Ada yang baru lulus SMA? Kalian suka ditanyain nggak sih ketika acara kelulusan gitu, mau kuliah di mana? Ikut SMPTN nggak? Kok milihnya kampus itu sih? Kenapa bukan kampus yang ini? Daaan banyak banget lagi pertanyaan lain. Kepo banget gitu yaa para netijen..hehheee
Jadi gini, dulu setelah lulus SMA, saya benar-benar tidak tau mau ke mana. Belum tau juga mau ngapain, terus akhirnya memutuskan untuk kuliah. Belum sempat kepikiran mau kuliah di mana juga. Apalagi daftar SNMPTN..astagaa kan baru aja kelar belajar buat ujian, terus belajar lagi buat persiapan SNMPTN. Belajar mulu deh…capek kan..hiks..hiks…
Singkat cerita, waktu itu daftar SNMPTN. Ikut ujiannya..dan dinyatakan belum berhasil. Baiiiikkk…. Terus gimana doong? kan tetep harus kuliah…akhirnya nyari info sana sini, ada teman yang berbaik hati bagi info kalau Universitas Negeri yogyakarta (UNY) buka seleksi mandiri (SM). Jadi deh, ikut daftar SM di UNY.
SM UNY biasanya dibuka setiap tahun. Jadi kalau mau kuliah di UNY itu selain lewat SNMPTN, ada juga jalur khusus seperti SBMPTN dan SM. Nah kalau yang SM, bisa daftar online maupun offline. Kalau online buka saja di webnya UNY, kalau offline dateng langsung aja ke kampusnya di Yogyakarta. Berhubung saya bukan orang jogja, jadi saya pilih yang online.
Baca Juga : Tertarik Kuliah di Kedokteran Hewan? Ini yang Harus Kamu Persiapkan
Sebelum daftar, pastikan semua berkas yang dibutuhkan sudah siap. Ijazah, nilai ujian akhir, akta kelahiran, pas foto, SKCK untuk kuliah dll. Nah, beberapa minggu kemudian saya diinfo mengenai pengumuman diterima. Surat pengumuman berisi wajib mengikuti tes ujian tulis, tes fisik, tes mata dan buta warna, dan wawancara. Semua tes dilakukan di Yogyakarta, jadi berangkatlah saya ke Yogya.
Perjalanan ke Yogyakarta tidak semudah yang dibayangkan. Kenapa? Soalnya, saya tinggal di daerah Jawa Tengah. Perjalanan dari rumah saya ke Yogyakarta tidak ada pesawat. Harus naik motor atau mobil. Saya naik mobil donk yaa, kan nggak tau jalan, hehee… Waktu itu berangkat ke Yogya bertiga sama teman satu SMA juga. Berangkat dini hari banget, soalnya makan waktu 4-5jam perjalanan. Ini yang tidak mudah bagi saya, berangkat jam empat dini hari. Baiiikkk…let’s go!
Sesampainya di Yogyakarta, langsung menuju kampus di jalan wates. Sempet tersesat karena supir yang nganterin saya dan teman-teman ternyata baru pertama kali ke jalan wates di Yogyakarta. Duh…sempet deg-degan juga, saya juga nggak tau persisnya di mana itu si kampus, tapi akhirnya ketemu juga kampusnya. Sampai di kampus, sudah rame banget. Saya dan teman-teman langsung nyari tempat ganti baju dan siap-siap perang untuk ujian.
Syarat mau ujian adalah harus pakai atasan putih, bawahan hitam, dan sepatu pantofel berhak minimal 5cm. Kenapa resmi banget? Soalnya jurusan yang saya pilih adalah pendidikan. Jadi nantinya bakalan jadi guru kan yaa. Nah, mulai dari awal bahkan saat tes, harus udah mulai berpakaian rapi. Yaaah kaya bapak ibu guru di sekolah gitu. Nah, masalahnya adalah, saya sama sekali nggak pernah pakai pantofel. Jadi harus belajar dulu donk. Nggak mau kaan tiba-tiba jatuh pas lagi wawancara misalnya..hehheee..
Baca Juga : Enaknya Kuliah di UT [Universitas Terbuka], Begini Ceritanya!
Ujian tulis dimulai jam sembilan pagi di kampus yang alamatnya di jalan wates, Yogyakarta. Ujian tulisnya kurang lebih dua jam, soal-soalnya nggak lebih sulit dari soal-soal SNMPTN. Setelah selesai ujian tulis, terus ke tes fisik. Saat tes fisik, harus sabar juga karena harus antri. Waktu itu yang ikut tes banyak banget, jadi harus bener-bener sabar. Tesnya simpel sih, cuma diukur tinggi badan, berat badan, sudah itu saja. Setelah itu tes mata dan buta warna. Tes mata dan buta warna ini juga antri lagi, jadi harus sabar lagi. Tes matanya sama persis kalau kita tes mata kita minus atau enggak di optik-optik gitu. Terus kalau tes buta warna yang dilakukan juga sederhana banget. Di situ penguji ngasih buku ada gambar warna warni, terus kita nebak angka yang muncul.
Baca Juga : Pengalaman Kerja Sambil Kuliah, Penting Bagi Waktu!
Wawancara adalah bagian penentuan terpenting. Waktu itu, ada tiga penguji sebagai interviewer. Setelah diminta memperkenalkan diri dan menjelaskan secara singkat tentang “siapa anda”, baru dimulai sesi wawancaranya. Pertanyaan yang diajukan juga nggak susah-susah sih. Waktu itu karena saya pilih jurusan pendidikan guru sekolah dasar, jadi yaa seputar itu.
Proses wawancara kurang lebih 15menit per calon mahasiswa. Nah, yang bikin paling deg-degan menurut saya adalah pas harus role play. Jadi, penguji mewajibkan saya untuk role play sebagai guru dan mereka jadi murid tentunya. Saya mendapat sebuah amplop, di dalamnya ada instruksi mata pelajaran apa yang akan dipraktekkan untuk mengajar. Daaaan, yang harus saya praktekkan adalah mengajar matematika, tentang penjumlahan, untuk anak kelas 3SD.
Pada awalnya, saya sempat bingung, tapi kemudian menemukan ide daripada menjelaskan lewat angka, saya membuat gambar buah jeruk. Dalam proses wawancara, penguji menyanggah semua konsep yang saya jelaskan. Tapi saya tetap kukuh dengan konsep saya, karena menurut saya itu adalh konsep paling sederhana untuk anak kelas 3SD. Salah satu penguji mengatakan bahwa konsep untuk anak kelas 3SD adalah masih material konkret. Menurut saya, gambaran jumlah buah disepadankan angka sudah cukup konkret sih. Jadi, yaaa begitulah akhirnya saya menyelesaikan proses wawancara itu.
Hari yang panjang dan melahkan pun membawa berkah. Pengumuman lolos dan diterima sebagai mahasiswa datang juga. Bahagia sekali dengan pengumuman itu, dan akhirnya benar-benar jadi mahasiswa. Nah, begitulah pengalaman saya mengikuti ujian masuk Universitas Negeri Yogyakarta. Ada yang tertarik masuk UNY? Persiapkan dari sekarang yuuk…