Di Indonesia terdapat banyak perusahaan multinasional, yaitu perusahaan yang cabang atau anak perusahaannya tersebar di berbagai negara di dunia. Baik itu perusahaan yang berpusat di Indonesia maupun di luar negeri. Bekerja di perusahaan besar seperti ini menjadi mimpi sebagian anak muda. Bagaimana tidak, iming-iming gaji besar, kantor bonafide, dan status sebagai karyawan di perusahaan bergengsi adalah kredit point tersendiri.
Salah satu perusahaan multinasional seperti ini adalah Wilmar International, Ltd. Perusahaan milik taipan Indonesia Martua Sitorus dan konglomerat Malaysia William Kwok ini merajai sektor agrobisnis dari hulu ke hilir, terutama CPO dan olahannya. Kamu pernah memakai minyak goreng merk Sania atau Fortune? Nah, itu dua di antara ratusan produk Wilmar. Produk-produk lainnya mencakup margarin, biosolar, pupuk cair dan padat, minyak kelapa, dll.
Hingga bulan Desember tahun 2014 (bulan terakhir saya bekerja di sana sebelum resign), Wilmar sudah tersebar di 30 provinsi di Indonesia dan 139 cabang di berbagai negara di seluruh dunia. Sebaran bisnisnya juga luas, mencakup pabrik CPO, pabrik minyak goreng dan produk turunan minyak sawit lainnya, power plant, pabrik plastik, galangan kapal, pupuk, dll.
Menantang Sejak Hari Pertama
Bekerja di perusahaan multinasional seperti Wilmar bisa dikatakan sangat menantang. Menuntut fokus, keuletan, gesit dan aktif belajar, serta bisa menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat. selain itu juga dilarang baper dan gampang menyerah. Singkatnya, bekerja di perusahaan multinasional besar seperti Wilmar itu harus tahan banting, bahkan sejak hari pertama.
Pengumuman lowongan kerja biasanya di website resmi perusahaan, koran nasional dan koran daerah tempat dimana cabang yang membutuhkan karyawan. lamanya pembukaan lowongan berkisar antara tujuh hingga sepuluh hari, tergantung banyaknya kandidat yang dibutuhkan. Setelah lolos tes administrasi, calon karyawan akan menjalani tes tertulis, tes psikologi, dan tes wawancara.
Tes tertulis berupa dua puluh pertanyaan seputar teori dan pengetahuan umum terkait jabatan dan bagian yang dilamar. Misalnya jika kamu melamar di bagian keuangan, maka pertanyaan juga seputar keuangan dan pengetahuan umum. Tes psikologi dijalani setelah tes tertulis, dan bentuknya juga tertulis. Nah, setelah menjalani dua tes tersebut, pelamar bisa pulang dan menunggu panggilan. Kalau lulus tes, baru akan dipanggil untuk wawancara.
Ngomong-ngomong tentang wawancara, yang melakukannya bukan hanya manajer HRD, tapi juga manajer bagian yang dilamar. Pengalaman saya, saat itu yang mewawancarai saya adalah Office Manager. Karena saya melamar untuk ditempatkan di kantor unit, maka Office Manager adalah jabatan tertinggi di sana, dan sukses membuat saya jantungan saat diwawancara hehehe.
Sebenarnya untuk masuk ke Wilmar tidak sulit, kok. Bahkan cenderung santai. Tantangan sebenarnya akan dijalani begitu hari pertama masa probation berlangsung. Istilahnya, saat melamar kita seperti bertarung di acara Benteng Takeshi, namun begitu memasuki masa probation kita memasuki arena Ninja Warrior.
Walau namanya masa probation, jangan harap bisa bersantai dan menerima ilmu dari senior. Kamu dituntut untuk aktif belajar, cepat beradaptasi, dan berinisiatif. Ritme kerja di perusahaan ini sangat cepat. Seluruh lini harus aktif, termasuk para karyawan baru. Jika kamu lambat belajar dan sulit beradaptasi, kamu akan tertinggal dan bisa-bisa tidak lulus probation.
Kamu akan langsung terjun ke dalam pusaran kerjanya dan mengaplikasikan teori yang didapat di bangku kuliah ke dalam dunia kerja nyata. Cara kerja di Wilmar lebih banyak online, menggunakan program SAP. Bahkan hingga ke pabrik-pabrik yang lokasinya cenderung jauh dari perkotaan pun telah bekerja secara online. Jadi jika kamu tidak mengerti sama sekali tentang SAP, sebaiknya belajar dahulu sebelum mengajukan lamaran.
