Pengalaman Tes Masuk BPJS Ketenagakerjaan

Bekerja, siapa sih yang tidak mau? Rasanya tujuan kita ikut wajib belajar dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas rasanya masih belum cukup. Masih banyak yang melanjutkan pendidikan di tingkat perkuliahan. Lantas, tujuannya satu, supaya bisa diterima kerja. Supaya bisa menghasilkan uang.

Setiap orang punya kisah dan perjuangannya sendiri-sendiri dalam menghadapi seleksi karyawan. Ada orang yang tak masalah masuk di perusahaan apa pun, namun banyak juga yang mengidam-idamkan perusahaan tertentu. Salah satunya sepupu saya, anak jurusan ekonomi yang berharap bisa bekerja di BUMN.

Setahu saya, di awal tahun, ia mendaftar di salah satu perusahaan yang pasti sudah pernah kita dengar namanya: BPJS. Tepatnya, BPJS Ketenagakerjaan. Luar biasanya, setelah melalui tahapan yang panjang, ia akhirnya diterima dan hingga kini masih bekerja di sana. Saya pun memintanya menceritakan alur masuk. Doakan saja suatu hari saya bisa menyusul, hehe.

Baca Juga : Pengalaman Tes Masuk PLN, yang Mau Masuk, Baca!

 

Jadi, untuk bisa bekerja di BPJS Ketenagakerjaan, kita harus melalui banyak tahapan tes. Tes ini terdiri dari 5 tahapan, yakni tes online, confirmatory test, psikotes, FGD dan Wawancara Psikologis, juga medical check up dan interview user.

Pada tahap pendaftaran, kita langsung saja menuju website resmi seleksi BPJS ketenagakerjaan. Masukkan data-data yang dibutuhkan secara jelas dan lengkap. Pastikan tidak ada kesalahan pengetikan karena sangat berpengaruh terhadap masa depan kita nanti. Jika sudah, submit dan berdoalah.

Pada pendaftaran awal, kita sudah harus menentukan di posisi mana kita ingin bekerja nantinya. Jika bingung, kita tidak usah takut. Ada penjelasan tentang masing-masing pekerjaan, jadi kita tidak perlu takut salah memilih.

Baca juga:  Pengalaman Kerja Sales Asuransi, Pahit Rasanya, Simak Ceritaku!

Pengumuman diberitahukan melalui SMS dan email. Jika lulus, maka kita akan mendapatkan notifikasi. Pengumumannya sendiri berisi tentang kapan kita akan mengikuti tes online. Sekadar info mengenai tes online, durasi yang digunakan adalah 2 jam. Pastikan internet kita terkoneksi dengan baik, listrik menyala, dan kerjakan di tempat yang kondusif.

Tes online ini berupa tes potensi akademik yang terdiri dari beberapa tahapan. Ada tahapan mengerjakan tes verbal, matematika, spasial, nalar, hingga tes kepribadian. Untuk tes verbal, kita dihadapkan dengan sinonim dan antonim. Sementara, tes matematikanya berupa hitung-hitungan yang dasar tapi perlu trik supaya cepat dalam mengerjakan. Tes spasial berupa soal dengan gambar. Untuk tes nalar, kita harus mencari kesimpulan.

Baca juga : Pengalaman Mengikuti Tes Pertamina, BUMN Bergengsi di Indonesia

 

Contoh tes spasial

Jika lolos tes online, maka kita harus datang untuk tes kembali. Kali ini tahap confirmatory test, kita bertemu dengan ratusan bahkan ribuan orang lain yang sama seperti kita, juga ingin mencari pekerjaan. Sepupu saya mengira bahwa tesnya akan sulit, ternyata model soalnya sejenis dengan tes online.

Hasil tes akan diberitahu dalam kurun waktu 24 jam. Benar saja, setelah harap-harap cemas, kelolosan pun terpampang melalui SMS serta email yang masuk. Tes selanjutnya, yaitu psikotes, dilakukan sehari setelahnya. Untuk psikotes, jangan harap untuk mengisi asal-asalan, karena kita harus konsisten dalam pengisian jawaban.

Baca Juga : Pengalaman Test IELTS Band Score 6.5, Kalian Bisa Lebih!

Contoh tes wartegg

Psikotes yang dilakukan terdiri dari tes kraepelin, wartegg, tes gambar, serta EPPS. Untuk informasi tips mengerjakan tes. Namun ingat, jangan mudah percaya dan menelan mentah-mentah trik yang ada. Misalnya, di internet marak beredar “jawaban tes gambar psikotes”, lalu ada gambar-gambar tertentu. Semua itu tidak mutlak. Malahan aneh bukan, jika ada ribuan orang yang mempersiapkan psikotesnya, justru menggambar hal yang sama? Tip lagi, umumnya tes gambar menggunakan pensil HB (bukan 2B). Untuk berjaga-jaga, siapkan saja dua-duanya.

Baca juga:  Rasanya Kerja di Startup IT Tanpa Background IT, Ini Ceritanya

Pengumuman akan diberitakan di hari itu juga (bahkan kabarnya bisa saja subuh baru diberi tahu). Jika lolos, maka kita akan berlanjut ke tahap FGD (Forum Group Disscussion) serta wawancara psikologis. Wawancara ini tergantung dari isian psikotes di hari sebelumnya, jadi jangan menjawab ngawur, ya.

Pada tahap ini juga, data diri akan diminta. Jangan sampai ada yang tertinggal. Mulai dari ijazah, transkrip nilai, KTP, SKCK, serta dokumen-dokumen lain akan diperiksa terlebih dahulu. Jika sudah oke, baru masuk ke tahap FGD.

Pada tahap FGD, seluruh peserta dibagi menjadi grup kecil beranggotakan 5-6 orang. Masing-masing grup akan membahas suatu masalah. Selama kegiatan berlangsung, semua peserta dinilai oleh psikolog. Di sinilah sifat asli kita terlihat. Ada tipe orang yang aktif memberikan ide, ada yang lebih pasif. Ada yang terserah-terserah saja, ada pula yang ngotot. Pastikan kita tetap menjadi diri kita sendiri, namun tentunya dalam versi yang baik.

Usai tahap ini, peserta dipersilakan pulang ke kediaman masing-masing. Tahap selanjutnya masih sangat lama, untuk menunggu pengumuman sekitar sebulanan. Jika lolos, maka artinya selamat! Hanya tersisa sedikit langkah lagi menjadi karyawan BPJS Ketenagakerjaan.

Tahapan itu antara lain medical check up dan wawancara user. Pada tahap cek kesehatan, semua organ tubuh kita akan dicek. Jadi, sembari menunggu pengumuman, mulailah mempraiktikkan gaya hidup sehat. Setidaknya kondisi tubuh akan lebih baik.

Tahap terakhir adalah wawancara user. Pastikan penampilan kita rapi, beri kesan yang baik kepada pewawancara. Jangan lupa siapkan pengetahuan seputar BPJS, jangan sampai kalau ditanya kita malah tidak tahu atau sok tahu.

Jika sudah melewati prosesnya, lalu dihubungi kembali, maka selamat! Pekerjaan impian pun digenggam. Meski sulit, bukan tidak mungkin, kan?

Bagikan:

Tinggalkan komentar