Dalam acara pernikahan, MC memegang peran yang sangat penting. Tak hanya bertugas sebagai orang yang mengatur jalannya acara saja, MC juga berfungsi sebagai jembatan antara mempelai, tamu undangan, dan vendor-vendor lainnya, terutama bila pengantin tak menggunakan jasa wedding organizer.
Pertama kalinya saya menjadi MC wedding adalah pada pernikahan salah seorang sahabat. Karena saya sudah kenal baik dengan keluarga besarnya, maka tugas pun jadi jauh lebih mudah. Meskipun begitu, tak selamanya kita akan mendapat klien yang kooperatif.
Terkadang kita bisa saja memiliki klien yang sangat sibuk sampai tak memiliki waktu untuk berdiskusi dengan kita tentang jalannya acara. Atau ada juga klien yang keluarga besarnya ingin ikut terlibat dalam penyusunan konsep acara secara detail.
Pada dasarnya, tugas MC pernikahan dan MC pada umumnya tak jauh berbeda. Hanya saja, saat menjadi MC wedding, ada hal-hal tertentu yang harus menjadi perhatian khusus.
Nah, kali ini saya akan berbagi tips bagaimana caranya menjadi MC pernikahan agar kita dapat melakukan tugas sebaik-baiknya, dan acara tersebut pun berjalan dengan lancar.
- Selalu datang ke technical meeting bersama wedding organizer dan keluarga mempelai
- Mempelajari perjalanan cinta kedua mempelai
- Selalu berdiskusi dengan keluarga, terutama orangtua mempelai
- Mempelajari tata cara dan upacara adat sesuai dengan adat mempelai
- Tegas mengatur flow undangan yang bersalaman dengan mempelai
- Memiliki daftar keluarga dan kerabat yang akan berfoto dengan pengantin
- Bekerja sama dengan pihak semua vendor pernikahan
Selalu datang ke technical meeting bersama wedding organizer dan keluarga mempelai
Biasanya dalam acara-acara seminar ataupun kegiatan lain, MC hanya perlu datang sekali saat technical meeting menjelang acara berlangsung. Tapi, tidak demikian halnya dengan MC wedding. Karena ada banyak pihak yang harus diajak berkoordinasi, biasanya dibutuhkan minimal 3 kali untuk technical meeting bersama para vendor, dan keluarga kedua mempelai.
Saat technical meeting juga sebaiknya kita meminta rundown acara pada WO. Atau bila tidak ada WO, maka tugas kita sebagai pembawa acara untuk menyusun rundown acara dibantu oleh kedua mempelai.
Baca juga : Menghilangkan Demam Panggung Saat Menjadi MC? Ini Dia Caraku!
Mempelajari perjalanan cinta kedua mempelai
Saat acara berlangsung biasanya MC sesekali akan bercerita pada tamu undangan kisah cinta kedua mempelai mulai dari awal pertemuan, sampai akhirnya menikah. Nah, pastikan untuk menanyakan tentang hal ini pada kedua calon pengantin agar kita bisa menyusun narasi yang dibutuhkan.
Selalu berdiskusi dengan keluarga, terutama orangtua mempelai
Dalam budaya pernikahan di Indonesia, peran keluarga terutama kedua orang tua sangatlah besar. Biasanya orang tua punya beberapa request yang ingin dihadirkan pada resepsi pernikahan putra-putri mereka. Nah, salah satu tugas MC adalah memungkinkan pelaksanaan keinginan orang tua tersebut.
Sebagai contoh, misalnya pihak keluarga ingin nuansa pernikahan yang elegan dan tidak hingar bingar, serta band pengiring hanya memainkan lagu sesuai request keluarga saja. Ini berarti, di saat resepsi nanti, bila ada tamu undangan yang ingin menyumbang lagu, kita harus bisa menolaknya dengan sopan.
Hal ini secara teori mudah dilaksanakan, tetapi pada prakteknya terkadang cukup sulit. Apalagi kalau yang ingin menyumbangkan lagu adalah salah seorang kerabat. Nah, di sinilah kita sebagai MC harus pandai-pandai menangani situasi tersebut.
Mempelajari tata cara dan upacara adat sesuai dengan adat mempelai
Di Indonesia, ada banyak sekali adat istiadat yang setiap daerah. Ini jadi salah satu PR juga bagi MC untuk mempelajari adat istiadat yang akan digunakan oleh mempelai.
Biasanya memang kita mendapat bantuan dari pihak penyedia jasa upacara adat. Meskipun begitu, ada baiknya MC juga mengetahui secara garis besar proses adat yang akan dilakukan agar bisa mengikuti dengan baik.
Baca juga : Pengalaman Main Tinder Aplikasi Favorit Milenial, Seru?
Tegas mengatur flow undangan yang bersalaman dengan mempelai
Di Indonesia, rata-rata resepsi pernikahan dihadiri oleh 500-3000 orang undangan. Bisa dibayangkan betapa hectic-nya tamu yang ingin bersalaman dengan mempelai di pelaminan nanti.
Saya selalu mendiskusikan hal ini dengan keluarga mempelai saat technical meeting, bagaimana keinginan mereka soal teknis bersalaman. Terkadang ada yang menginginkan flow tamu yang bersalaman dibuat mengalir begitu saja. Ada pula yang ingin tamu bersalaman dibatasi beberapa menit sekali, agar mempelai tak kelelahan.
Memiliki daftar keluarga dan kerabat yang akan berfoto dengan pengantin
Sebelum acara pernikahan dimulai, mintalah daftar keluarga dan kerabat serta tamu yang didahulukan untuk berfoto dengan mempelai. Saya biasanya membuat list keluarga yang datang dari tempat yang jauh atau luar kota untuk foto terlebih dahulu, sebab biasanya mereka pulang sebelum acara resepsi selesai.
Selain itu, ada juga tamu-tamu VIP, seperti direktur perusahaan atau atasan yang berpangkat lebih tinggi. Usahakan agar kita sebagai MC mengenali wajah-wajah mereka agar bisa segera diarahkan untuk berfoto dengan mempelai.
Baca juga : Pengalaman Liburan Ke Jepang Solo Trip, Seru Gak?
Bekerja sama dengan pihak semua vendor pernikahan
Seperti yang tadi saya sampaikan di atas, salah satu peran MC saat wedding adalah sebaagai jembatan antara pihak mempelai, keluarga, dan vendor-vendor lainnya. Saya sebagai MC selalu berusaha untuk bisa membantu WO dalam mengomunikasikan semua hal agar acara resepsi bisa berjalan dengan lancar.
Apalagi secara fisik, posisi MC paling dekat berada di sekitar pengantin. Hal ini membuat kedua mempelai lebih mudah untuk menyampaikan keinginannya pada kita.
Pernikahan adalah proses yang sakral dan tak bisa main-main. Oleh karena itu, dibutuhkan persiapan yang matang dari kita sebagai salah satu pendukung acara tersebut.
Nah, itu tadi sedikit pengalaman dan tips yang bisa saya bagikan. Semoga bisa membantu teman-teman yang sebentar lagi akan menjadi MC di acara pernikahan. Semoga lancar dan sukses ya!