Tidak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa saya akan bekerja sebagai staff administrasi. Pengalaman bekerja sebagai staff finansial administrasi di sebuah perusahaan arsitek ternama kota Bandung. Masih trauma dengan marketing dan bidang yang serupa, jadilah saya memutuskan mencari informasi lowongan sebagai staff keuangan. Masa pencarian kerja memakan waktu sekitar 4 bulan dari saya berhenti sebagai telemarketing. Kebetulan, bursa kerja di kampus memasang informasi loker dari perusahaan ini.
Wawancara Di Perusahaan Arsitek
Setelah menunggu sekitar satu minggu saya mendapatkan jadwal wawancara kerja. Jujur, ada banyak lamaran sudah saya kirimkan. Anehnya sama sekali tidak ada panggilan untuk saya. Masa-masa menunggu panggilan interview seperti hukuman.
Ada perasaan malu karena orang tua masih mengirim biaya pendidikan dan hidup, di kala saya sudah lulus SMA. Segala upaya di lakukan, melamar ke banyak tempat, berdoa, dan minta restu orang tua. Penantian panjang membuahkan panggilan kerja.
Pergilah saya ke perusahaan arsitek tersebut. Sesampainya di sana terlihat para karyawan berhamburan keluar gedung. Karena jadwal wawancara bertepatan dengan jam pulang kerja kantor. Saat masuk ke dalam, ada dua orang karyawan yang masih duduk di kursinya. Dengan ramah saya menghampiri mereka untuk menanyakan informasi wawancara.
Ketika mengulurkan tangan untuk memperkenalkan diri, karyawan tersebut tidak menyambut tangan saya. Rasanya kecut, mendapat respon demikian. Pikiran ragu untuk bekerja di situ lantas timbul. Rasanya pasti tidak nyaman jika harus bekerja dengan rekan yang demikian.
Namun di lain sisi, pemilik perusahaan sangat baik dan berpemikiran terbuka. Di sesi interview, beliau bahkan mengatakan bahwa tidak masalah jika saya ingin pulang lebih awal untuk kuliah. Karena di perusahaan tersebut ada beberapa karyawannya yang juga kuliah sambil bekerja. Rasa kecut di awal datang, berganti dengan ucapan syukur.
Tidak Ada Jenjang Karir Pada Perusahaan Keluarga
Besoknya pemilik perusahaan mengirim pesan, yang mengatakan bahwa hari Senin sudah bisa masuk untuk bekerja. Rasanya senang bukan kepalang. Saya bekerja di perusahaan normal dengan profesi yang normal juga. Tidak ada tuntutan harus mencari nasabah ataupun melakukan penjualan. Perusahaan tempat saya nantinya mulai bekerja memiliki reputasi yang cukup bagus di kota Bandung.
Lokasi kantor terletak di tengah kota, sehingga mudah di jangkau dengan mode transportasi apapun. Hanya saja saya harus bekerja sampai hari Sabtu. Perusahaan tercatat kerap mengerjakan proyek-proyek besar seperti pembangunan hotel, mall, dan komplek perumahan besar tidak hanya di kota Bandung. Klien datang dari hampir seluruh penjuru tanah air. Semua informasi ini saya dapatkan dari website dan review para pelanggan.
Sistem perusahaan di jalankan oleh para anggota keluarga. Sehingga jabatan strategis seperti direktur, manajer, supervisor dan bahkan kepala lapangan diisi oleh anggota keluarga. Sisanya para staff bertugas mensuport pekerjaan mereka. Buruknya sistem kerja adalam perusahaan keluarga yang tidak menggunakan campur tangan profesional adalah tidak ada jenjang karir. Fakta tersebut akan berbahaya bagi karyawan di kedepan hari.
