Mau Jadi Freelance Writer & Translator? Simak Pengalamanku Berikut Ini Yuk!

Sejak memutuskan untuk resign dari pekerjaan di kantor 2 tahun lalu, saya menekuni bidang baru untuk mencari nafkah. Kalau biasanya orang berhenti bekerja kantoran untuk berwiraswasta, namun lain halnya dengan dengan saya yang memang tak bakat berbisnis.

Saya menyadari bahwa berjualan barang memang bukan sesuatu yang mudah untuk saya lakukan, dan saya memiliki minat di bidang lain, yaitu dunia tulis dan bahasa. Berbekal passion dan kemampuan bahasa Inggris, akhirnya saya pun mulai terjun di bidang writing dan translating.

Walaupun kedua profesi ini menyenangkan karena bisa dilakukan di rumah dan memiliki waktu bekerja yang fleksibel, namun menjadi freelance writer dan translator awalnya tak semudah yang dibayangan. Ada banyak hal yang harus dilakukan agar bisa mendapat proyek menulis atau terjemahan.

Nah, berikut ini saya ingin berbagi pengalaman tentang hal-hal apa saja yang harus dilakukan bila teman-teman ingin menjadi freelance writer dan translator.

Rajin membuat tulisan atau terjemahan walau tak ada project

Biasanya salah satu keluhan yang dialami kita sebagai freelancer adalah sulitnya mendapat job pertama. Makanya, banyak di antara kita yang jadi patah semangat.

Kebanyakan pemberi job/project pastinya ingin mendapatkan hasil yang maksimal saat meng-hire kita. Nah, tentu itu akan sulit dilakukan apabila kita tak punya contoh karya untuk jadi bahan pertimbangan.

Bila memang belum ada project yang bisa kita dapatkan, tak usah kuatir. Terus saja menulis atau menerjemahkan tulisan. Hasil-hasil pekerjaan kita itu kelak bisa sangat berguna untuk menambah isi portofolio saat mengajukan penawaran pada sebuah project.

Baca juga : Terkena Writer’s Block? Ini Pengalamanku Cara Mengatasinya!

Baca juga:  Pengalaman Membuat SKCK di Polres, Simak Caranya!

Usahakan menulis atau menerjemahkan berbagai genre dan gaya penulisan ya. Misalkan, membuat tulisan di bidang keuangan, olahraga, fashion, gaya hidup, dan lainnya. Juga membuat tulisan dengan gaya bahasa serius dan juga santai. Hal ini dimaksudkan agar calon pemberi project bisa menilai kemampuan kita yang fleksibel.

Membuat portofolio yang rapi dan menarik

Biasanya banyak di antara freelancer yang memiliki banyak karya untuk dimasukkan ke dalam portofolio, tapi disusun dengan tak beraturan. Ini bisa mengakibatkan calon klien malas untuk melihatnya.

Bila mengirimkan portofolio dalam bentuk file, pisahkan daam beberapa folder menurut spesifikasinya, misalnya folder yang berisi terjemahan dalam bidang hukum, kesehatan, pertanian, dan cerita fiksi. Dengan begitu, klien pun akan lebih nyaman memeriksa portofolio yang sesuai dengan kebutuhannya.

Baca juga : Pengalaman Berkompetisi di Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional, Menang?

Menetapkan harga wajar

Sebagai seorang freelancer yang kebanyakan bekerja di bidang kreatif, saya awalnya berpikir bahwa memasang harga yang tinggi adalah suatu keharusan.

Memang benar sih, kita harus menghargai kemampuan kita. Tetapi, waktu itu saya lupa bahwa jam terbang juga harus saya perhitungkan. Maka saya pun mengubah strategi, dan memasang harga tarif wajar saja, tidak terlalu rendah maupun tinggi.

Jangan kuatir, seiring berjalannya waktu dan pengalaman, kita bisa kok menaikkan tarif sedikit demi sedikit. Yang penting harus diingat adalah semua itu ada prosesnya.

Baca juga : Pengalaman Cicilan Tokopedia Solusi Asyik Tanpa Ribet!

Rajin mencari project di platform freelance

Sewaktu mulai dengan profesi sebagai freelance writer dan translator, saya sempat bingung darimana harus memulai. Lalu salah seorang teman memberitahu bahwa di Indonesia ada beberapa platform pencarian project bagi freelancer semua bidang.

Baca juga:  Pengalaman Melahirkan Normal dengan BPJS di Puskesmas

Saat saya cari di google, benar saja, banyak sekali ternyata platform yang bisa dipilih. Ada yang berbayar maupun yang gratis sesuai dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tinggal disesuaikan saja dengan kebutuhan kita.

Dalam platform yang gratis, biasanya setelah kita mendapat project dan pembayaran, ada sejumlah bagian yang akan dipotong oleh pihak penyedia platform. Jumlahnya bisa bervariasi, tapi biasanya tak akan lebih dari 15%.

Baca juga : Pengalaman Membuat SIM Tanpa Nembak, Asal Ikut Prosedur, Mudah kok!

Selalu cari inspirasi baru

Sebagai seorang freelancer, kadang kita terjebak dengan rutinitas yang tak kalah membosankannya dengan saat masih bekerja di kantor. Itu pun yang terjadi pada saya.

Saya dulu hanya mengandalkan kamar tidur atau ruangan lainnya di rumah sebagai tempat bekerja, sambil ditemani laptop dan makan ringan. Begitu saja yang saya lakukan setiap hari, sampai akhirnya saya merasa bosan.

Padahal, bekerja sebagai freelancer berarti kita bebas memilih tempat di manapun untuk bekerja. Mulai dari coffee shop, perpustakaan, taman, dan berbagai tempat lainnya.

Selain menghindari kebosanan, berpindah-pindah lokasi bekerja juga dapat menghasilkan berbagai inspirasi tambahan yang bisa berguna saat mengerjakan suatu project. Jadi ingat ya, freelancer bukan berarti hanya bisa bekerja dari dalam rumah saja.

Ada banyak hal yang bisa mempermudah pekerjaan kita sebagai seorang freelancer. Tips-tips di atas sejauh ini berhasil saya terapkan saat bekerja. Mungkin teman-teman juga punya tips lainnya?

Nah, semoga pengalaman saya berguna ya, terutama bagi anda yang memang berniat untuk mulai menekuni dunia freelance, terutama di bidang tulisan dan terjemahan. Selamat mencoba!

Bagikan:

Tinggalkan komentar