Apa yang kamu pikirkan tentang program studi kedokteran hewan? Pasti ada banyak opini yang muncul mengenai prodi yang satu ini. Ya, kedokteran hewan kini menjadi salah satu prodi yang paling diminati oleh calon mahasiswa baru. Selain dianggap sebagai prodi bergengsi, prospek kerja yang dimiliki pun juga tak kalah cemerlang dengan profesi lain.
Semakin tinggi persaingan, tentu semakin banyak hal yang perlu kamu persiapkan ketika memilih untuk kuliah di kedokteran hewan. Ada banyak hal pula yang perlu kamu tahu sebelum memutuskan untuk kuliah di prodi ini.
Lalu, apa saja sih yang perlu diketahui dan dipersiapkan tentang program studi kedokteran hewan. Ini lah pengalamanku selama kuliah di kedokteran hewan.
Di tahun 2017, aku memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di UGM tepatnya Fakultas Kedokteran Hewan. Jujur, pilihan ini memang berdasarkan keinginanku, tapi aku tidak tahu banyak tentang prodi yang aku tuju. Yang aku pikirkan saat itu hanyalah ingin menyelamatkan hewan-hewan yang terlantar di jalanan dan satwa yang terluka karena ulah manusia di hutan. Sederhana memang. Namun, pikiran itu lah yang membuatku yakin untuk masuk ke kedokteran hewan.
Aku tidak tahu apa-apa tentang prodi ini, hingga akhirnya aku mengalaminya sendiri. Banyak yang bertanya-tanya tentang materi apa saja yang diajarkan di prodi kedokteran hewan. Bahkan banyak yang menyamakan kedokteran hewan dengan kedokteran umum. Lalu, apa yang membedakan kedokteran hewan dengan kedokteran umum?
Beda Kedokteran Hewan dengan Kedokteran Umum
Pada dasarnya, apa yang kami pelajari mirip dengan apa yang dipelajari di kedokteran umum. Tentang anatomi, fisiologi, parasitologi, mikrobiologi, biokimia molekuler, epidemiologi, farmakologi, reproduksi obstetri, ilmu penyakit dalam, ilmu bedah, hingga hal-hal yang terkait dengan legislasi. Lalu, apa yang menjadi pembeda? Tentu saja objek yang harus kami tangani. Di saat calon dokter manusia mempelajari tentang anatomi manusia, kami para calon dokter hewan harus mempelajari anatomi dari berbagai spesies hewan, seperti anjing, kucing, sapi, ayam, ular, ikan, dan masih banyak lagi. Tak hanya anatomi, hal ini juga berlaku untuk mata kuliah yang lain. Mengapa demikian? Setiap hewan memiliki karakteristik yang berbeda, dan itu juga mempengaruhi diagnosa dan penanganannya.
Baca Juga : Strategi Memilih Jurusan, Bersiap Menuju Bangku Perkuliahan!
Apakah Kuliah Kedokteran Hewan Sesulit Kedokteran Umum?
Pertanyaan ini adalah pertanyaan kedua yang sering muncul. Kalau dilihat dari banyaknya beban spesies yang harus kami pelajari, kuliah di kedokteran hewan memang cukup sulit. Tapi, aku pribadi paham bahwa porsi kesulitan yang dihadapi oleh calon dokter hewan dan dokter manusia sangat berbeda.
Kami memang punya tujuan yang sama, yaitu menyembuhkan pasien yang sakit. Namun, ada beberapa perbedaan yang menyebabkan semuanya terasa sulit dengan caranya masing-masing.
Baca Juga : Enaknya Kuliah di UT [Universitas Terbuka], Begini Ceritanya!
Bagaimana Prospek Kerja Prodi Kedokteran Hewan?
Jika berbicara tentang prospek kerja, menurut OIE yang merupakan organisasi dokter hewan dunia, ada 33 rahah kerja dokter hewan. Di Indonesia sendiri, seorang dokter hewan tidak hanya bisa membuka praktik, tapi juga dibutuhkan di bidang karantina, kesehatan pangan, hingga di pemerintahan.
Baca Juga : Pengalaman Kerja Sambil Kuliah, Penting Bagi Waktu!
Bagaimana Suka Duka Kuliah di Kedokteran Hewan?
Kalau ditanya tentang suka duka, ada banyak momen yang menjadi favoritku dan juga titik terendahku sebagai mahasiswa di sini. Sukanya, kamu bisa bertemu dengan orang-orang yang satu misi denganmu dan banyak berdiskusi.
Sebagai mahasiswa yang tak bisa diam, aku juga ikut beberapa UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa), sehingga aku sering kumpul dengan teman-teman yang memiliki minat sama. Salah satu hal yang paling aku sukai selama kuliah di kedokteran hewan adalah bisa melihat berbagai spesies hewan di kampus setiap hari, sekaligus mempelajari tentang tingkah laku mereka.
Di Fakultas Kedokteran Hewan UGM sendiri ada beberapa hewan, yaitu sapi, kuda, ayam, burung, domba. Tapi, kami juga bisa mengunjungi rumah sakit hewan yang letaknya tepat di samping kampus jika ingin melihat pasien yang merupakan spesies lain.
