8 Perbedaan Magang dan Kerja di Jepang dari Segala Aspek

Ingin memiliki pengalaman bekerja di Jepang? Lebih baik mengikuti program magang atau langsung mendaftar kerja di Jepang? Apakah peserta magang sama dengan TKI? Sebelum memutuskan untuk memilih menjadi pemagang atau langsung daftar menjadi pekerja, apakah Anda tahu perbedaan magang dan kerja di Jepang?

Untuk memutuskan pilihan antara magang atau bekerja, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui letak perbedaan magang dan kerja di Jepang. Informasi mengenai hal tersebut seperti perbedaan gaji magang dan kerja di Jepang, perbedaan visa magang Jepang dan pekerja, serta perbedaan lainnya bisa Anda ketahui melalui artikel ini. Selamat menyimak!

Perbedaan Magang dan Kerja di Jepang

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai perbedaan magang dan kerja di Jepang, pertama mari lihat perbedaan dasarnya.

perbedaan magang dan kerja di jepang

Magang, melalui jalur resmi pemerintah Indonesia (IM Jepang), merupakan sebuah program pelatihan kerja yang dilaksanakan di Jepang untuk memahami suatu keterampilan di bawah bimbingan pekerja profesional/berpengalaman dalam proses produksi maupun jasa.

Sedangkan kerja di Jepang (Tokutei Ginou) merupakan program yang baru diresmikan pada 1 April 2019 oleh pemerintah Jepang untuk menerima tenaga kerja asing dari luar negeri.

Melalui program ini, Anda akan mendapatkan status “Pekerja” atau TKI yang akan memberi perbedaan dari berbagai segi dengan status “Magang”. Berikut ini beberapa hal untuk mengetahui perbedaaan magang dan kerja di Jepang secara spesifik.

Tujuan Program

Perbedaan magang dan kerja di Jepang yang pertama adalah terletak dari tujuannya. Program magang ini bertujuan untuk mentransfer ilmu agar nantinya bisa diterapkan untuk kemajuan di negara asal.

Sedangkan program tenaga kerja asing bertujuan untuk mengisi kekurangan tenaga kerja di berbagai bidang.

Perbedaan VISA

Salah satu syarat untuk bisa bekerja atau magang di Jepang adalah memiliki visa. Karena visa menjadi tanda bahwa negara tujuan telah menyetujui atau mengizinkan kedatangan Anda ke negara tersebut.

Nah, pemberian visa ini berbeda tergantung dengan kebutuhan atau tujuan Anda datang ke negara tersebut, misalnya pelajar, pemagang, atau pekerja. Visa menjadi salah satu perbedaan magang dan kerja di Jepang. Untuk visa yang diberlakukan pada tenaga kerja asing terdapat perbedaan di setiap profesinya.

Misalnya jenis visa batu yang khusus untuk pekerja berketerampilan spesifik bernama Tokutei Ginou (TG) atau Specified Skilled Workers (SSW) yang berlaku sejak 1 April 2019. Visa jenis ini terbagi lagi menjadi 2 tipe, yaitu TG tipe 1 dan tipe 2 yang disesuaikan dengan jenis pekerjaannya.

Baca juga:  Bekerja Di Perusahaan Multinasional Wilmar, Harus Tahan Banting!

Contoh, Anda ingin melamar pekerjaan di bidang perhotelan, maka Anda harus memiliki visa SSW bidang perhotelan. Sedangkan untuk pemegang, visa yang digunakan hanya satu tipe yang berlaku untuk semua jenis pekerjaan magang di Jepang.

Tipe visa magang adalah visa Pelatihan Magang Teknis (PMT). Prosedur pengajuan untuk mendapatkan visa magang dan visa kerja juga beda. Untuk visa TG disyaratkan lulus ujian Bahasa Jepang (JLPT) level N4, sedangkan tidak disyaratkan untuk visa magang.

Perbedaan Cara Pendaftaran

Program magang (Ginou Jissu) harus mendaftar melalui LPK SO (Sending Organization). LPK SO ini bekerjasama dengan lembaga penerima magang (Accepting Organization) di Jepang yang mana nantinya mereka berperan sebagai penyalur anggota magang ke perusahaan-perusahaan di Jepang.

