi plastic untuk menggaet aggassi pun oppa-oppa Korea. Well begitulah adanya.

Underline and bold. Ketahuilah kehidupan di Korea itu ya, tak seromantis jalan cinta nona Kim dan si ganteng Park. Tak seindah latar dan view dalam drama-drama yang banyak digandrung-gandrungi itu, tak se-merona rekahan gincu para girls/ boysband papan atas, pun tak semulus pipi dan pupu agasi-agassi di sepanjang jalan itu ya. CATAT!

Berawal suka banget dengan mempelajari bahasa Asing (yang pokoknya selain bahasa ibu) entah itu sunda, madura, english, arab, Deutch dan apapun itulah, gue ternyata tertakdir juga (alhamdulillah) menjadi salah satu dari daftar golongan orang yang berangkat ke negeri ginseng.

Datang ke Korea Sebagai Pekerja, Belajar Bahasa Korea Dlu!

pengalaman kerja di korea selatan

Dalam lembar sekenarioku ini, gue ter-planning mencicipi kehidupan di Korea sebagai seorang pekerja ternyata! well not bad-lah ya. Jujur saat itu masih banget berbau kencur. Anak kemaren sore baru lulus SMA, belum punya pengalmaan kerja, anak mami pula but, atas do’a Nyak-Babe dan bekal keberanian dan percaya diri yang sudah melekat dari lahir ini semua bisa mengalahkan seribu ketakutan yang ada. Love you full ya-Allah.

Banyak hal yang musti di persiapan sebelum kita bisa menginjajak kaki disana. Yang paling utama adalah bahasa, karena Korea punya bahasa tersendiri, baik itu huruf, kosa kata, pelafalan yang totally beda banget dengan beberapa habasa yang sudah gue pelajari itu. Kebayangkan betapa jungkir baliknya jika tinggal di negara antah berantah dan kita gak bisa sama sekali berkomunikasi? Untungnya gue ini di titipin hobi suka belajar bahasa baru jadi, not such a big deal lah ya.

Well, gue akhirnya ambil kursus di sebuah lembaga bahasa. Program awal satu bulan yang mencakup pengenalan abjad, membaca dan basic menulis. Meski punya bakat suka bahasa baru tetep saja lumayan stress, bayangkan saja deh bagaiman bentuk aneh abjad2 itu, penulisan dan pelafalannya banyak yang berbeda. Dan gue berasa kembali menjadi anak TK yang tiap hari menghafal huruf dan angka satu demi satu kemudian merangkai dan membacanya harus meng-eja pula! Sumpah demi apa itu bahasa unik banget.

Baca juga:  Ketika Introvert Menjadi HRD Fresh Graduate, Ini Rasanya!

Selesai dengan huruf-huruf dan lengkap dengan sesajinya itu, gue masuk di bulan kedua dengan cakupan materi enrich vocab, listening dan basic speaking plus final exam. Di bulan ini gue on fire banget, karena hampir setiap hari itu dapat materi baru dan beberapa skil gue mulai terasah. Gue excited bangedkan. Sampai-sampai demi kelangsungan pembelajaran yang sempurna di rumah, segala macem benda gue kasih nama sesuai bahasa koreanya.

Kuota Kerja yang Tersedia di Korea

pengalaman kerja di korea selatan

Sebagai negara Industri, setip tahun pemerintah Korea memberikan sejumlah kuota kerja ke berbagai negara, termasuk salah satunya adalah Indonesia. Kedua negara tersebut telah membentuk kesepakatan/ MoU dalam bidang ini. Dan pertahun 2008 (kalau tidak salah) program “bekerja di Korea” adalah resmi berupa program GtoG (Government to Government) dimana program sebelumnya adalah GtoP (Government to Privat). Dan semua informasi yang berkenaan dengan itu sekarang bisa di akses hanya melalui satu pintu yaitu www.BNP2TKI.com (Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia) dibawah Disnakertrans.

Eps-TOPIK (employment permit system-TOPOK) adalah Sertifikat bahasa Korea. Di laksanakan setahun sekali di Indonesia. Macem Toefl kalau dalam bahasa inggris. Dinama tes itu terdiri dari 2 section yaitu reading dan listening. Dan ini adalah salah satu syarat mutlak yang harus kita penuhi dan kantongi untuk melamar kerja di Korea.

Well, selesai program bahasa 2 bulan gue belajar sendiri dirumah sambil nunggu Ujian TOPIK yang tak tau kapan itu. Gak mau lumutan sembari nunggu, gue coba lamar-lamar kerja meski selalu dapatnya kerja jadi salesman. It’s really suck man!

Rejeki memang gak pernah tertukar. Capek sana-sini gak dapet kerjaan. Kagak ada angin gak badai apalagi hujan! Orang kemarau kepanjangan gini. Tiba-tiba ada teman yang datang kerumah nawarin kerjaaan jadi staff Tata Usaha di sebuah sekolah swasta yang tak jauh dari rumah juga. Oh maigad! Apa ini rasanya mendapat durian runtuh? Haha. well ok, lumayan ada kesibukanlah gue saat itu juga sambil nuggu progress jalan panjang ke Korea.

