Melanjutkan kuliah sambil kerja ke luar negeri selalu jadi impian saya. Salah satu syarat untuk bisa mendaftar di perguruan tinggi adalah nilai IELTS yang tinggi. Ada beberapa kampus yang mensyaratkan minimal score 6.5, dan sisanya minimal 7.0.
Biaya pendaftaran tes yang cukup mahal sempat membuat saya harus menunda mengikuti tes cukup lama, karena harus menabung terlebih dahulu. Begini cerita pengalaman tes IELTS yang saya ikuti tahun 2015.
Pengalaman Tes IELTS
Ada beberapa lembaga untuk tes IELTS seperti IDP, IALF, dan British Council. Saya mengikuti tes IELTS pada tahun 2015, dan saat itu biaya pendaftaran masih sekitar 2,3 juta rupiah. Harga ini berlaku semua lembaga tes.
Tes IELTS biasanya hanya diselenggarakan di tanggal-tanggal tertentu. Di awal tahun, website resmi akan mengeluarkan tanggal ujian IELTS di setiap negara. Di Indonesia pun, ujian IELTS hanya diselenggarakan di beberapa kota saja.
Pendaftaran biasanya dilakukan secara online terlebih dahulu untuk memilih tanggal ujian yang sesuai dengan jadwal kosong kita. Setelah itu keesokan harinya, baru dilakukan pembayaran secara langsung di kantor perwakilan pelaksana ujian
Hal yang dilakukan Sebelum Ujian
Setelah pendaftaran, tibalah saatnya untuk menanti tanggal pelaksanaan ujian IELTS. Tentu sayang kalau waktu penantian ini terbuang sia-sia.
Maka dari itu saya berusaha untuk mempersiapkan sedemikian rupa agar nilai IELTS bisa maksimal. Ada beberapa cara yang saat itu saya lakukan untuk mempersiapkan ujian IELTS, diantaranya adalah:
1. Mempelajari Aturan Pengerjaan Soal
Hal yang satu ini sering sekali disepelekan banyak calon peserta ujian. Padahal jangan salah, efeknya bisa fatal lho kalau tidak kita persiapkan dengan baik.
Cobalah pahami bagaimana aturan dan instruksi dasar yang diberikan di tes-tes IELTS terdahulu. Biasanya, setiap tahun ujiannya memiliki aturan dan instruksi yang tak jauh berbeda.
2. Mengerjakan Soal Latihan IELTS yang Terdapat di Internet
Saat ini, ada banyak soal latihan IELTS di internet yang dapat membantu kita belajar, berikut dengan contoh answer sheet atau lembar jawabannya. Ada baiknya bila kita men-download lalu mencetaknya, agak bisa kita gunakan sebagai bahan latihan.
Hal ini sangat berguna agar kita terbiasa mengisi jawaban di lembaran yang serupa seperti saat ujian nanti. Dengan begitu, kegugupan kita pun akan berkurang dengan sendirinya.
Saya juga membeli buku IELTS Academic edisi terbaru untuk membantu saya memperoleh materi latihan lebih banyak.
3. Mendengarkan Audio Percakapan Native Speaker dari Berbagai Aksen
Saat menempuh test IELTS dulu, saya hanya terbiasa mendengar aksen Amerika saja. Oleh karena itu bisa dibayangkan betapa gugupnya saya saat ternyata dalam soal di “Listening” section, ada berbagai percakapan yang menggunakan akses kental Australia dan Inggris.
Akibatnya, saya sempat mengalami kesulitan memahami perkataan dalam dialog tersebut.
Nah, agar teman-teman tak mengalami hal yang sama seperti saya, ada baiknya sebelum mengikuti test IELTS, biasakan mendengar percakapan dengan berbagai aksen, terutama British dan Australian.
Dengan begitu, anda tak akan mengalami masalah saat di ujian bertemu dengan soal yang menggunakan akses-akses kental tersebut. Saya melatih kemampuan berbahasa inggris dari buku dan film berbahasa inggris tanpa subtitle.
4. Latihan Menulis Essay
Salah satu section yang memiliki poin besar adalah writing. Kita biasanya akan diperintahan untuk membuat 2 essay. Yang bertama essay yang agak pendek, dan yang kedua essay untuk menerangkan bagan atau grafik.