Sedangkan jika ingin menjadi pekerja (Tokutei Ginou), Anda bisa mendaftar mandiri secara langsung ke perusahaan di Jepang. Anda juga bisa bekerja di Jepang melalui agen kerja luar negeri yang sudah berpengalaman menyalurkan tenaga kerja ke berbagai negara.

Baca juga: Gaji Magang Bakti BCA

Perbedaan Syarat Keterampilan

Perbedaan magang dan kerja di Jepang selanjutnya adalah dari segi keterampilan. Untuk peserta magang tidak ada syarat khusus kecuali peserta magang di bidang careworker yang minimal harus lulus tes JLPT Level N4.

Sedangkan untuk pekerja disyaratkan lulus ujian keterampilan (sesuai jenis pekerjaan), lulus kemampuan berbahasa Jepang, dan lulus tes Bahasa Jepang.

Perbedaan Masa Tinggal

Peserta magang di Jepang menggunakan visa dengan jangka waktu selama 3 tahun dan bisa diperpanjang sampai maksimal 5 tahun. Sesuai dengan tujuannya, setelah masa 5 tahun peserta magang harus kembali ke Indonesia.

Sedangkan untuk pekerja, minimal berada di Jepang adalah 5 tahun dan tidak ada batas maksimal selagi kontrak kerja masih berjalan.

Jika Anda peserta magang di Jepang dan ingin tinggal lebih dari 5 tahun, Anda perlu mengubah status dan visa Anda ke jenis pekerja.

Perbedaan Status Pekerja dan Gaji

Pekerja dengan visa Tokutei Ginou akan mendapatkan status sebagaimana pekerja Jepang yang lainnya. Dengan begitu, pekerja dengan visa ini berhak mendapatkan cuti, tunjangan, dan besaran gaji yang sama dan sesuai dengan standar di Jepang. Pekerja juga wajib mengikuti lembur dan membayar pajak.

Sementara status untuk peserta magang berbeda. Hak dan tanggung jawab yang diberikan pada peserta magang lebih terbatas. Peserta magang sudah memiliki jadwal libur sendiri yang tidak bisa diubah dan sulit untuk mengajukan libur di luar jadwal tersebut. Peserta magang memiliki jam kerja yang telah diatur oleh pemerintah agar tidak selalu lembur.

Baca juga:  Pengalaman Kerja di Startup, Cukup Seru Tapi Ini Faktanya!

Tunjangan yang diterima peserta magang juga hanya sebatas jaminan kesehatan dan keselamatan kerja. Gaji magang di Jepang biasanya lebih rendah daripada status pekerja Tokutei Ginou. Gaji magang di Jepang satu bulan pertama kurang lebih 80.000 yen atau sekitar 10 juta rupiah.

Perbedaan Jenis Pekerjaan

Untuk jenis pekerjaan magang di Jepang lebih terbatas daripada jenis pekerjaan program Tokutei Ginou. Ada beberapa jenis pekerjaan yang termasuk di program magang dan program kerja, seperti bidang industri manufaktur masal dan pabrik, perikanan, pertanian, dan keperawatan (khusus careworker).

Sedangkan untuk jenis pekerjaan yang tidak terdapat di program magang antara lain pekerjaan di bidang industri penerbangan, perhotelan, restoran, keperawatan rumah sakit, perbaikan dan perawatan mobil, serta pengelolaan pembersihan gedung.

Perbedaan Peraturan Pindah Kerja

Mungkin ada pertanyaan, “Bolehkah pindah kerja karena bosan, tidak cocok, atau ingin mencoba pengalaman lain?”, mengenai hal ini sudah pasti terdapat regulasi yang jelas. Untuk peserta magang tidak diperbolehkan pindah jenis pekerjaan dengan kehendak sendiri kecuali terdapat hal darurat antara peserta magang  dan perusahaan.