Di Indonesia, Wilmar membagi wilayah kerjanya di bawah beberapa HO (Head Office). Setiap Head Office akan membawahi kantor cabang atau unit. Tiap kantor cabang atau unit sendiri akan membawahi pabrik (untuk anak perusahaan plantation seperti pabrik kelapa sawit, pabrik plastik, minyak goreng, dll), pembangkit tenaga listrik (seperti di Dumai, Riau dan Kalimantan), dan state (perkebunan). Jadi bisa saja di satu wilayah memiliki dua atau tiga kantor unit bahkan lebih, sesuai dengan berapa jenis anak perusahaan yang ada di wilayah tersebut.
Contohnya nih, saya yang bekerja di wilayah Riau. Ada empat unit yang ada di wilayah ini; Unit Pekanbaru (plantation; membawahi empat pabrik kelapa sawit yang memproduksi CPO), dan ada satu Unit State Pekanbaru yang mengurus perkebunan kelapa sawit, dan Unit Dumai (KID—Kawasan Industri Dumai) yang membawahi pabrik-pabrik yang berada di daerah kawasan industri tersebut. Unit Batam dan Rengat untuk bidang galangan kapal dan pemasaran produk-produk hilir.
Nah, mengingat besarnya wilayah dan cakupan bisnis perusahaan multinasional, tentu jumlah uang yang beredar dalam bisnisnya juga besar. Artinya tanggung jawab karyawan juga besar, yang tentunya membutuhkan keahlian dan ketelitian melebihi perusahaan lain yang scope nya lebih sederhana. Hal ini sangat menantang, loh. Transaksi perusahaan dalam sehari pastinya mencapai nilai milyaran bahkan lebih. Pencatatan transaksi juga biasanya online dan terpadu, sehingga satu kesalahan bisa merambat hingga kemana-mana.
Namun, mengingat reward yang diberikan oleh perusahaan, semua tantangan dan masalah yang dihadapi sehari-hari di lingkungan kerja seakan terbayar. Itu sebabnya ada banyak sekali pencari kerja yang mengincar perusahaan multinasional seperti Wilmar ini.
Baca juga: Pengalaman Kerja di Shopee, Ini Ceritaku Bekerja Di Sana!
Work Hard, Play Hard
Walau ritme kerja dan lingkungan di perusahaan keras dan sangat dinamis, bukan berarti kita tidak bisa bersantai. Justru semakin berat tekanan yang kita terima, akan semakin kreatif kita dalam memanfaatkan momen sekecil apapun untuk mengendurkan syaraf. Saya dan teman-teman di Finance and Accounting Department unit plantation biasanya mengalami tekanan kerja paling berat setiap pagi hari, dimana tagihan yang datang harus segera diselesaikan sebelum jam makan siang.
Perlu kecekatan tinggi dan ketelitian saat mencocokkan data dari supplier dengan data yang diinput pabrik, mencermati perubahan harga, melakukan penghitungan dan penginputan. Nah, untuk mengurangi tingkat stress biasanya kami bergantian mengadakan stand up comedy dadakan. Siapa komikanya? Ya sesama karyawan, dong. Biasanya yang sedang memfoto copy dokumen, atau menunggu hasil print out keluar, pokoknya siapa saja yang sedang berdiri akan didapuk jadi komika hahaha.
Anehnya, tingkat error saat kami bekerja dengan cara seperti itu justru lebih rendah dibandingkan jika kami bekerja serius sambil diam-diaman. Cara lain mengurangi stres terutama saat akhir periode akuntansi adalah dengan membuat gudang camilan. Nah, boleh dibilang divisi Finance and Accounting adalah surganya camilan. Kami memiliki ‘kas kecil’ yang kami kumpulkan setiap pekan dan dipakai untuk membeli makanan ringan. Makanan ringan yang tahan lama akan kami simpan di laci khusus dan dapat dimakan oleh siapa saja.
Saat menyelesaikan transaksi keuangan sambil mengunyah, saling berbagi potluck makanan, ternyata sukses membuat suasana kerja jadi lebih santai. Nggak heran, selama delapan tahun bekerja di sana timbangan saya tidak pernah bergerak ke kiri. Tapi jangan dikira kami jadi gemuk, karena kesibukan kerja yang padat membuat tubuh membakar banyak kalori hahaha.
Satu hal yang perlu diperhatikan saat bekerja di perusahaan multinasional adalah karyawan dan atasan yang sudah pasti multietnis. Lantas, yang perlu dicermati adalah pembawaan, budaya, dan kebiasaan mereka. Atasan ekspatriat, terutama mereka yang berasal dari Singapura, Malaysia atau negara dengan tingkat disiplin baik lainnya akan cenderung bersikap keras di awal agar karyawan Indonesia mereka bisa lebih disiplin. Tahu sendiri kan, kultur alami kita yang senang leyeh-leyeh dan santai.
