Sadar enggak sih, ada banyak banget coffee shop alias kedai kopi di tempat kamu? Mau nugas, ngopi. Mau kumpul, ngopi. Suntuk di kos, ngopi juga yang delivery. Kopi yang kamu pegang itu diracik dari hasil jerih payah seseorang yang kerja jadi barista.
Bikin kopi itu enggak asal seduh lho! Apalagi yang ada latte art-nya. Istilah “kerja jadi barista itu hits” pun jadi enggak relevan kalau bikin kopi tanpa cinta dan dedikasi. Teman baristaku bakal menjawab kekepoan kamu! Semakin kamu baca artikel ini, semakin menjawab pertanyaanmu “jadi barista worth it enggak, sih?”
Tren Kopi, Kedai Kopi, dan Barista
Mungkin udah sejak lama kopi jadi primadona di Indonesia. Tapi, fenomena ngopi semakin muncul ke permukaan setelah film Filosofi Kopi.
Dari sini masyarakat sadar ada beragam pilihan kopi yang bisa dinikmati. Kopi arabika dan robusta. Latte, Cappuccino, Espresso, dan Americano. Belum lagi takaran antara kopi, susu, dan gula yang menyebabkan nama kopi yang beda pula.
Melihat pangsa pasar yang besar, kedai kopi pun berjamuran. Mulai dari yang premium sampai rumahan, yang menawarkan aesthetic coffee shop sampai yang mengunggulkan biji kopi handmade.
Ngomong soal statistik, Financial Times menyebutkan kalau kedai kopi di Indonesia dalam lima tahun terakhir meningkat pesat sampai dua kali lipat. Gilz!
Kedai kopi jelas butuh barista, yang bikin kopi. Makanya, muncul banyak lowongan kerja jadi barista full-time ataupun part-time. Biasanya lowongan ini mengincar pencinta kopi sungguhan ataupun para mahasiswa yang cari pengalaman.
Baca juga: Pengalaman Kerja Part Time Guru Les di Perancis
Apa Saja Tugas Seorang Barista
Ada dua tugas pokok seorang barista di sebuah Kedai Kopi yaitu:
Kalau kamu pikir barista tinggal memanfaatkan mesin pembuat kopi yang harganya jutaan itu, kamu salah! Mereka memikirkan mulai dari menunya.
Apa aja sih yang ramai di pasaran, apa sih yang customer mau, dan pasti apa signature dari kedai kopi itu.
2. Memperhatikan setiap detail proses
Para barista perlu memperhatikan hal-hal detail semacam manual brewing, suhu air, waktu nge-brew, ukuran biji kopi, dan jenis kopi. Pernah liat mereka menggoyangkan tangan untuk memutar kettle? Itu karena kerja jadi barista juga harus detail soal aliran air!
Selanjutnya, untuk jenis kopi tertentu, misal aja latte. Yang jadi perhatian tambahan adalah ketebalan foam, suhu susu, steaming susu, dan espresso best shot-nya. Dan, ada banyak banget jenis kopi yang tersedia di menu. Ngehafalnya gimana, euy?
Baca juga: Gaji Karyawan Janji Jiwa
Keuntungan Kerja Jadi Barista
1. Apply kerjanya gampang
Sama aja kayak pekerjaan lain, kalau kamu berniat kerja di barista, kirim aja CV ke kedai yang lagi buka lowongan. Dan pasti banyak banget soalnya demand lagi tinggi.
Enggak semua cari yang berpengalaman kok. Lowongan junior barista bisa kamu coba untuk pemula, siap-siap aja untuk kuat minum berliter kopi saat training.
2. Menjadikan hobi sebagai uang
Kamu suka kopi? Saatnya bikin hobimu jadi pekerjaan. Sudah tahu kan banyak hal yang dipikirin kalau kerja jadi barista? Hal ini akan jadi super ringan kalau kopi adalah passion kamu.
3. Dapat jatah kopi gratis
Sebagai seorang barista, kamu bakal dapat jatah kopi “gratis.” Well, it’s not merely free. Jatah kopi gratis per hari ini dimanfaatkan untuk meningkatkan skill, menjadikannya trial and error, dan kesempatanmu mengulik kopi lebih dalam.
4. Bisa buka kedai kopi sendiri
Di beberapa tempat kedai, pemiliknya akan sangat terbuka pada barista soal gimana cara dia bikin kedai kopinya. Darimana dia beli biji kopinya, kenapa harus biji kopi itu, dan alat seperti apa yang dipakai.
Baca juga: Pengalaman Kerja Sekretaris Manajer
Kerja jadi barista ada enggak enaknya juga
1. Gaji minim
Dibandingkan dengan gajiku part-time saat kerja di startup, besaran duit yang diterima kawan baristaku ini tergolong cukup minim.
Bekerja dalam jangka waktu yang hampir sama, aku lima jam dan kawanku empat jam, selisihnya bisa sampai 200 ribu sampai 400 ribu rupiah.
Para barista kebanyakan digaji di kisaran 300 ribu sampai 700 ribu rupiah, tergantung dari lama shift (antara 4-7 jam kerja) dan jenis kedai kopinya. Tapi, selama itu passion, kadang uang bukan jadi masalah.
2. Jobdesc-nya enggak hanya bikin kopi
Sebagai karyawan di suatu kedai, kadang barista enggak hanya bikin kopi. Biasanya, mereka juga sebagai pelayan dan kasir, bahkan sampai yang bersih-bersih kedainya. Temanku yang lain dapat tambahan jobdesc dengan handle social media kedai kopi. Sayangnya, duitnya enggak ditambah.
3. Ada yang harus dikorbankan
Sebenarnya, ini berhubungan sama bagaimana kamu bagi waktumu. Temanku harus merelakan banyak bangun kesiangan karena shift malam, Indeks Prestasi (IP) di sekolah turun, dan enggak bisa pulang kampung karena masih ada kontrak kerja.
4. Butuh waktu lama jadi barista pro
Baristra pro adalah kasta tertinggi yang kerja jadi barista. Jelas rate gajinya juga beda. Tapi, barista pro punya standar yang tinggi pula. Mereka perlu menjalani sertifikasi atau barista training, yang harganya cukup menguras kantong juga.
Kerja jadi barista sih katanya keren soalnya update soal tren. Tapi itu jangan membutakanmu dari konsekuensi yang ada ya.