Walaupun sekilas terlihat sederhana, tapi pada pelaksanaannya cukup sulit, terutama karena ada jumlah kata minimal yang harus dipenuhi.
Belum lagi, karena ini merupakan essay akademik, maka kata-kata yang digunakan pun harus baku dan minim kesalahan gramatikal.
Untuk mengatasi hal ini, coba latih diri sendiri dengan membuat penjelasan singkat tentang grafik-grafik yang bisa kita temui di buku teks atau berita online.
Dengan begitu, kita akan juga akan terbiasa menggunakan kosakata yang sedikit rumit dan bervariasi.
Saat Pelaksanaan Tes IELTS
IELTS memiliki 2 macam test, yaitu Test Tertulis dan Wawancara. Tes tertulis biasanya dilakukan secara bersamaan dengan peserta lainnya dalam satu ruangan pada pagi hari.
Setelah ujian tertulis selesai, barulah peserta dipanggil ke dalam ruangan satu-persatu untuk dites wawaancara dengan native speaker.
Wawancara sendiri berlangsung sekitar 15 menit. Saat itu saya kebagian pewawancara asal Australia.
Pertanyaan yang diajukan sebenarnya sederhana, seputar tentang diri saya dan hobby yang saya sukai. Tapi karena waktu itu saya gugup, jadi pada awalnya jawaban saya agak terbata-bata.
Untunglah kemudian saya lebih bisa menguasai diri, sehingga pertanyaan pun bisa saya jawab dengan lebih baik.
Nah, sekarang saya ingin memberikan tips di hari ujian IELTS bagi teman-teman, yaitu:
1. Pastikan Sarapan Sebelum Berangkat
Penting bagi kita untuk mengisi perut sebeum ujian, agar bisa berpikir dengan lancar dan tak terganggu rasa lapar.
Bila anda tidak biasa sarapan, setidaknya minum air yang cukup dan makan sedikit makanan ringan untuk mengganjal perut. Yang terpenting, jangan biarkan perut kosong sama sekali.
2. Datang 1 Jam Sebelum Ujian
Jangan sampai terlambat datang saat ujian! Ini poin yang sangat penting. Apalagi, sebelum pelaksanaan tes biasanya diadakan sesi foto untuk ditaruh di sertifikat ujian nanti.
3. Membawa Bekal Makanan
Jika memungkinkan, bawalah sedikit bekal air minum dan roti atau makanan ringan lainnya, untuk berjaga-jaga bila anda mendapat jadwal wawancara segera setelah ujian tertulis selesai. Dengan begitu, anda tak perlu keluar gedung ujian untuk membeli makan.
4. Membawa Cadangan Alat Tulis
Pengisian lembar jawaban ujian tertulis dilakukan pensil 2B. Sebaiknya bawa 4-5 pensil yang sudah diraut tajam berikut alat tulis lainnya. Jangan buang-buang waktu ujian dengan meraut pensil yang tumpul.
5. Jangan Pedulikan Keadaan Sekitar
Selain persiapan fisik, kondisi mental juga harus diperhatkan. Jangan sampai konsentrasi kita terganggu oleh keadaan di sekeliling, misalnya oleh peserta yang sudah selesai mengerjakan soal ujian terlebih dahulu. Tetap tenang saja dan fokus mengerjakan soal ujian sebaik-baiknya.
Setelah ujian selesai, hasil akan diumumkan 2 minggu setelahnya dan sertifikat IELTS bisa diambil di lokasi ujian. Jangan lupa, sertifikat ini hanya berlaku 2 tahun saja. Jadi, setelah 2 tahun kita harus melakukan test ulang agar mendapat score dan sertifikat IELTS terbaru.
Seperti ujian pada umumnya, menghadapi IELTS juga membutuhkan persiapan dan strategi yang tepat. Tapi jangan kuatir, selama kita mempersiapkan diri semaksimal mungkin, hasilnya pasti tak akan mengecewakan. Semoga tips dan pengalaman saya di atas membantu ya. Selamat ujian IELTS!