Ini adalah lanjutan dari cerita gue kerja di Korea selatan part 3
Tuhan maha adil memang ya. Gue dikasi tempat kerja yang nyaman. Kerjaan stabil, overtime banyak, weekend selalu off. Rekan kerja juga baik ngak neko-neko. Satu lagi, 5 waktu gue juga terjaga selalu insyallah. Terus nikmat apalagi yang kau dustakan kisanak? Huh?! Love you full ya ALLAH.
“Pak tua” adalah sebutanku untuk SPV gue. Agak bawel si macem ibuk gue di rumah tapi perhatian dan baiknya gak ketulungan. Karena guekan paling kecil dan muda diantara yang lain jadi selalu dibelain dia, kerjaanpun dikasi bagian yang ringan-ringan, gak boleh kerja malam kadang bolos juga termaklumkan. Duh nikmat mana lagi yang kau dustakan. Haha?
Halo Si Pak Tua…
Saking deketnya tu ‘pak tua’, sampai ke ranah urusan utang piutang loh. Bukan gue, tapi dia yang hutang ke gue. Dan kategorinya sering. Hampir tiap bulan dengan nominal yang Cuma 100.000 – 1.000.000 won. Agak serem sih untuk urusan duit sejujurnya dan beberapa temen gue juga kasih warning ke gue. Tapi karena gue tau dan faham betul siapa dia dan pak tua itu memang jujur dan selalu on time balikin, ya gue kasih-kasi aja sih meski kadang-kadang gue carikan utangan juga, kalau gue lagi bokek. Dan pak tua itu, hanya ke gue dia berani pinjam-meninjam. Big no kepada rekan kerja yang lain. Gak tau karena malu sama anak-anak yang lain atau memang keterbatasan bahasa ke yang lain (ada anak kamboja, philiphina dan Mongolia) sehingga gak mau panjang urusannya, salah-salah pemahan bisa jadi bahan gunjingan kali ya? hhaa
Beberapa kali gue diajak kondongan ke acara temennya si “pak tua”. Dimana seringkali dalam hajatan itu cuma gue orang asing sendiri. Masuk ke gedung di gandeng sama istri “pak tua”, udah macem anak bungsunya aja gue njir. Dateng dicarikan tempat duduk terus ditinggal dan disuruh makan sepuasnya dan sesuka-suka gue. Siapa yang gak mau dan gak nagih coba?! Bodo amat banyak mata mengamatin gue. Yang penting perut gue kenyang hati gue senang.
Musim dingin pertama gue, saat salju turun si “pak tua” heboh naudzubillah, tarik-tarik gue yang sedang kerja untuk ngelihat salju di luar yang lumayan lebat. Wow warbyasahh berasa mimpi gue lihat hujan salju dengan mata telanjang begini. Langsung aja gue buka mulut nengadah ke langit makan tuh es serut salju langsung dari langit. Yeah.. lompat lompat kegirangan gue.
Summer dan winter berlalu. Mata gue dimanjakan lagi dengan cantiknya musim semi. Sakura bermekaran dimana-mana menghiasi sepanjang jalanan. Bumi seperti kembali berwarna dan bernyawa kembali. Gue bisa benar-benar menikmati dunia dari sisi bumi yang lain, 4musim ini membuka mata dan pikiran gue akan kebesaran Sang Maha Karya yang taka da duanya. Semua makhluk termasuk gue ini hanya butiran upil. Alhamdulillah atas segala nikmat Mu-Mylove.
Gabung ke Komunitas di Korsel
Gue coba gabung di beberapa komunitas untuk sekedar nambah teman dan mengisi kegiatan akhir pecan gue. Mulailah gue aktif di komunitas Muslim di Korea. Yang punya basecamp sebagai masjid juga so, banyak kegiatan yang sangat posotif dan aktifitas gue juga menjadi terarah both jasmaniyah and rohaniayah. Alhamdulillah ya sesuatu banyak kenal dengan akhi-akhi dan ukhti-ukhti juga loh…
Gue masih gigih loh cari shelter Hingga pada akhirnya dapet rekomendasi dari teman. Nemu lah gue tuh tempat belajar, berlokasi di deket kampus HUFS. Yang pasti nggak aneh-aneh macem sebelumnya. Suka banget gue dengan proses pembelajaran di sana. Hampir tiap akhir pekan gue habiskan untuk belajar disana dengan dua orang teman lainnya.
Empat Musim berganti, kerasa apa kagak, Satu tahun sudah terlewati. Wow how fast it was. Lakon ku sudah mulai ada penjiwaan. Oh iya gaji pertamaku gue simpen dan persembahkan khusus buat ibuk gue. Beberapa tanggungan biaya keberangkatan sudah selesai semua. Keuangan mulai akan tertata kedepannya. Well Chapter pertama gue done, siap lanjut untuk babak selanjutnya. Hope everything gonna be ok.
Love you full Allah.
To be continued next chapter.
Bukyang-Dong 01.00 2013
Full appreciation to our beloved author: Benn Sohibul Munire
Ig: @benn_munire