Bisa dibilang, prospek kerja hukum di era global hampir tidak terbatas. Berbagai bidang kehidupan memerlukan perhatian akademisi dan profesional di bidang hukum, termasuk untuk transaksi bisnis lintas negara.
Dampaknya, persaingan profesional di bidang hukum kian meluas, mulai dari skala regional hingga skala internasional. Karena itu, sebagai lulusan fakultas hukum, Anda sudah tidak perlu khawatir untuk meniti karir terbaik. Adanya tantangan dan pandainya membaca peluang di pasar global, karir cemerlang bisa Anda wujudkan.
Sekilas tentang Jurusan Hukum
Mungkin di antara Anda sering bertanya-tanya, apakah jurusan hukum dan ilmu hukum itu berbeda? Di Indonesia, hukum sering digunakan untuk nama fakultas. Sedangkan, ilmu hukum sering digunakan untuk nama jurusan atau prodi. Ini bukanlah perbedaan yang besar.
Secara garis besar, bidang hukum diartikan sebagai peraturan perundang-undangan. Ada UUD 1945, TAP MPR, UU/ Peraturan Pemerintah Pengganti UU, Peraturan Presiden dan Peraturan Daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota, serta Peraturan Pemerintah.
Sedangkan, ilmu hukum diartikan sebagai ilmu yang akan mempelajari mengenai hukum. Atau bisa juga mempelajari teori-teori hukum dan bagaimana suatu hukum tersebut dipraktikkan di suatu tempat.
Mata Kuliah Jurusan Hukum
Menempuh pendidikan S1 selama 4 tahun, Anda akan mempelajari banyak mata kuliah yang berbeda setiap semesternya. Saat semester satu biasanya Anda akan belajar pengantar terlebih dahulu. Contohnya sebagai berikut:
- Pengantar Ilmu Hukum
- Pengantar Hukum Indonesia, dan lain-lain
Sementara saat semester lanjut, Anda sudah mulai menentukan jurusan. Maka, Anda akan belajar mata kuliah:
- Hukum Pidana
- Hukum Perdata
- Hukum Internasional
- Hukum Tata Negara, dan lain-lain
Jika ada yang bilang kuliah di bidang hukum ini bebas dari hitung-hitungan. Nyatanya tidak juga. Anda akan tetap belajar hitung-hitungan, walau tidak sekompleks matematika dan statistika.
Misalnya saja, ada hitung-hitungan dalam hukum waris, pembagian harta gono-gini, dan urusan jual beli. Yang kesemuanya memerlukan rumus dan angka.
Selama 4 tahun studi, biasanya sangat sedikit jam yang Anda habiskan untuk belajar di ruang kelas bersama dengan profesor. Mayoritas pembelajaran yang Anda lakukan ada di perpustakaan, belajar mandiri, atau bahkan menghadiri sidang yang sesungguhnya.
Maka tidak heran jika seorang yang menempuh bidang studi ini juga harus memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk:
- Melakukan negosisasi yang berhubungan dengan hukum. Anda harus paham hukum dan adil terhadap hukum itu sendiri.
- Menyelesaikan sengketa dengan cara litigasi biasa, arbitrasi, maupun penyelesaian informal lainnya. Dalam menyelesaikan sengketa, Anda juga harus bersikap objektif.
- Mampu berpikir kritis, sehingga Anda tidak akan “menelan” hukum secara bulat-bulat.
- Memberikan nasehat apa saja yang berhubungan dengan hukum dan lainnya.
- Mampu meyakinkan orang lain dengan sumber-sumber yang pasti dan bukti-bukti konkrit.
- Kompeten dalam bidang hukum, baik dari segi soft skills, hard skills, keterampilan, pengalaman, dan lain-lain.
Keunggulan dan Kekurangan Kuliah di Jurusan Hukum
Berikut keunggulan jika Anda memilih kuliah jurusan hukum:
- Peluang diterima di jurusan hukum cukup tinggi. Banyak perguruan tinggi di Indonesia membuka jurusan hukum untuk para mahasiswa baru.
- Bisa lebih memahami bagaimana nantinya Anda bertindak dan menjalankan kerja sama dengan baik satu sama lain. Sebab, saat menempuh kuliah di bidang hukum, Anda akan diajarkan untuk menjalani kelas peradilan semu. Yang itu memerlukan kerja sama satu sama lain dalam waktu yang cukup lama.
