Menjadi seorang interpreter adalah cita-cita saya sejak dahulu. Meskipun begitu, ternyata untuk menjadi interpreter yang baik tidaklah cukup hanya dengan berbekal kefasihan berbahasa asing saja.
Nah, kali ini saya akan berbagi pengalaman dan tips saat menjadi interpreter atau jurubahasa di sebuah forum Internasional. Semoga bisa memberikan gambaran bagi teman-teman yang juga memiliki keinginan untuk berkecimpung di profesi ini.
Tentang Interpreter
Selama ini masih banyak orang yang mengira bahwa interpreter dan translator adalah profesi yang sama. Padahal keduanya memiliki fungsi yang sedikit berbeda. Translator adalah orang yang menerjemahkan suatu bahasa secara tertulis, sedangkan interpreter adalah orang yang menerjemahkan bahasa secara lisan, atau biasa juga disebut dengan istilah jurubahasa.
Ada banyak keuntungan menjadi interpreter, misalnya saja ini adalah pekerjaan yang dapat dilakukan secara freelance ataupun full time, menawarkan penghasilan yang menjanjikan, dapat menambah dan memperluas wawasan, sampai bisa bepergian keliling Indonesia dan luar negeri.
Seperti tadi sudah saya katakan, fasih berbahasa asing hanyalah langkah pertama yang paling mendasar dari seorang jurubahasa. Selain kemampuan bahasa, ada banyak hal yang harus dimiliki oleh interpreter, di antaranya adalah:
Baca juga : Ini Enaknya Jadi Orang Pinter, Simak Ceritaku!
Berpikir dengan cepat & konsentrasi tinggi
Seorang interpreter harus mampu mendengarkan, menerjemahkan, dan mengucapkan terjemahannya dalam hitungan detik. Tidak boleh ada jeda yang terlalu lama, karena akibatnya kita bisa ketinggalan mengikuti kalimat berikutnya yang diucapkan oleh narasumber.
Cepat belajar
Seorang interpreter harus siap bertugas menjadi jurubahasa dalam berbagai topik berbeda, mulai dari pertanian, keuangan, pendidikan, hukum, dunia hiburan, dan lainnya. Oleh karena itu dibutuhkan kesiapan diri mempelajari segala macam materi dalam waktu singkat.
Memiliki reaksi yang cepat
Banyak hal bisa terjadi saat kita sedang bertugas menjadi interpreter, mulai dari suara yang tiba-tiba hilang karena serak, peralatan penerjemah yang tidak berfungsi, audio system yang buruk, suara narasumber yang terlalu kecil sehingga tidak terdengar, dan masih banyak yang lainnya.
Yang perlu diingat bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan adalah tetap tenang, tapi cepat bereaksi. Misalnya langsung meminta tolong rekan interpreter untuk mencari bantuan teknisi.
Memahami berbagai kebudayaan yang berbeda
Sebagai interpreter yang baik, penting untuk memahami konteks serta nuansa, dan latar belakang budaya bahasa yang kita terjemahkan atau budaya darimana narasumber berasal. Misalkan, narasumber mengutip suatu kalimat yang dalam budayanya berarti sesuatu yang lucu, tapi kita tidak mengerti konteks kalimat dan malah menerjemahkannya secara harfiah.
Nah, untuk menghindari terjadinya hal-hal seperti itu, saya membiasakan diri untuk belajar tentang berbagai perbedaan budaya, terutama yang berkaitan dengan tema atau narasumber yang bersangkutan.
Persiapan menjadi Interpreter
Saat saya dihubungi oleh sebuah event organizer untuk menjadi salah satu interpreter di forum internasional untuk pertama kalinya, tentu saja saya merasa bangga. Meskipun demikian, ada juga kekhawatiran mampu tidaknya saya menjalani tugas tersebut.
Tapi saat itu saya berpikir, anggap saja semua proses ini sebagai suatu pengalaman. Lalu saya pun menyanggupi tawaran pekerjaan tersebut.