Mendapat Rekan Kerja yang Mengejukan
Hari pertama bekerja, saya datang lebih awal 30 menit. Maklum semangat untuk bekerja sedang berkobar. Sesampai di kantor gerbang masih tertutup, alhasil saya harus berdiri di depan gedung seorang diri. Namun hal tersebut bukan masalah besar bagi saya.
Setelah di perkenalkan oleh kepada seluruh staff keuangan. Istri pemilik perusahaan menjelaskan bahwa saya bertanggung jawab terhadap laporan keuangan seluruh suplier dan partner rekanan kerja perusahaan yang bukan customer. Mulai dari membuat laporan penjualan hingga pembelian, laporan profit perusahaan, pajak perusahaan, dan masih banyak lagi.
Hati saya merasa lega karena kali ini bekerja di perusahaan yang nyata dan jelas sistemnya. Namun hidup itu sudah pasti ada manis makan ada pahit juga. Semuanya agar kehidupan kita menjadi lebih berkualitas dan lebih seimbang.
Tahukah anda, karyawati yang saya temui pada hari pertama wawancara. Seseorang yang menolak berjabat tangan dengan saya pada waktu itu. Dialah senior finasial administrasi, dimana saya harus bekerjasama dengannya. Bukan hanya bekerja dalam satu divisi, melainkan satu ruangan dengan kubikel meja yang bersebelahan. Fakta yang sangat luar biasa bukan?
Tanggung Jawab Baru di Posisi yang Baru
Pada awal bekerjasama dengan nona A sangat sulit. Sebab beliau tidak mudah berinteraksi dan tidak mau di ajak bekerjasama. Alhasil setiap informasi dan data yang saya perlukan harus mencari secara mandiri. Tentunya ini memakan waktu yang lebih panjang.
Sebagian besar data keuangan terdapat di program perusahaan. Tetapi hanya jalan tol yang mulus tanpa kerikil. Data dalam program tidak pernah di update sejak tahun 2012. Sudah pasti ini merupakan tugas yang berat. Saya harus merapikan input data agar menghasilkan laporan yang valid.
Persoalan muncul, ketika saya mendapati satu suplier besar yang hanya di bayar secara rutin dengan nominal sama. Tanpa pernah membuat laporan pembelian perusahaan terhadap produk dari pabrik tersebut. Selain itu ada banyak returan dengan produk yang sama, namun di input harga berbeda. Masih banyak lagi masalah-masalah serupa dengan para suplier.
Dengan tekun sedikit demi sedikit saya coba untuk memperbaiki data dan laporan-laporan keuangan tersebut. Seorang senior dari bagian penjualan tergerak untuk membantu saya mengumpulkan data penjualan. Ternya karyawan tersebut, sebelumnya adalah orang yang mengisi posisi saya.
Kemampuan Berkembang Dari Profesi
Di balik situasi yang tidak mudah, penghasilan dari perusahaan ini sangat cukup untuk membiayai pendidikan dan hidup. Sehingga semenjak bekerja di perusahaan tersebut, saya tidak pernah meminta uang pada orang tua. Bahka mampu memberikan sejumlah rejeki kepada orang tua.
Pekerjaan yang bagus selain dilihat dari gaji yang cukup. Dari pekerjaan tersebut anda mendapatkan skill baru dari waktu ke waktu. Itulah yang saya dapatkan sari perusahaan arsitek ini. Secara perlahan kemampuan saya bertambah. Sesuatu yang saya pelajari secara formal selama bertahun-tahun, tidak semuanya di terapkan dalam dunia kerja.
Walau pada perusahaan tersebut tidak memiliki jenjang karir. Gaji akan naik menyesuaikan jam terbang karyawan. Dari semester satu kuliah hingga lulus. Saya bekerja dan berkembang di perusahaan ini. Total empat tahun persis saya bekerja di sana
Sekedar informasi, kedekatan datang dari kebersamaan. Orang paling terdekat dan selalu berada di baris terdepan untuk membela saya adalah nona A. Karyawati senior yang awalnya super duper menyebalkan.