- Bisa memiliki kepribadian yang lugas, komunikatif, dan percaya diri. Banyak lomba debat dan praktik-praktik yang jika Anda mengikutinya dengan baik, skill di bidang ini akan terasah.
- Hampir sama dengan prospek kerja akuntansi, prospek kerja hukum di Indonesia juga cukup tinggi.
Berikut kekurangan kuliah di bidang hukum:
- Akan banyak menghafal dan memahami pasal-pasal dan segala hal yang berkaitan dengan hukum. Jika Anda tidak meluangkan banyak waktu, sering kali hafalan-hafalan seperti ini bisa membuat Anda sering mengeluh.
- Bagi Anda yang belum pandai bicara, maka Anda akan diwajibkan untuk banyak bicara secara kompeten dan profesional. Ini juga bukan tantangan yang mudah ditaklukkan.
- Harus bisa menganalisis setiap kejadian yang berhubungan dengan hukum secara kritis dan objektif. Sementara, hal ini tidak mudah dilakukan oleh sembarang orang.
Prospek Kerja Hukum
Ada banyak prospek kerja hukum yang bisa Anda lamar. Anda bisa berkarir di bidang hukum, maupun berkarir di bidang non-hukum, seperti bidang perdagangan dan keuangan, bidang politik, hingga bidang kesehatan. Berikut ulasan singkatnya untuk Anda:
1. Pengacara
Prospek kerja hukum sebagai pengacara ini menjadi incaran banyak lulusan hukum. Sebab, memang banyak orang menggunakan jasa pengacara agar bisa mendapat pelayanan hukum yang baik dan benar.
Dengan rata-rata gaji Rp 4.000.000 hingga Rp 6.000.000 per bulan, memutuskan diri menjadi pengacara berarti Anda memiliki tugas untuk menjadi kuasa hukum, konsultan hukum, serta harus mampu memberikan pandangan dan informasi mengenai dokumen maupun hal lainnya untuk menghadapi sidang.
2. Hakim
Berada di negara hukum, tentu membuat kebutuhan profesi hakim di Indonesia sangat tinggi. Prospek kerja hukum sebagai hakim dalam suatu persidangan selalu menjadi kebutuhan.
Dengan gaji yang mengikuti gaji PNS, seorang hakim memiliki tugas yang tidak ringan. Hakim harus memiliki sikap profesionalisme dan kredibilitas yang tinggi dalam menghadapi suatu persidangan.
3. Notaris/ PPAT
Prospek kerja hukum sebagai notaris cukup menggiurkan. Sebagai lulusan S1, Anda bisa melamar kerja menjadi notaris, walau belum memiliki pengalaman. Bahkan, sudah bisa mendapat gaji minimal Rp 4.000.000 per bulan.
Akan lebih baik lagi jika Anda bisa menempuh pendidikan Magister di bidang kenotariatan. Selain bisa meningkatkan gaji, dengan kuliah lagi bisa mencetak Anda menjadi magister yang mampu menguasai bidang hukum, seperti halnya kenotariatan dan pertanahan.
4. Ahli Legal
Prospek kerja hukum sebagai ahli legal cukup banyak dibutuhkan oleh perusahaan. Bisa dibilang, setiap perusahaan pasti membutuhkan ahli legal.
Yang mana, tugasnya adalah mengurus segala asset perusahaan, membuat surat perjanjian dan berbagai macam surat serta berkas penting lainnya. Dengan tugas-tugas seperti ini biasanya Anda akan mendapat gaji Rp 4.000.000 per bulannya.
5. Legal Auditor
Prospek kerja hukum sebagai legal auditor belum banyak diketahui orang. Biasanya pekerjaan ini mencakup pada lingkungan bisnis, pemerintah, korporasi, hingga masyarakat. Yang mana, tugasnya untuk melakukan pengawasan seluruh transaksi hukum yang sudah berjalan.
Baca Juga:
6. Legal and Compliance Risk Maanagement
Khusus prospek kerja hukum sebagai legal and compliance risk management ini tugasnya cukup spesifik, yakni berkaitan dengan segala risiko patuh tidaknya perusahaan terhadap hukum yang berlaku.