Konferensi internasional ini berlangsung seama 3 hari, dan rencananya saya akan bertugas terus setiap harinya. Karena jadwal kegiatannya cukup padat, maka ada beberapa hal yang saya persiapkan sebelum acara dimulai, yaitu:
Mempelajari materi umum konferensi
Biasanya pihak event organizer akan memberikan materi terkait konferensi tersebut. Tapi, untuk berjaga-jaga bila pemberian materi tersebut terlalu mepet dengan waktu pelaksanaan acara dan kita tidak sempat mempelajarinya dengan maksimal, cobalah mengumpulkan bahan-bahan sendiri.
Kita bisa menanyakan judul topik yang akan dibahas kepada pihak EO, lalu dari situ mencari bahan-bahannya dari internet.
Mempelajari istilah-istilah teknis yang berhubungan dengan bidang konferensi
Baca juga : Fasih Berbahasa Inggris Hanya Bermodalkan Buku dan Film, Ini Caraku!
Setiap bidang biasanya memiliki daftar istileh teknis khusus, walaupun di bidang lainnya mungkin memiliki arti berbeda. Sebagai contoh:
Dalam bahasa Inggris secara umum, “delivery” memiliki arti pengiriman.
Sedangkan dalam dunia medis, “delivery” berarti proses kelahiran atau persalinan.
Nah, perbedaan arti istilah-istilah seperti inilah yang harus kita pelajari agar tidak terjadi miskomunikasi.
Menjaga kondisi fisik
Walaupun aktivitas utama kita biasanya duduk berada di dalam booth interpreter, namun jangan sepelekan kondisi fisik kita. Apalagi bila kita harus menerjemahkan seharian penuh. Pastikan kondisi tenggorokan dalam keadaan baik, sebab suara interpreter yang serak atau sengau karena flu tentu kurang enak didengar.
Pengalaman hari-H
Saat hari pelaksanaan konferensi tiba, saya memastikan sudah berada di lokasi acara minimal 2 jam sebelumnya. Jadi, misalkan acara dimulai pukul 8 pagi, berarti jam 6 pagi saya harus sudah sampai di venue.
Kenapa hal ini penting? Karena saya merasa bisa lebih tenang dalam mempelajari situasi di venue, mulai dari bertemu dengan penanggung jawab acara, melihat booth, mempelajari layout ruangan, mencari tahu di mana letak toilet, mushala, dsb.
Selain datang lebih pagi, hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
Siapkan banyak air mineral, makanan ringan, dan tissue di dalam booth
Konferensi terkadang berlangsung cukup lama, walaupun setiap sesi biasanya ada jeda waktu untuk beristirahat. Namun, demi kepraktisan saya selalu menyiapkan makanan ringan dan air minum yang cukup di dalam booth.
Selain itu, menyiapkan tissue basah dan kering juga diperlukan, untuk berjaga-jaga bila telapak tangan kita berkeringat, dan menjadikannya sulit menekan tombol alat penerjemah.
Baca juga : Ini Dia Pengalaman dan Tips Menginterview Artis Internasional
Siapkan catatan datar istilah dan materi lainnya diatas meja
Selalu siapkan catatan penting di atas meja, agar memudahkan kita mengaksesnya. Bila memungkinkan, kita juga bisa menggunakan laptop atau tablet, dan bukan kertas biasa.
Bersikap tenang dan tak mudah panik
Apapun yang terjadi di ruang booth interpreter, tetaplah bersikap tenang. Interpreter dengan jam terbang tinggi pun pasti tak akan mampu berpikir jernih jika sudah panik. Maka dari itu, bila kita melakukan kesalahan atau ada kesulitan teknis, jangan biaran hal tersebut memengaruhi performa kita ya.
Atur jadwal ke kamar kecil atau istirahat secara bergantian dengan rekan interpreter
Berada di dalam ruangan ber-AC biasanya membuat kita jadi sering ingin buang air kecil. Nah, ada baiknya bila diatur secara bergantian dengan rekan interpreter, agar tugas pun tak terabaikan.
Nah, itu tadi teman-teman sedikit pengalaman dan tips saya saat menjadi interpreter untuk sebuah forum internasional. Semoga bisa membantu anda yang berminat menjadi interpreter juga ya.