Namun jika kita sudah bisa mengikuti ritme kerja dan disiplin mereka, para atasan itu merupakan bos yang royal sangat menghargai setiap achievement bawahannya. Well, walaupun semua kembali pada persona masing-masing, namun secara umum mereka seperti itu. Sesama staf yang berbeda budaya juga memberikan warna tersendiri di lingkungan kerja. Terutama soal bahasa dan kebiasaan.
Seperti halnya karyawan lain dengan akses internet melimpah di kantor, kami juga menyukai aktivitas chatting dan berbalas email. Hanya saja untuk hal ini biasanya dilakukan di waktu-waktu yang sangat senggang. Sekitar lima belas menit sebelum jam makan siang atau pulang kantor, misalnya. Dengan aplikasi chat khusus karyawan Wilmar, kami bisa berkomunikasi dengan sesama karyawan di seluruh dunia. Kesulitannya mungkin di zona waktu, dimana saat karyawan di Indonesia senggang, teman chat kita di wilayah benua lain sedang sibuk atau malah masih tidur di rumah.
Saya sendiri memiliki kegiatan asyik yang lucu serta menyenangkan, dan biasanya saya lakukan dengan teman-teman sesama penggemar sastra dan kegiatan menulis. Yaitu berbalas email yang berisi puisi, cerpen, atau cerita-cerita lucu. Lumayan, untuk mengendorkan urat syaraf yang tegang sekaligus mengasah kemampuan menulis. Salah satu mimpi kami yang belum terwujud adalah menulis novel bersama-sama. Asyik ‘kali ya, kalau kami bisa melakukannya hehehe.
Saya dan beberapa teman juga memiliki jadwal untuk chatting in ‘stupid English’ setiap hari Sabtu. Dengan begitu kami bisa berlatih dan saling koreksi, memperdalam pengetahuan tentang Bahasa Inggris, sekaligus menambah teman. Karena tentu saja, sebagai karyawan di perusahaan multinasional, kemampuan berbahasa Inggris dengan lancar adalah keharusan. Bayangkan jika tidak, saat memo dari manajer datang, dan kami tidak bisa menerjemahkannya dengan benar. Siap-siap saja melakukan kesalahan dan kena marah atasan hihihi.
Baca juga: Pengalaman Kerja di Tokopedia, Penasaran? Ini Rasanya!
Tips Buat Kamu Yang Ingin Berkerja Di Perusahaan Multinasional
Kelihatannya asyik ya, bekerja di perusahaan multinasional begitu. Ya, namanya bekerja ada enaknya ada tidak enaknya. Sebisanya kita saja menghadapi keseharian, saat pekerjaan menumpuk, deadline mengejar, dan bos sedang ‘resek’. Pintar-pintar mencari celah untuk mengendurkan urat syaraf. Ya, seperti saya dan teman-teman dalam cerita di atas. Secara umum, bekerja di perusahaan multinasional memang memberikan berbagai poin plus, seperti:
- Nama perusahaan adalah credit point tersendiri di portofoliomu. Sehingga jika suatu saat kamu ingin resign, kamu punya bargaining position yang lebih tinggi.
- Manajeman yang rapi, teratur, sesuai hukum dan mendukung performance karyawan. penilaian dilakukan secara sistematis dan adil untuk seluruh karyawan.
- Gaji dan fasilitas yang biasanya lebih baik daripada perusahaan lain.
Nah, untuk kamu yang ingin bekerja di perusahaan multinasional, berikut ada beberapa tips yang mungkin bisa membantumu untuk mewujudkan impianmu.
1. Kuasai Bahasa Inggris, kalau bisa bahasa asing lainnya juga.
Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional wajib kamu kuasai dengan baik. Kebanyakan jajaran manajerial di perusahaan multinasional adalah ekspatriat, yang tentu saja tidak semuanya lancar berbahasa Indonesia. Selain itu, kebanyakan memo dan surat baik internal maupun eksternal ditulis dalam Bahasa Inggris formal.
Menguasai bahasa asing lainnya merupakan kelebihan lain yang akan membuat posisimu di perusahaan cukup diperhitungkan. Terutama kamu yang mengincar posisi sekretaris direksi, bagian humas, dan operasional. Beberapa perusahaan sering merotasi para karyawannya lintas negara, sehingga terkadang kita bisa saja mendapatkan atasan dari beberapa negara yang berbeda.
2. Jaga IPK-mu agar di atas 3.
Baik jurusan IPA maupun IPS, nilai IPK cukup berpengaruh karena salah satu saringan awal saat penerimaan karyawan baru adalah nilai-nilaimu. Walaupun belum tentu mahasiswa dengan IPK tinggi juga pintar saat terjun ke dunia kerja, namun IPK yang tinggi akan membuatmu lebih dilirik saat seleksi awal.