Baca juga:  Pengalaman Tidak Bayar Pinjol Legal OJK, Didatangi DC

Ikut Ujian Bahasa Korea – Pemburu Sertifikat TOPIK

kerja di korea

Beberapa Bulan kemudian ada pengumuman pelaksanaan ujian. Gue daftar untuk lokasi ujian di UNS solo. Dan di Indonesia hanya terdapat 2 tempat lokasi ujian yaitu di Jakarta UPI dan di UNS Solo. Biaya ujian Rp.250.000. 3 minggu persiapan gila-gilaan dengan ngebut siang malam latian soal-soal ujian. Hufft.

Ujian terdiri dari 25 soal Listening dan 25 Reading. Dan usaha memang tak menghianati hasil, 3 minggu kemudian pengumuman ujian keluar daaan, siang malam kerja keras itu terbayar dengan nilai total 184, its means dari 50 soal itu gue hanya khilaf 4 soal doang. Jingkrak jinkrak gulung-gulung tak terelakkan saat itu.

Beberapa teman kost saat belajar bahasa dulu mulai kontak2 lagi untuk Tanya-tanya kabar dan hasil ujian. Ada 11 orang yang satu rumah kost waktu itu. Dan buseet dah, hanya gue dan roommate gue yang lulus. Yang lain tak tau entah kemana nilai dan nasib mereka. Tapi ya memang semua itu sesuai amal dan perbuatan diri kita sendiri kali ya. Seringkali mereka juga senenaknya sendiri dalam belajar. Suka kluyuran gak jelas dan sering bolos kelas dengan alasan ini itu yang macem-macem. Well setiap orang telah mengambil pilihannya masing-masing. Apa yang ditanam apa pula yang akan di panen. Cie sok banget ya hahha.

Usaha memang tak akan pernah menghianati hasil. Oh ya hasil kelulusan diambil dengan system gugur yaitu dari nilai tertinggi kebawah sampai jumlah kuota terpenuhi. Kuota tahun 2010 waktu itu adalah 1.000 dan tahukah anda bung? berapa banyak peserta ujian waktu itu? Yah kurang lebih ada sekitar 15,000 peserta ujian, kebayangkan berdarah-darahnya untuk memperebutkan kursi itu. Terimakasih Ya Allah telah menyisihkan satu kursi buat hambaMu ini.

Persiapan dan Syarat Lain Buat Ke Korea

pengalaman kerja di korea selatan

Ok, surat sakti berupa Sertifikat TOPIK sudah ditangan. Ya karena tanpa itu mustahil dan hanya angan2 belaka untuk bisa menikmati cantiknya empat musim ini. Ada summer, fall, winter and spring. Next step adalah melengkapi beberapa berkas selanjutnya yaitu. Pasport, Ijazah terakhir, Akte kelahiran, PassPhoto, SKCK (Polda), medical chek-up, Surat pencari Kerja, Surat Izin Ortu/Suami/istri. Kemudian disubmit ke bursa kerja di negara Korea. Secara online Sajangnim (user perusahaan) akan memilih sesuai dengan kebutuhan mereka dan kemudian sampai tahap pengurusan visa.

Baca juga:  Pengalaman Memulai Bisnis Laundry Rumahan dari Nol

Sejenak hidup gue lebih selow dan tenang dari hiruk pikuk perjuangan untuk selembar surat sakti itu. Saya sangat menikmati kerjaan saat itu. Banyak belajar dunia baru; tentang the real dunia kerja, berorganisasi, memaknai hidup dan berkehidupan, networking dan bersuka ria bersama anak-anak, karena gue banyak bersinggungan dengan mereka di bidang ekstrakulikuler.

Sampai suatu sore, Ramadhan hari ke 12 disaat gue dan anak2 sedang sibuk persiapan launching perdana Majalah Dinding school. Gue dapat kabar visa dan tanggal keberangkatan gue sudah terbit dan harus segera melengkapi berkas dan menuju training center Jakarta untuk persiapan keberangkatan.

Dunia seakan runtuh hari itu. Berharap waktu berhenti dan tidak bereputar lagi meski itu mustahil. Gue hanya ada waktu dua hari sebelum berangkat, untuk meninggalkan semua ini. Anak-anak, kerjaan, sahabat dan juga keluarga. Sementara gue lagi seneng-seneng nya dengan dunia ku saat itu.

Pihak sekolah belum dan tidak tau menahu tentang ini semua. Sementara disana gue (kemungkinan besar) dipromosikan mendapat beasiswa untuk menempuh pendidikan S1 di salah satu Universitas Negri di Semarang. Karena saat itu sekolah tempat gue kerja sedang mendapatkan project bantuan semacam Sekolah percontohan dan gue diamanahi sebagai bendahara umum dalam project itu. Salah satu programnya adalah full tuition fee bagi staff yang belum ber-strata-1. Ada gitu orang yang nggak mau ambil kesempatan emas begini? Yang jelas sudah didepan mata legit pula. Yang pasti itu orang bukan Gue!!

BERSAMBUNGGGG…………………..!!!! Penasaran? Baca Part 2 nya di sini!

(Cerita ini bukan karangan, melainkan pengalaman author sendiri ketika berangkat ke Korea, mulai dari persiapan dan prosedurnya. Jangan lupa komen dan share kalau cerita ini bermanfaat. Komentar akan langsung di-reply oleh author kita 🙂 )

 

Full appreciation to our beloved author: Benn Sohibul Munire

Ig: @benn_munire

Bagikan:

Tinggalkan komentar