Sedangkan untuk pekerja, secara garis besar status mereka sama dengan pekerja yang berasal dari Jepang. Jadi, jika Anda menjadi TKI di Jepang Anda mendapatkan kesempatan untuk pindah pekerjaan asal pada bidang yang sama.

Beberapa perbedaan magang dan kerja di Jepang ini bersifat perkiraan sesuai dengan pengalaman dan beberapa sumber. Bisa jadi terdapat perbedaan dengan keadaan yang Anda temukan di lapangan.

Baca juga: Agen Kerja Luar Negeri yang Terpercaya

Resiko Magang di Jepang

perbedaan magang dan kerja di jepang

Secara kasat mata magang di Jepang bisa mendatangkan banyak keuntungan, seperti pengalaman yang berharga dan nominal gaji yang menggiurkan. Namun, apakah tidak ada resiko sama sekali saat magang di Jepang? Sudah tentu semua hal ada kekurangan dan kelebihan. Berikut ini beberapa resiko magang di Jepang yang perlu Anda ketahui.

Waktu dan Biaya yang Tidak Sedikit

Seperti yang telah dijelaskan di atas, program magang di Jepang harus melalui LPK. Proses yang diperlukan sampai mendapatkan pekerjaan memakan waktu yang lama. Proses belajar bahasa memerlukan waktu kurang lebih 6 bulan. Belum lagi proses wawancara dan proses ACC dari perusahaan di Jepang.

Baca juga:  5 PT Penyalur Tenaga Kerja ke Korea yang Aman

Meski ada program magang dari pemerintah yang tidak dipungut biaya apapun, Anda perlu mengeluarkan biaya untuk kursus Bahasa Jepang di LPK yang tidak sedikit. Setidaknya Anda harus mengeluarkan uang sekitar 5-7 juta rupiah. Belum lagi jika Anda bekerja magang melalui LPK SO swasta, maka Anda perlu mengeluarkan biaya lainnya.

Problematika Peserta Magang

Peserta magang sering mengeluhkan besaran gaji dan durasi kerja yang tidak sesuai dengan kontrak kerja. Misalnya di bidang perikanan, peserta magang harus bekerja 20 jam sehari, namun gaji yang didapatkan tidak sesuai karena telah dipotong untuk berbagai hal yang menurutnya tidak wajar. Hal ini biasanya terjadi karena adanya miskomunikasi dari pihak LPK SO.

Pelanggaran Kontrak

Ketika terdapat permasalahan baik dari peserta magang itu sendiri atau dari perusahaan sering mengakibatkan peserta magang memilih untuk kabur. Jika sudah seperti ini peserta magang tersebut sudah tidak memiliki hak seperti asuransi dan jaminan lainnya. Namun, tidak sedikit dari mereka yang memutuskan untuk mencari pekerjaan secara ilegal.

Padahal seperti yang telah dijelaskan di atas, peserta magang tidak diperbolehkan pindah kecuali ada alasan darurat. Kepindahannya pun harus melalui beberapa prosedur, bukan atas kehendak sendiri. Jika sudah menjadi pekerja ilegal, akan sangat berisiko tertangkap imigrasi lalu dideportasi.

LPK Pengiriman (SO) dan Lembaga Penerima (AO) Tidak Memiliki Power

Meski pihak LPK SO telah memilih peserta magang dengan kualitas terbaik agar saat sampai di Jepang bisa beradaptasi dengan baik dan tidak mengalami kendala dan pihak AO sudah memilihkan perusahaan Jepang terbaik, tidak menutup kemungkinan ada oknum yang berbuat curang sehingga merugikan peserta magang. Jika sudah begini, peserta magang akan mengalami kesusahan.

Baca juga: PT Penyalur Tenaga Kerja ke Korea

Nah, demikianlah uraian mengenai perbedaan magang dan kerja di Jepang beserta resiko yang bisa terjadi saat magang di Jepang. Jadi, apakah Anda lebih memilih kerja di Jepang tanpa magang? Atau lebih memilih magang saja? Semoga artikel ini bermanfaat! 

Bagikan:

Tinggalkan komentar