Pengalaman Perdana Naik Pesawat NAM Air, Ini Rasanya!

Pesawat atau burung besi menjadi kendaraan praktis, mudah, dan cepat. Bagi yang memiliki tugas mendadak, acara keluarga, dan acara khusus lain naik pesawat sangat menguntungkan.

Namun, bagi yang belum pernah menaiki menyimpan perasaan was-was. Pengalaman naik pesawat berikut bisa menjadi referensi bagi Anda yang belum sama sekali naik.

Waktu itu bertepatan dengan libur kuliah. Waktu sekitar 2 bulan mau digunakan untuk jallan-jalan pasti tidak mungkin. Masak mau setiap minggu mau keluar. Selain lelah, dompet juga terkuras tanpa sisa. Kebetulan kakak saya mau menjenguk adik suaminya habis melahirkan di Jakarta.

Mumpung liburan bisa ikut sekaligus jalan-jalan. Hampir kuliah semester akhir belum sama sekali menginjakkan kaki ke ibu kota. Saya yang hanya ikut tidak bisa berbuat banyak, hanya ikut kakak segala urusan. Termasuk naik pesawat yang sesuai dengan keinginanya.

Kalau niat hati naik Garuda atau Citilink supaya  lebih enak dan dapat makanan. Jadi  bisa terus mengunyah sepanjang perjalanan sembil menghilangkan perasaan takut. Tapi, kakak lebih memiliki NAM Air. Menurunya sudah terbiasa naik jadi labih nyaman saja. Saya ikut saja walau sedikit kesal juga.

Kami berangkat dari rumah pukul pukul 04.00 pagi. Jarat tempuh antara rumah dengan bandara Juanda sebenarnya hanya 30 menit. Meskipun begitu berangkat lebih awal akan sedikit lega dan bisa istirahat di bandara terlebih dahulu. Betul, kami sampai di bandara pukul 04.50 agak molor sedikit karena ada kecelakaan truk.

Ya, waktu untuk istirahat tidak begitu lama. Kakak langsung menuju ke petugas yang berjaga untuk mengirim file pdf e-tiket. Kebetulan kami telah memboking tiket sejak kemarin secara online jadi tidak takut kehabisan tiket di bandara.

Baca juga:  Pengalaman Cara Menggemukan Badan Secara Drastis Hanya Dalam 3 Bulan!

Saya hanya ikut saja, maklum baru berapa kali naik pesawat. Itu saja selalu bersama orang tua dan kakak. Tidak pernah secara mandiri, mungkin karena saya cewek yang terbilang lugu.

Baca juga : Pengalaman Reshcedule Tiket Pesawat dan Hotel di Traveloka

Tidak kurang 5 menit panggilan untuk penumpang mengema. Artinya seluruh penumpang NAM Air segera menuju ke pasawar yang parkir tidak begitu jauh. Koper dan tas ransel tidak lupa saya bawa. Itujuga barang titipan dari kakak dan suaminya yang nanti akan menetap di sana untuk berapa bulan.

Maklum pebisnis sering ke berbagai kota untuk berkunjung dan bertemu dengan relasinya. Sedikit kesal tapi gimana lagi harus berbakti. Tepat  pukul 05.00 kami berangkat menuju Jakarta. Mengecek di e-tiket nanti kami akan sampai pukul  06.25 menit. Waktu yang lumayan panjang untuk menahan napas dan menahan was-was selama di pesawat.

Ketika tak off  saya sedikit tegang karena sedikit goyang. Itu membuat rasa panik terus berkecamuk, terlebih cuaca yang ada di sekitar ternyata sedikit mendung. Terlihat dari candela pesawat yang sengaja aku mengintipnya.

Saya menatap wajah kakak yang kebetulan berada di sebelah saya. Ia justru tersenyum kepadaku seakan mengejek yang sedang panik. Lalu iya membisikkanku “Itu hal yang sudah biasa. Tenang”. Lalu aku tersenyum dan  kembali tenang.

Baca juga : Berapa Gaji Pramugari Citilink? Ini Jawabannya

Selepas saya tenang dan kembali menikmati perjalanan. Tidak aku sangkat pramugari membagikan snack dan air meniral. Meski tidak banyak tapi cukuplah untuk menghilangkan rasa panik yang berapa saat melanda.

Awalnya menduga naik pesawat NAM Air tidak seperti pesawat Garuda dan lainnya. Ternyata juga sama dugaan awal yang salah, mungkin saya bisa kena pasal ketika mencuit di mendos sebelum tahu kebenaranya.

Baca juga:  Pengalaman Kerja Public Relation, Bukan Profesi Sederhana!

 

Penerbangan menuju dari Surabaya ke Jakarta terbilang lancar walau di berapa tempat yang dilewati mendung. Penerbangan kami mengalami gunjangan ketika melewati awan yang sedikit hitam. Guncangan itu membuat saya kembali was-was sesekali melihat kecendela.

Sesekali pula menatap sang kakak. Tidak lama guncangan itu menghilang dan kami sedikit lagi  sampai di tujuan bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Perasaan panik kini berganti bahagia akan segera menginjakkan kaki di ibu kota negara tercinta.

Baca juga : Berapa Gaji Pramugari Maskapai Garuda Indonesia? Segini Penghasilannya

Pesawat NAM Air tepat mendapat pukul 06.25 di bandara Soekarno-Hatta. Kami turun dan menginjakkan kaki di bandara artinya saya menginjakkan kaki di ibu kota. Setelah itu mengambil barang di bagasi dan menuju jemputan yang telah dipesan.

Sedikit pengalaman saya naik pesawat NAM Air untuk pertama kalinya. Perasaan panik dan was-was menjadi pengalaman yang tidak bisa saya lupakan. Sebagai pesan, bagi yang pertama kali naik pesawat harus percaya, menguatkan mental, berdoa kepada Tuhan untuk keselamatan sampai tujuan. Semoga secuil pengalaman ini bermanfaat untuk Anda sebelum baik pesawat utamya NAM Air.

Bagikan:

Tinggalkan komentar