Memiliki tugas untuk mengatur manajemen risiko hukum dan kepatuhan memang berat. Tenang saja, walau terlihatnya berat tetapi gaji yang Anda dapat bisa sebanding. Per bulan Anda bisa mendapat gaji Rp 6.000.000-an.
7. Kurator
Sebagai lulusan hukum, Anda berpeluang untuk menjadi kurator. Prospek kerja hukum sebagai kurator ini dinilai cukup berat.
Sebab, pekerjaan ini menyangkut kepemilikan seseorang yang akan diangkat di pengadilan. Tugas Anda adalah untuk mengurus sekaligus membereskan harta debitor pailit yang diawasi oleh hakim pengawas.
8. Staff HRD
Prospek kerja hukum yang satu ini memang identik dengan lulusan psikologi. Namun, nyatanya ada juga bagian personalia yang diisi oleh lulusan hukum.
Kenapa? Karena sebagai lulusan hukum nantinya Anda akan mendapat tugas yang berkaitan dengan ketenagakerjaan. Ini bukanlah perkara sederhana, melainkan sangat kompleks.
Misalnya, Anda harus mengevaluasi kembali aturan perusahaan tentang ketenagakerjaan. Mulai dari rekruitmen, menjadi karyawan, hingga aturan PHK/ pensiun. Termasuk juga dalam penggunaan BPJS.
Untuk gaji, rata-rata lulusan hukum yang menjadi staff HRD mendapat gaji minimal Rp 3.000.000 per bulannya.
9. Jaksa
Prospek kerja hukum sebagai jaksa sangat menjanjikan. Ini dilihat dari besaran gaji bulannya. Anda bisa mendapat gaji pokok minimal Rp 5.000.000 per bulan.
Dengan gajii yang cukup tinggi, tugas Anda juga tidak mudah. Anda harus bisa menyampaikan apa saja yang menjadi dakwaan tuduhan kepada pelaku tindak kejahatan.
10. Reporter Pengadilan
Di Indonesia, prospek kerja hukum sebagai reporter pengadilan memang jarang didengar oleh orang awam. Padahal, peluang kerjanya cukup menjanjikan. Tugas Anda adalah untuk mencatat dan mentranskripsikan jalannya pengadilan.
11. Humas
Memiliki hobi sebagai pelobi yang melibatkan politisi, sepertinya prospek kerja sebagai humas cocok untuk Anda lamar. Anda akan mendapat gaji besar dan memiliki teman-teman yang kuat.
Sebagai humas, Anda harus bisa melobi politisi dengan bahasa yang manis dan bisa mempengaruhi media sekaligus mendapatkan dukungan dari internet guna mendukung hal-hal yang Anda promosikan.
12. Politik
Banyak lulusan hukum yang memanfaatkan prospek kerja hukum di dunia politik. Tidak masalah, ini merupakan tindakan yang bagus agar para lulusan hukum bisa mengerjakan kampanye dan memastikan bahwa tidak ada hukum yang dilanggar. Gaji seorang politisi juga tidak main-main, loh!
Daftar Universitas dengan jurusan Hukum terbaik di Indonesia
5 PTN dengan Jurusan Hukum Terbaik di Indonesia
Menurut WUR (World University Ranking) Perguruan tinggi negri terbaik di Indonesia untuk jurusan hukum adalah sebagai berikut:
- Universitas Indonesia
- Universitas Brawijaya
- Universitas Diponegoro
- Universitas Gadjah Mada (UGM)
- Universitas Padjajaran (Unpad)
5 PTS dengan Jurusan Hukum Terbaik di Indonesia
Perguruan tinggi swasta dengan jurusan ilmu Hukum terpopuler di Indonesia
- Universitas Pancasila
- Universitas Katolik Parahyangan
- Universitas Kristen Maranatha
- Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
- Binus University
Penutup
Itulah 12 prospek kerja hukum yang bisa Anda coba lamar. Menurut statistik yang ada di situs Prospects, sebesar 49% lulusan hukum dipekerjakan di luar sekolah hukum, 10,5% memutuskan untuk bekerja dan belajar di waktu yang sama, dan 30,8% memilih untuk melanjutkan pendidikan Magister dan Doctoral ke spesialis bidangnya.