Nah, kalau ditanya tentang dukanya, pasti juga tak kalah banyak. Mulai dari kurang tidur karena harus mengerjakan laporan praktikum, sulit meluangkan waktu untuk diri sendiri, dan yang paling buat aku sedih adalah kehilangan teman satu angkatan karena seleksi alam.
Ya, memang tak sedikit teman seangkatanku yang akhirnya memilih untuk berhenti dan pindah jurusan, bahkan pindah universitas setelah merasa tak mampu untuk bertahan di kedokteran hewan.
Berbicara tentang seleksi alam, bagi kamu yang memang berminat untuk kuliah di kedokteran hewan, ada beberapa hal yang perlu kamu persiapkan untuk bertahan. Berikut adalah beberapa hal yang perlu kamu persiapkan ketika memutuskan untuk kuliah di kedokteran hewan.
Persiapan sebagai Mahasiswa Kedokteran Hewan
1. Kesehatan Fisik
Fisik yang sehat adalah hal yang wajib dimiliki oleh seluruh mahasiswa kedokteran hewan. Tak hanya jadwal kuliah yang padat, kamu juga harus siap dengan praktikum yang terkadang berlangsung hingga malam hari.
Hal ini lah yang membuatmu harus tetap menjaga kesehatan fisik. Bahkan, sakit adalah hal yang dilarang. Kamu akan ketinggalan banyak materi bahkan nilai, karena tidak semua departemen di prodi ini menyediakan praktikum susulan.
2. Kuat Begadang
Bagi kamu yang saat ini masih suka tidur sore, kamu perlu bersiap untuk tidak tidur ketika kuliah di kedokteran hewan nantinya. Praktikum yang usai menjelang malam, dan juga laporan yang harus dikerjakan membuatmu harus siap untuk terjaga di tengah malam demi menyelesaikan laporan.
Namun, semua ini juga tergantung pada kesibukan pribadi dan juga manajemen waktumu. Jika kamu bisa memprioritaskan laporan, maka kamu bisa menambah waktu tidurmu.
3. Kesehatan Mental
Minimnya waktu istirahat dan juga tingkat stress yang cukup tinggi kadang membuat kesehatan mental mahasiswa kedokteran hewan goyah. Nah, di momen ini lah yang membuat banyak mahasiswa memilih untuk menyerah dan berhenti kuliah.
Jadi, bagi kamu yang memang berniat untuk kuliah di kedokteran hewan, jangan lupa untuk meluangkan waktu bagi dirimu sendiri. Karena sebenarnya, ketika Senin-Jumat adalah jadwal kuliah, maka Sabtu-Minggu bisa kamu gunakan untuk refreshing atau healing demi kesehatan mentalmu.
4. Tabungan
Sebagai calon dokter hewan, tentu kamu memerlukan beberapa peralatan yang dapat menunjang performamu. Pada tingkatan tertentu, kamu akan diminta untuk membeli perlengkapan pribadi, seperti minor set, stetoskop, thermometer, penlight dan beberapa perlengkapan lain. Belum lagi, kamu perlu untuk menyetak berbagai jurnal atau sumber literature untuk lampiran laporan praktikum.
Nah, untuk mengatasi krisis finansial yang biasanya dialami oleh mahasiswa kedokteran hewan di akhir bulan, kamu bisa mulai menabung dari sekarang. Sehingga, kamu bisa membeli perlengkapan pribadimu tanpa harus meminjam teman atau kakak tingkat yang berisiko.
5. Semangat Belajar
Yang harus kamu persiapkan selanjutnya adalah semangat belajar. Banyaknya materi yang dipelajari tentu membuatmu harus semakin semangat belajar. Meski dihadapkan dengan rutinitas yang padat, luangkan pula waktu untuk belajar.
Jika memang kamu kesulitan untuk memperoleh waktu belajar, pastikan bahwa kamu mengikuti kuliah dengan sungguh-sungguh, karena sebenarnya materi kuliah di kelas cukup membantumu dalam menghadapi ujian dan praktik nantinya. Ingatlah bahwa pasienmu adalah hewan yang tak bisa kamu tanya apa keluhannya. Dan apa yang kamu lakukan juga berkaitan dengan nyawa makhluk hidup. Jadi, sudah semestinya kamu bersungguh-sungguh.
6. Manajemen Waktu
Dari semua persiapan di atas, manajemen waktu adalah hal yang paling mampu membuatmu bertahan di kedokteran hewan. Dengan manajemen waktu yang mumpuni, kamu bisa menjaga kesehatan fisik, mental, dan juga semangat belajar. Apalagi bagi kamu yang memiliki jiwa-jiwa aktivis kampus dan anak organisasi. Manajemen waktu menjadi hal yang wajib dimiliki agar kuliah tak terbengkalai.
Nah, itu tadi adalah pengalamanku selama kuliah di kedokteran hewan, mulai dari pandangan, hingga caraku bertahan di sini. Bagi kamu yang berminat kuliah di kedokteran hewan, carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang prodi ini agar kamu tidak hanya terbuai ekspektasi.
Kuliah di kedokteran hewan memang cukup menguras energi dan pikiran, tapi tak bisa kupungkiri bahwa banyak momen seru dan menyenangkan yang selalu menjadi obat dan alasan aku bertahan.