Berwirausaha skincare pernah saya lakukan. Pengalaman selama berdagang akan saya ceritakan kepada para pembaca. Berikut adalah pengalaman berwirausaha skincare versi saya.
1. Alasan Berwirausaha Skincare
Skincare merupakan hal penting bagi manusia terutama kaum hawa. Saya pernah melihat koleksi skincare teman saya dan terkejut ketika mengetahui jumlahnya yang banyak sekali. Dari situlah saya melihat peluang bahwa skincare sekarang bisa dikatan sebagai kebutuhan primer bagi cewek.
Alasan lainnya adalah pembelian skincare biasanya sering. Itu karena pemakaian skincare ini cocok-cocokan. Kalau misalnya si A beli produk S tapi tidak cocok, maka kemungkinan si A akan membeli produk lagi. Jadi, ini bisa menguntungkan bagi penjual kan?
2. Target Pasar
Saya selama jualan ini selalu berpikir target pasar mana yang kira-kira cocok. Skincare sekarang dipakai di segala kalangan dan segala usia, tapi dari mereka manakah yang paling cocok ya? pikiran itu selalu memenuhi kepala saya kala itu.
Jika target pasarnya anak-anak sepertinya tidak mungkin karena ya memang anak-anak belum direkomendasikan memakai skincare kecuali skincare khusus. Lalu bagaimana jika target pasarnya remaja? saya pikir juga ini tidak terlalu menguntungkan karena remaja biasanya tidak mau menghabiskan banyak uang hanya untuk skincare.
Pada akhirnya saya memilih target pasarnya itu orang dewasa, ya sekitar diatas 18 tahunan lah. Alasannya kenapa? karena saya pikir pada usia mereka yang matang mereka akan mulai sadar pentingnya menjaga kulit apalagi orang dewasa biasanya sering bepergian. Dan pastinya orang dewasa itu royal.
3. Supplier Skincare
Untuk mendapatkan produk produk skincare yang akan dijual, saya mengandalkan 2 orang. Saya sebut saja dua orang ini itu si A dan si B. Jadi, dari si A saya mengambil produk-produk olahan asli si A karena si A ini memang ahli di bidangnya. Nah, di si B saya mengambil produk – produk yang merk nya memang sudah terkenal baik buatan asli Indonesia maupun luar.
Saya pertama kenal si A itu dari teman saya, dan kebetulan si teman saya ini menceritakan kalau saya ini memang suka berjualan dan dia menceritakan ke si A. Kemudian, tiba – tiba si A mengajak kolaborasi dalam penjualan produknya kepada saya. Tentu saja saya tidak menolaknya, namanya juga rejeki.
Kalau si B saya kenalnya karena dia itu penjual skincare dan saya biasa jadi langganannya. Kebetulan si B itu buka reseller, jadi saya coba-coba gabung. Akhirnya saya bekerja sama juga dengan si B.
4. Jenis Skincare Yang Dijual
Jadi tidak semua jenis skincare saya jual. Saya hanya menjual jenis seperti toner, serum, essence, dan sejenisnya. Selain itu, tidak ketinggalan saya juga menjual berbagai jenis masker, baik itu masker organik atau sheet mask.
Dari keseluruhan jenis skincare yang saya jual, apakah ada yang bisa menebak yang best seller yang mana? Yap, best sellernya itu ada pada jenis masker. Masker ini menjadi favorit karena menurut saya penggunaannya cukup sering terutama sheetmask.
5. Promosi Skincare
Untuk promosi selama penjualan, saya promosinya di instagram, wa, sama shopee. Barang-barang saya jual semuanya ready stock jadi kalau ada yang pesan bisa langsung dikirim. Di instagram cara promosinya biasanya post di feed kemudian menambahkan hashtag terkait dan pastikan akun instgramnya di set publik.
Untuk wa saya hanya post di status, targetnya itu agar orang-orang terdekat saya tertarik untuk membelinya. Saya juga biasanya mengajak teman saya untuk berjualan dan nantinya bagi hasil. Kalau di shopee tinggal upload foto produknya ke shopee.
Saya juga harus fast respon di beberapa media sosial. Hal iti dilakukan agar calon pelanggan tidak terlalu lama menunggu jawaban. Karena saya pernah mengalami ada pelanggan yang mau beli tetapi karena saya responnya lambat jadi calon pelanggannya itu membeli di tempat lain.
6. Packing dan Pengiriman Skincare
Selama berjualan skincare saya melakukan dua tipe pengiriman yaitu bertemu langsung dan via shopee. Untuk menambah kesan pelanggan pada toko saya, biasanya saya percantik di packing. Packing produk diusahakan harus rapih.
Saya biasanya memesan plastik packing yang didepannya terdapat logo toko saya. Selain itu, saya juga harus siap sedia bahan seperti bubblewrap, dus, perekat, gunting, kertas, dan pulpen. Kertas dan pulpen untuk menulis alamat pengiriman, tapi jika sedang malas biasanya saya print saja.
Jika pemesanannya sedikit biasanya saya hanya menggunakan bubblewrap dan plastik. Tapi jika pembelian si customer ini banyak biasanya selain bubblewrap dan plastik, saya juga tambahkan dus. Dan pastikan dibagian penutup produknya di lapisi bubblewrap yng banyak untuk menghindari produk tumpah, ya walaupun memang masih di segel.
Setelah packing selesai, tinggal melakukan pengiriman. Untuk COD biasanya yang melakukannya teman saya. Saya mengurusi yang via shopee. Kalau pesanan sedikit biasanya saya antar langsung ke kurir tapi kalau pesanannya banyak biasnya kurir yang mengambilnya di tempat saya.
Jadi, ini tips saya untuk pengiriman. Jangan lupa untuk menyimpan no kurir seperti jne dan jnt atau ekspedisi lainnya. Karena saya pikir itu sangat penting dan membantu untuk menghemat waktu saya.