Jika IPK-mu tidak terlalu tinggi, maka perkaya portofoliomu. Beberapa prestasi dan kegiatan yang sekiranya menunjang karirmu di perusahaan tersebut dapat kamu lampirkan di dalam berkas lamaran. Namun, hindari mengumbar semua prestasimu termasuk yang tidak berpengaruh atau tidak berhubungan dengan posisi yang kamu incar.
Misalnya jika kamu ingin diterima sebagai karyawan bagian Tax and Legal, maka prestasi sebagai juara lomba masa kantar RW atau juara lomba panjat pinang tidak perlu kamu lampirkan. Pun keterangan tentang riwayat pendidikan pelatihan pembuatan kompos rumahan atau workshop parenting. Bukan hanya akan sekadar mengotori portofoliomu, tapi juga membuat berkasmu lebih berpeluang untuk berakhir di tong sampah.
3. Jangan baper berlebihan
Dibentak atasan, diberi pekerjaan menumpuk, atau dimarginalkan mungkin akan kamu hadapi di masa-masa probation. Jangan langsung baper, ngambek, apalagi dengan kepala panas langsung mengonfrontasi. Usahakan untuk berbicara baik-baik dahulu dengan supervisor dan HRD jika menurutmu perlakuan yang kamu terima di luar batas kemampuanmu.
Tidak semua perusahaan multinasional memiliki lingkungan kerja yang keras dan ‘mematikan’, namun yang namanya persaingan antar karyawan, gossip, saling sikut dan hal-hal lainnya jelas ada di manapun kamu berada. Jadi pintar-pintarlah membawa diri dan perasaan. Bukankah reward yang besar dari perusahaan juga sepadan dengan usahamu?
4. Cepatlah beradaptasi dengan lingkungan kerjamu.
Jajaran karyawan dan manajerial yang multietnis dan lintas budaya, dinamika kerja yang tinggi, serta target yang ketat membuatmu harus cepat beradaptasi di lingkungan kerja. Kamu juga secara tidak langsung akan membawa nama perusahaan jika sudah diterima nanti, sehingga attitude yang kamu pancarkan akan berpengaruh juga pada perusahaan.
Jika kamu memiliki inisiatif atau ide berkenaan dengan pekerjaanmu, diskusikan dahulu dengan supervisormu. Komunikasi sangat penting di sini.
5. Cari informasi lengkap mengenai perusahaan yang kamu incar sebelum mengajukan lamaran
Perusahaan multinasional, secara umum agak ‘sombong’. Hal ini wajar mengingat kiprah mereka sudah melintasi batas negara bahkan benua. Jadi pastikan kamu mengetahui info dasar dan penting mengenai perusahaan yang kamu incar. Paling tidak tentang cakupan wilayahnya, bisnisnya, keunggulannya, dan beberapa prestasinya. Lebih baik lagi jika kamu sudah punya gambaran tentang peran apa yang bisa kamu berikan untuk perusahaan. Biasanya hal ini akan ditanyakan saat sesi wawancara.
5. Jangan menego gaji dengan jumlah terlalu rendah.
Bukankah salah satu privilege menjadi karyawan perusahaan multinasional adalah gaji yang besar? Maka tidak ada salahnya menego gaji sekitar 20-40% lebih besar dari UMP/UMK. Tapi pastikan juga kompetensimu memang sesuai dengan gaji yang kamu inginkan, ya. Karena sekali lagi, profesionalitas sangat berpengaruh di sini. Jika kamu biasa-biasa saja, siap-siap terdepak dari bursa calon karyawan.
6. Banyak-banyak berdoa dan minta restu dari kedua orang tuamu.
Kelihatannya sepele, padahal langkah ini justru langkah kunci dalam meraih mimpimu. Persaingan untuk bisa berkarir atau bekerja di perusahaan multinasional sangat ketat. Bukan hanya faktor prestasi, keuletan dan kepintaranmu saja yang diperhitungkan, namun campur tangan invisible hand alias Tuhan juga sangat berperan.
Baca juga: Pengalaman Kerja Di Kapal Pesiar, Enak? Ini Rasanya!
Doa orang tua adalah modal besar bagimu, jadi jangan sungkan untuk bercerita pada mereka tentang impianmu dan minta mereka ikut mendoakanmu. Saat kamu membumikan kemampuan dan kompetensimu, orang tua melangitkan permohonan mereka untuk menggerakkan semesta agar mendukungmu. Ya ampun, bahasaku sudah seperti motivator belum, sih? Hahaha.
Bagaimana, semakin kuatkah tekadmu untuk bekerja di perusahaan multinasional? Dimanapun kamu bekerja kelak, pastikan profesionalitas, kejujuran dan disiplin selalu menjadi prioritasmu. Semoga bermanfaat.